BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan
berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan
masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik( Dep Kes RI, 2010 )
Wanita selama kehamilannya memerlukan
waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidak nyamanan
dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh,
bentuk payudara, pigmentasi kulit,
serta pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut
tampak jelek dan tidak percaya diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya
tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari
bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan
sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Helen, 2006).
Wanita
dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa kehamilan untuk
beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan proses sosial
dan kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri tetapi dipelajari (rubbin, affonso). Untuk menjadi seorang
ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang
ibu yang melakukan perawatan. Sebaliknya seorang dewasa harus mengubah
kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat
diprediksi, yang diciptakan seorang bayi.
Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi wanita yang mempunyai anak dan
multipara wanita yang memiliki anak menjadi wanita yang memiliki anak – anak.. Seiring persiapannya untuk menghadapi
peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi
orang tua begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap – siap untuk menjadi
seorang ayah.
Selama
kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional.
Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia
karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama
untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa
khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya
tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya
maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Inilah
waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru. Sebagai
seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat
memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan
(Depkes RI, 2006)
0 komentar:
Post a Comment