Saturday, 8 June 2013

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN PASIEN PENYAKIT KRONIS



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan dirinya  secara terapeutik sebagai kiatnya. Keperawatan jiwa juga merupakan salah satu dari lima inti disiplin kesehatan mental. Perawat menjalankan profesinya menggunakan ilmu pengetahuannya menerapkan ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik keperawatan.
Pelayanan keperawatan, kesehatan jiwa bukan hanya ditujukan pada klien dengan gangguan jiwa tetapi juga pada klien dengan masalah psikososial, yang ditujukan pada semua orang dan lapisan masyarakat sehingga tercapai sehat mental dan hidup harmonis secara produktif.
Manusia sebagaimana dia ada pada suatu waktu merupakan suatu interaksi antara badan, jiwa dan lingkungan. Ketiga unsur  ini saling  mempengaruhi segala keutuhan manusia sebagai mana dia ada. Konsep kesehatan jiwa memang perlu adanya  pengalaman dan penanganan  khusus oleh karena permasalahan yang berhubungan dengan kejiwaan sangatlah rumit dan sulit untuk membeda-bedakan orang yang mengalami gangguan jiwa dan orang normal, perbandingannya sangat tipis dan hampir tampak seperti orang yang normal.
Oleh karena itu, memang perlu adanya kemampuan khusus baik ilmu maupun ketrampilan dalam penerapan asuhan keperawatan jiwa. Keperawatan sebagai bagian dari kesehatan jiwa merupakan bidang spesialis praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik kiatnya. Perawat jiwa dalam bekerja memberikan stimulus konstruktif kepada klien(individu, kelompok, dan masyarakat) dan berespon secara konstruktif sehingga klien belajar cara penyelesaian masalah.
Keberhasilan perawatan klien dengan penyalagunaan tergantung dari bagaimana perawat secara terapeutik memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan masalah jiwa. Kita sebagai mahasiswa calon-calon tenaga perawat harus di persiapkan untuk menghadapi tantangan dalam perawatan jiwa.  Pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang baik adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang perawat . Praktek lapangan secara langsung untuk penerapan teori, pemantapan ketrampilan dan penggunaan sikap dalam menghadapi masalah di lapangan itu perlu.
Manusia sebagaimana dia ada pada suatu waktu merupakan suatu interaksi antara badan, jiwa dan lingkungan. Ketiga unsur  ini saling  mempengaruhi segala keutuhan manusia sebagai mana dia ada. Konsep kesehatan jiwa memang perlu adanya  pengalaman dan penanganan  khusus oleh karena permasalahan yang berhubungan dengan kejiwaan sangatlah rumit dan sulit untuk membeda-bedakan orang yang mengalami gangguan jiwa dan orang normal, perbandingannya sangat tipis dan hampir tampak seperti orang yang normal.
Oleh karena itu, memang perlu adanya kemampuan khusus baik ilmu maupun ketrampilan dalam penerapan asuhan keperawatan jiwa. Keperawatan sebagai bagian dari kesehatan jiwa merupakan bidang spesialis praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik kiatnya. Perawat jiwa dalam bekerja memberikan stimulus konstruktif kepada klien(individu, kelompok, dan masyarakat) dan berespon secara konstruktif sehingga klien belajar cara penyelesaian masalah.
Keberhasilan perawatan klien dengan penyalagunaan tergantung dari bagaimana perawat secara terapeutik memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan masalah jiwa. Kita sebagai mahasiswa calon-calon tenaga perawat harus di persiapkan untuk menghadapi tantangan dalam perawatan jiwa.  Pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang baik adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang perawat . Praktek lapangan secara langsung untuk penerapan teori, pemantapan ketrampilan dan penggunaan sikap dalam menghadapi masalah di lapangan itu perlu.
Klien yang dirawat di rumah sakit umum dengan masalah fisik juga mengalami masalah psikososial seperti berdiam diri, tidak ingin bertemu dengan orang lain, merasa kecewa, putus asa, malu dan tidak berguna disertai keragu-raguan dan percaya diri yang kurang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien seperti laboratorium, CT scan dan tindakan seperti suntikan, infus, observasi rutin sering membuat klien merasa sebagai objek.
Keluarga juga sering merasa khawatir dan ketidakpastian keadaan klien ditambah dengan kurangnya waktu petugas kesehatan seperti dokter dan perawat untuk membicarakan keadaan klien terutama pada ruangan gawat darurat, tim kesehatan fokus pada penyelamatan klien dengan segera. Klien dan keluarga kurang diberi informasi yang dapat mengakibatkan perasaan sedih, ansietas, takut marah, frustasi dan tidak berdaya karena infomasi yang kurang jelas disertai ketidakpastian. Dengan melakukan asuhan keperawatan pada konsep diri klien yang diintegrasikan secara komprehensif, diharapkan klien dan keluarga sesegera mungkin dapat berperan serta sehingga self care atau perawatan diri dan family support (dukungan keluarga dapat terwujud).
Keadaan klien dan keluarga ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Salah satu aspek yang dapat dilakukan adalah asuhan keperawatan psikososial yang akan membhas tentang penyakit terminal, penyakit kronis, kehilangan, ansietas, gangguan konsep diri, dan masalah krisis. Dalam kehidupan, manusia harus mengatasi masalah terus menerus untuk menjaga keseimbangan atau balance antara stress dan mekanisme koping. Jika tidak seimbang maka akan bisa terjadi kondisi kronis.
Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai stadium terminal yang ditandai dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan akhirnya kematian.
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif atau palliative care.
Dalam perawatan paliatif maka peran perawat adalah memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien kronis untuk membantu pasien menghadapi penyakitnya.

0 komentar:

Post a Comment