Saturday, 18 May 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN VULNUS PUNCTUM DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Luka adalah hilang atau rusaknya jaringan tubuh keadaan ini dapat di sebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. (Sjamsuhidajat, 2004).
Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak ini ialah penyembuhan luka yang dapat di bagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan penyundahan yang merupakan perupaan kembali (remodelling) jaringan. (Sjamsuhidajat, 2004).
Berdasarkan sifat dan kejadian, luka di bagi menjadi dua, yaitu luka di sengaja dan luka tidak di sengaja. Luka di sengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak di sengaja contohnya adalah luka tekena trauma. Luka yang tidak di sengaja (trauma) juga dapat di bagi menjadi luka terbuka dan tertutup. Di sebut luka tertutup jika tidak terjadirobekan, sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan kelihatan seperti luka abrasio (luka akibat gesekan), luka punctuture(luka akibat tusuka), dan hautraction (luka akibat perawatan luka).  (A. Aziz Alimul H.2002)
Mekanisme terjadinya luka tergantung pada jenis luka. Insisi terjadi karena teriris oleh instrumaen yang tajam. Luka memar terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan di karakteristik oleh cedera pada jaringan lunak. Luka lecet terjadi akibat begeskan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. Luka tusuk yang tejadi akibat adanya benda seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit. Luka gores terjadi akibat benda yang tajam seperti kaca atau kawat. Luka tembus yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka (sumantri, 2007)
Kira-kira 10% dari pasien denagn luka mendapatkan infeksi luka nosokomial,termasuk luka bedah dan luka trauma, luka bakar, ulkus neuropatik, dan ulkus dekubitus. Bakteri yang menyebabkan infeksi dapat di tlarkan ke pasien dari petugas perawatan kesehatan atau dari pengunjung. Pasien dan staf harus di ajarkan tentang strategi pengendalianinfeksi, seperti teknik mencuci tangan yang tepat, dan prosedur mengganti balutan yang tepat untuk mengurangi insidens kontaminasi luka atau infeksi silang.
Lebih dari 80% pasien masuk ke ruang gawat darurat adalah di sebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, berupa tabrakan sepeda motor, sepeda yang penyebrang jalan yang di tabrak sisanya merupakan kecelakaan yang di sebabkan oleh jatuh dari ketinggian, tertimpa benda, olahraga dan korban kekerasan.(Muharsanto, 2008)
Vulnus punctum merupakan bagian dari trauma tajam yang mana luka tusuk masuk ke dalam jaringan tubuh dengan luka sayatan yang sering sangt kecil pada kulit misalnya luka tusuk pisau.
Vulnus Punctum merupakan cedera penetrasi. Penyebab nya berkisar dari paku sampai pisau atau peluru. Walaupun perdarahan nyata sering kali sedikit, kerusakan jaringan internal dan perdarahan dapat meluas dan mempunyai resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan dengan adanya benda asing pada tubuh.
Pada luka-luka terbuka dimana terdapat kehilangan jaringan yang signifikasi, di katakan bahwa penyembuhan terjadi secara intisif sekunder. ( Morison,2004)
Jika abdomen mengalami vulnus punctum, usus yang menempati sebagian besar rongga abdomen akan sangat rentan untuk mengalami trauma penetrasi. Secara umum organ-organ padat berespon terhadap trauma dengan perdarahan. Sedangkan organ berongga bila pecah mengeluarkan isinya dalam hal ini bila usus pecah akan mengeluarkan isinya ke dalam rongga peritoneal sehingga akan mengakibatkan peradangan atau infeksi. .
 Gambaran klinis dari vulnus punctum adalah nyeri, hilangnya fungsi, defornitas pemendekan ekstremitas, krepitus, pembengkakan lokal,perubahan warna (Smilder,2002)
Penatalaksanaan vulnus punctum sejalan luka melalui fase-fase penyembuhan banyak elemen, seperti nutrisi yang tidak adekuat, kersuhan, istirahat, dan posisi menentkan seberapa cepat proses penyembuhan terjadi.faktor-faktor ini intervensi yang menunjukkan faktor ini dapt membantu untuk meningkatkan penyembuhan luka.(Smilder,2002)
Di Amerika kejadian kecelakaan lalu lintas setiap tahun di perkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah terseut 10% korban meinggal sebelum tiba di rumah sakit dan lbih tinggi dari 100.000 korban menderita berbagai tingkat kecelakaan lalu lintas tersebut ( Muharsanto,2008).
Sedangkan di indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan yang cukup serius. Menurut data dari mabes polri setiap tahun tercatat 9856 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas jalan tersebut. Tingginya korban tersebut di sadari telah mendorong tingginya biaya pemakai jalan, secara ekonomis menyebabkan terjadinya pemborosan sumber daya. Berbagai upaya penanganan juga telah di lakukan untuk mengurangi jumlah dan kelas kecelakaan lalu lintas ( accident severity) tersebut. Di jakarta sendiri dari 614 kasus kecelakaan lalu lintas yang di atopsi sepanjang tahun 1982, 490 kasus sebab kematiannya merupakan hasil kecelakaan lalu lintas yang fatal yang mana korban kecelakaan lalu lintas mengalami luka-luka di bagian kepala, ekstremitas atas, ekstremitas bawah, tubuh depan dan tubuh belakang ( Muharsanto,2008).    
Berat ringan nya vulnus punctum tergantung dari dua faktor yaitu : lokasi anatomi injury,kekuatan tusukan,perlu di pertimbangkan panjangnya benda yang digunakan untuk menusuk dan arah tisukan. (Sjamsuhidajat, 2004).
Adapun masalah keperawatan yang muncul pada kasus vulnus punctum yaitu nyeri, gangguan pola nutrisi,resiko tejadinya infeksi, gangguan rasa nyaman, maka dalam hal itu peran perawat sangat penting untuk mengatasi masalah yang timbul pada pasien. Karena perawat merupakan seperangkat tingkah laku yang di harapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam suatu sistem peran perawat yang di pengaruhi oleh keadaan sosial baik dalam maupun luar profesi keperawatan dan sifat kontan.

0 komentar:

Post a Comment