Thursday, 16 May 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Sy DENGAN FRAKTUR FIBULA DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH



BAB I
PENDAHULUAN
                     
A. Latar Belakang
Fraktur adalah patah tulang, biasanya di sebabakan oleh trauma atau tenaga fisik. ( Joe and Harold,2005)
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan umumnya di sebabkan oleh ruda paksa. ( Sneltzer,C, 2002)
Fraktur fibula adalah terputusnya tulang fibula yang mempunyai subkutan paling panjang yang paling sering mengalami cidera.( Joe andHarold, 2005)
Ada beberapa istilah yang di pakai untuk menjelaskan fraktur :
Sudut patah (fraktur Transversal) adalah fraktur yang garis patahnya tegek lurus terhadap sumbu panjang tulang. Fraktur oblit adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur multipel adalah pada satu tulang, Fraktur segmemtal adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabb kan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. Fraktur impaksi terjadi ketika dua tulang menumbuk (akibat tubrukan ) tulang ketiga yang berada di antaranya, seperti sau vertebra dengan dua vertebra. Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya. Fraktur greenstik adalah memisahkan satu fragmen tulang pada tempat insersi tendom ataupu ligamen.( joe and harold,2007)
Sebagian besar patah tulang merupakan akibat cedera, seperti kecelakaan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar dari pada kekuatan tulang.( Herdinrusli,2007)
Tanda dan gejala fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna.( Smeltzer. C,2002)
Fraktur serring kali terjadi di negara kita, khususnya di kota. Ratusan orang meninggal dan luka-luka tiap tahun karena peristiwa ini. Fraktur sering terjadi pada laki-laki remaja dan dewasa yang umumya sering menggunakan kenderaan dan melakukan aktivitas berat yang tidak terkontrol. Negara indonesia, kasus fraktur fibula sangat tinngi. Trauma merupakan pembunuh nomor tiga di indonesia. Menurut data Kepolisian Republik Indonesia tahun 2003, jumlah fraktur fibula di jalan mencapai 13.399 kejadian 6.142 orang mengalami luka berat, dan 8.694 mengalami luka ringan. Dengan data itu,rata-ratasetiap hari,terjadi 40 fraktur fibula yang menyebabkan 30 orang meninggal dunia.( Amrizal,2007)
Penanganan fraktur biasanya menyertai trauma untuk itu sangat penting untuk melakukan pemerikasaan terhadap jalan nafas,(air way), proses pernafasan (breathing), dan sirkulasi (crculation) apakah terjadi shok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada maslah lagi, baru di lakukan anemnesis dan pemeriksaan fisik secara terpencil, waktu terjadinya kecelakaan penting dinyatakan untuk mengetahui beberapa lama sampai di rumah sakit, meninggal golden periode 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semekin besar, lakukan anemnesis dan pemeriksaan fisik secara tepat, singkat dan lengkap.( mansjoer A. 2000).
Melihat kompleknya permasalahan yang timbul maka di perlukan peran perawat yang spesifik dalam melengkapi masalh yang ada pada pasien dengan memberikan Asuhan Keperawatan secara komprehensif yang mencakup aspek bio, psiko, sosio dan spiritual. Perawat juga tidak terlepas dari seorang yang memberi asuhan keperawatan, pembela sebagai melindungi klien, memberi bimbingan dan sebagai sumber informasi yang dapat membantu, memecahkan masalah klien.( Kusnanto,2004).

0 komentar:

Post a Comment