Telah banyak di publikasikan bahwa dilantai hutan Collembola
tertumpuk pada lapisan atas yaitu di lapisan serasah dan lapisan humus.Walaupun
demikian distribusi setiap jenis Collembola tidak sama. Ukuran-ukuran pori-pori
tanah itu sangat menentukan distribusi Collembola karena hewan tanah itu tidak
dapat mebuat lubang dalam tanah, dan demikian semakin kedalam tanah kemungkinan
besar yang banyak ditemukan adalah Collembola yang ukurannya kecil.Di samping
ukuran pori-pori tanah itu, distribusi suhu, kelembaban, dan factor lingkungan
lainnya juga ikut menentukan distribusi Colembola. Distribusi tersidiannya
makanan di lapisan tanah juga sangat menentukan distribusi Collembola di dalam
tanah.[1]
Distribusi Collembola disuatu tempat menurut Suwondo, dkk (2006) dipengaruhi
oleh faktor lingkungan, ketersediaan makanan, pemangsaan dan kompetisi. Tekanan
dan perubahan lingkungan dapat mempengaruhi jumlah jenis dan perbedaan pada
struktur.
Distribusi hewan di alam menurut Nurdin (1992) dapat
dikelompokkan atas tiga bentuk. Bentuk teratur (uniform), yaitu yang
individu-individunya tersebar teratur dilokasi penyebarannya. Bentuk random
dimana individu tersebar secara sembarangan di daerah tersebut dan berkelompok
(clump) dimana individu-individu selalu mengelompok dan jarang ditemukan
sendiri-sendiri.
Distribusi Collembola sangat luas karena
dapat ditemukan di berbagai macam habitat seperti daerah kutub, gurun, sub
tropis, dan daerah tropis (Greenslade 1996). Distribusi Collembola bisa dengan
bantuan partikel tanah dan bahan organik, bias juga dengan bantuan angin atau
air (Dunger et al. 2002). Famili Hypogastruridae dapat ditemukan baik di
daerah tropis maupun sub tropis. Genus Chrematocephalus, spesies C.
celebensis mempunyai sebaran yang kosmopolitan, meliputi Jepang, China,
Srilangka, Indonesia, Papua, Britania baru, dan Australia (Suhardjono 1992).
Akan tetapi ada beberapa spesies
Collembola terrestrial yang bersifat endemik, bahkan dikenal mempunyai tingkat
endemisme yang tinggi (Hopkin 1997). Contoh Xenylla orientalis Handschin
yang hanya terdapat di pulau Jawa (Handschin 1932 dalam Suhardjono 1992).
Endemisme dapat terjadi salah satunya karena seleksi alam, seperti adanya
pembatas alam berupa laut, sifat tanah, dan cara penyebaran (Suhardjono 1992).
0 komentar:
Post a Comment