Collembola mempunyai keanekaragaman spesies
yang tinggi sehingga terjadi perbedaan pengklasifikasian Collembola. Beberapa
pakar mengelompokkan Collembola sebagai ordo dari kelas Hexapoda atau Insecta
(Triplehorn & Johnson 2005). Sedangkan kelompok pakar lain mengelompokkan
Collembola sebagai takson kelas yang terpisah dari kelas Insecta.[1]
Penentuan karakter morfologi antara
Collembola dan Insecta menunjukkan adanya perbedaan prinsip yang dapat
memisahkan Collembola dari kelas Insecta. Karakter-karakter tersebut adalah
adanya perbedaan ruas pada kaki, toraks, dan abdomen. Selain itu Collembola
mempunyai tabung ventral, furkula, tenakulum, dan hanya mempunyai oseli
(Suhardjono 1992). Berdasarkan perbedaan karakter tersebut maka Collembola di
dalam tesis ini tidak termasuk ke dalam kelas Insecta.
Menurut Greenslade (1996) Collembola
dibagi menjadi tiga ordo, yaitu Arthropleona, Symphypleona, dan Neelipleona.
Ordo Arthropleona meliputi spesies yang mempunyai tubuh memanjang, batas antara
toraks dan abdomen jelas. Sedangkan ordo Symphypleona dan Neelipleona berbentuk
bulat dengan batas antar ruas tubuh kurang jelas.
Akan tetapi klasifikasi yang
dipergunakan adalah menurut Jordana &
Arbea (1989) dan Deharveng (2004) yang membagi Collembola menjadi empat ordo,
yaitu Poduromorpha, Entomobryomorpha, Symphypleona, dan Neelipleona. Alasan
pemilihan klasifikasi yang dipergunakan oleh Deharveng (2004) karena
pengklasifikasiannya sudah dikaitkan antara pendekatan morfologi, ketotaksi,
dan molekuler. Ketotaksi adalah susunan dan tata nama seta atau modifikasi seta
seperti seta mikro, seta makro, botriotrika, sisik, dan spina pada setiap
bagian tubuh Collembola (Suhardjono 1992).
Ordo Poduromorpha mempunyai bentuk tubuh
bulat konveks; silindris; ruas toraks dan abdomen mudah dibedakan; prognatus;
tergit toraks I jelas dan berseta; segmen tubuh I sampai dengan IV sama
panjang. Ordo Entomobryomorpha mempunyai tubuh pipih silindris; ruas toraks dan
abdomen mudah dibedakan; prognatus; tergit toraks I tidak berkembang dan tidak
berseta; segmen tubuh I sampai dengan IV panjangnya tidak selalu sama. Ordo
Neelipleona dan Symphypleona mempunyai bentuk tubuh bulat. Ordo Neelipleona dan
Symphypleona dapat dibedakan dari keberadaan mata; peruasan toraks dan abdomen;
bentuk kepala; serta ukuran antena (Greenslade et al. 200).
Penelitian
mengenai hewan tanah di Indonesia masih sedikit sekali. Penelitian tenetang
hewan tanah yang pertama-tama di Indonesia dilakukan pada tahun 1925 oleh
Dammrman. Dari hasil penelitian itu ternyata hewan permukaan tanah yang paling
tinggi kepadatan populasinya adalah Hymenoptera yaitu family Formicidae, dan
diikuti oleh Coleoptera, Oniscoidea dan Arachnida. Dari hasil penelitian
Adianto di Jawa Barat dan Suhardjono di kalimantan ternyata hewan tanah
tertinggi kepadatan populasinya di lantai hutan adalah Collembola, kemudian di
ikuti oleh Arachnida dan kelompok lainnya. Hewan dalam tanah yang tertinggi
kepadatan populasinya Adianto ialah Collembola.[2]
0 komentar:
Post a Comment