BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Indonesia
sebagai salah satu Negara sedang berkembang banyak mengalami masalah dibidang
Kesehatan diantaranya derajat kesehatan. Derajat kesehatan antara lain
ditentukan oleh derajat kesehatan Ibu dan Anak sebagai kelompok penduduk yang
rawan dan tentan. Oleh sebab itu, perlu diupayakan penurunan angka kematian ibu
dan bayi merupakan indikator penilaian derajat kesehatan masyarakat (Depkes RI,
2004).
Program
peningkatan penggunaan air susu ibu, merupakan program perioritas, karena
dampaknya yang luas terhadap status gizi. Deklarasi Indonesia tahun 1990
tentang perlindungan promosi dan dukungan terhadap penggunaan Air Susu Ibu di
sepakati pula untuk pencapaian pemberian Air Susu Ibu telah dicanangkan kembali
gerakan masyarakat peduli Air Susu Ibu pada tanggal 2 Agustus 1999 oleh
presiden Republik Indonesia (Roesli, 2008).
Di Indonesia menurut Unicef (United
Nations International Children’s Emergency Fund) para ibu cenderung untuk lebih
dini berhenti memberikan Air Susu Ibu eksklusif, hal ini akibat pengenalan
makanan padat atau makanan cair lainnya yang terlalu dini. Pada tahun 2000
diperkirakan bayi yang mendapat Air Susu Ibu eksklusif pada bulan ke 1
kehidupannya adalah 63%, persentase ini secara bertahap terus menerus yaitu 45%
pada bulan ke 2, sebesar 30% pada bulan ke 3, sebesar 19% pada bulan ke 4 dan
sebesar 12% pada bulan ke 5 serta hanya 6% pada bulan ke 6. Data ini
menyebutkan pula sekitar 11% ibu berhenti menyusui pada bulan ke 12 lalu
sekitar 75% bayi sudah mendapat makanan selain ASI pada jam-jam pertama
kehidupannya, bahkan pada beberapa hari setelah itu, sebelum ibu memutuskan
untuk menyusui (Waldi, 2005).
Dipropinsi Nanggroe Aceh Darussalam
cakupan ibu menyusui tahun 2006 adalah 42%, yang memberikan Air Susu Ibu eksklusif kepada bayi 6 bulan sampai 1 tahun
adalah 32% (Depkes RI, 2006). Di Kabupaten Pidie jumlah cakupan ibu menyusui
tahun 2008 adalah sebesar 32% dan di Kecamatan Muara Tiga yaitu 27, 7% yang
memberikan Air Susu Ibu ekslusif kepada bayi 6 bulan sampai dengan 1 tahun dari
205 ibu menyusui (PWS KIA Puskesmas Kecamatan Muara Tiga, 2007).
Dalam kondisi normal ASI diproduksi
sebanyak lebih kurang 100cc hari pertama, menjadi konstan setelah bayi 10
sampai 14 hari. Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kira 550-1000
ml setiap hari jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
sebagai berikut: Cara Menyusui Posisi Badan ibu dan Badan Bayi, Ibu duduk atau
berbaring dengan santai, Pegang bayi pada belakang bayinya, Badan bayi
menghadap kebadan ibu, Rapatkan dada bayi dengan dada ibu, Jauhkan hidung bayi
dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu. perawatan
payudara hendaknya dimulai sejak kehamilan 4 bulan. Setiap kali mandi payudara
dan putting dicuci dengan sabun. Sesudah kehamilan 8 bulan dilakukan
pengurutan payudara dengan jari kearah putting susu sehingga mengeluarkan air
susu (Kolostrum). Pola makan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang
diperlukan karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna
tanpa makanan yang cukup, untuk membantu produksi ASI yang baik. Makanan ibu
harus memenuhi jumlah kalori protein lemak dan vitamin serta mineral yang
cukup, minum banyak 8-12 gelas sehari.
0 komentar:
Post a Comment