1
Latar Belakang Masalah
Pencapaian nilai standar
kelulusan menjadi lebih berat bagi siswa sejak pemerintah menaikan standar kelulusan
sebesar 5,50 di tahun 2009 diperlukan kerja keras dari seluruh elemen untuk
memperhatikan dan berbuat semaksimal mungkin agar dapat bersaing dengan
negara-negara lain yang sudah semakin maju. Namun, hal ini terasa sangat berat
karena negara kita melihat nilai standar kelulusan tersebut sebagai beban bukan
sebagai motivasi untuk terus bergerak maju, dan di sini faktor utama yang
paling dominan untuk melakukan perubahan itu di awali dengan adanya guru-guru
yang mampu untuk dapat mewujudkan nilai standar kelulusan tersebut.
Mengubah suatu bangsa menjadi bangsa
yang terhormat dan disegani tentulah tidak mudah, namun bukan hal mustahil jika
bangsa tersebut mampu menanamkan pondasi yang kuat untuk tegaknya bangsa. Untuk
dapat menanamkan pondasi yang kuat diperlukan suatu proses pendidikan yang
mampu merubah cara pandang bangsa dari yang konvensional menjadi modern dalam
arti proses pendidikan itu harus mampu menghasilkan Out Put yang memiliki
kompetensi unggul di bidangnya.
Guru yang merupakan salah satu pelaku
dalam proses pendidikan harus memiliki kemampuan dalam merencanakan dan
melaksanakan Proses Belajar Mengajar. Kemampuan ini akan menjadi bekal guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar. Karena
itu pendidikan menjadi proses jangka panjang yang memerlukan perencanaan
matang, meliputi : mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian.
Peranan siswa atau peserta didik dalam
Proses Belajar Mengajar turut menentukan keberhasilan dari proses tersebut
sehingga siswa perlu diberikan motivasi agar tumbuh minat yang besar dalam
hatinya untuk terlibat langsung dalam proses belajar mengajar agar memperoleh
hasil sesuai dengan harapan. Tidak sedikit siswa yang enggan belajar pada
materi-materi tertentu karena dianggap tidak diperlukan, seperti pada pelajaran
ekonomi khususnya pokok bahasan koperasi. Bagi siswa materi koperasi dianggap
sebagai materi yang hanya sekedar diketahui saja, padahal sesungguhnya belajar
koperasi harus dipahami secara mendalam agar para siswa nantinya setelah lulus
mampu memberikan kontribusi pada perkembangan koperasi yang ada di Indonesia
umumya. Karena kita ketahui bersama bahwa keberadaan Koperasi yang merupakan
soko guru perekonomian bangsa Indonesia belum memiliki pengaruh besar terhadap
perekonomian dibandingkan dengan Badan Usaha lainnya. Akhirnya menjadi
tugas Guru untuk menerapkan suatu metode pengajaran yang tepat agar mampu
menumbuhkan minat siswa dalam belajar sehingga hasil yang diharapkan
benar-benar dapat dicapai secara maksimal.
Prinsip-prinsip
modern juga menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan secara lebih luas, untuk dapat mengolah, menggunakan nilai dan
mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Dengan demikian kemudahan akan
timbul di pihak pengajar dan siswa-siswapun memperoleh hasil belajar yang
maksimal. Dengan menyadari akan tujuan dan pentingnya pengajaran ekonomi, maka keberhasilan siswa dapat tergantung kepada
pendidik untuk membawa siswa ke tingkat kematangan. Oleh sebab itu, tidak hanya
guru yang baik, tetapi juga pada penggunaan metode yang tepat. Dalam hal ini
guru harus dapat mengenal dan menguasai berbagai jenis metode dalam mengajar ekonomi.
Salah satu metode interaksi edukatif yang dewasa ini
menjadi strategi mengajar dengan kurikulum KTSP adalah metode diskusi. Metode
diskusi kelompok yaitu pembelajaran yang melibatkan unsur-unsur siswa itu
sendiri, sehingga siswa dapat berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
sulit. Metode diskusi mempunyai keuntungan antara lain:
1)Mempertinggi peran serta secara perseorangan,
2)Mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan
3) Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.
(Sukarno,1977:17)
Diskusi kelompok dapat dilakukan antara
guru dengan seluruh siswa, guru dengan sekelompok siswa, siswa dengan siswa
dalam kelompok dan siswa dengan siswa dalam kelas. Dengan demikian yang dapat
menjadi pemimpin tidak hanya guru, tetapi lebih baik jika guru membimbing siswa
agar mmpu memimpin diskusi, kalau demikian guru dapat dikatakan berhasil. Dalam metode diskusi kelompok inilah terjadi proses
interaksi antara dua individu atau lebih dalam pemecahan masalah. Dalam diskusi
kelompok ini proses interaksi antara dua individu atau lebih, saling tukar
menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah yang dapat terjadi, yang
semuanya aktif sebagai pendengar saja, mengajar dengan metode seperti ini dapat
membuka cakrawala berpikir bagi siswa
secara aktif dan kreatif.
Metode diskusi
kelompok yang menekankan pada interaksi antara siswa dengan orang lain diskusi
kelompok merupakan metode belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil,
saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memriksa dan memperbaiki
jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan untuk mencapai prestasi
belajar yang gemilang. Nur (1999:46) berpendapat bahwa :
Pembelajar diskusi kelompok yaitu pembelajaran yang
melibatkan unsur-unsur siswa itu sendiri, sehingga siswa dapatr berinteraksi
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Pembelajaran diskusi kelompok
merupakan cara proses belajar siswa yang dalam satu kelompok setiap individu
saling membantu terhadap yang lain dalam kelompoknya sehingga tercapai tujuan
bersama.
Berdasarkan uraian
di atas dapatlah dikatakan bahwa metode diskusi kelompok dalam mengajar sangat
diperlukan bagi seorang guru, karena dengan metode diskusi kelompok siswa dapat
mempertinggi partisipasi secara individual dan dapat mempertinggi kegiatan
kelas secara keseluruhan. Penggunaan metode ini perlu terlebih dahulu
pengarahan oleh guru yang bersangkutan, sehingga proses pelaksanaannya tidak
menimbulkan masalah atau perlu ketertiban yang khusus.
Namun bagaimana
dengan siswa yang dominan belajar sendiri segala sesuatu banyak dikembangkan
oleh dirinya sendiri tanpa bantuan teman yang lain. Kita ketahui bahwa siswa
yang belajar sendiri lebih banyak memeiliki kendala diantaranya ide-ide
mengembangkan pelajaran dipikirkan sendiri, tidak ada kritikan yang membangun,
lebih besar keragu-raguan dalam mengambil kesimpulan akhir. Apakah hasil
belajar siswa tersebut lebih baik dengan berkelompok, untuk dapat mengetahui
lebih lanjut perlu dilakukan penelitian.
0 komentar:
Post a Comment