1.
Pengertian Air Susu Ibu
Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang
berguna sebagai makanan bagi bayinya Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku
dimana hanya memberikan Air Susu Ibu saja kepada bayi sampai umur 4 (empat)
bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. ASI dalam
jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan
gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan
utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal ( Siregar,
2004).
Secara alamiah, seorang ibu mampu menghasilkan Air Susu Ibu segera
setelah melahirkan. ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan bagian hulu dari
pembuluh kecil air susu. ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi
karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi
yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan seperti susu
sapi, susu kerbau, atau susu kambing. Pemberian ASI secara penuh sangat
dianjurkan oleh ahli gizi diseluruh dunia. Tidak satupun susu buatan manusia
(susu formula) dapat menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi,
seperti yang diperoleh dari susu kolostrum (Kamalia, 2005).
Pernyataan tersebut didukung oleh Syahmien Moehji (2002) yang mengatakan
bahwa ASI merupakan makanan yang mutlak untuk bayi yaitu pada usia 4-6 bulan
pertama kehidupannya. ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi
dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Jika dibandingkan dengan
susu sapi, Air Susu Ibu mempunyai kelebihan antara lain mampu mencegah penyakit
infeksi, ASI mudah didapat dan tidak perlu dipersiapkan terlebih dahulu.
Melalui ASI dapat dibina kasih sayang, ketentraman jiwa bagi bayi yang sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jiwa bayi. Dengan demikian ASI
merupakan makanan terbaik bagi bayi danmempunyai kelebihan yang tidak dimiliki
oleh susu sapi (Kamalia, 2005).
Oleh karena itu ASI harus diberikan pada bayi, sekalipun produksi ASI
pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian
air gula, air teh, air tajin dan makanan prelaktal (sebelum ASI lancar produksi)
lain, harus dihindari untuk mendapatkan manfaat maksimal dari ASI, maka
sebaiknya menyusui dilakukan setelah bayi lahir (dalam waktu 30 menit setelah
bayi lahir) karena daya hisap pada saat itu paling kuat untuk merangsang pengeluaran
ASI selanjutnya (Kamalia, 2005).
2. Kebaikan ASI dan Menyusui.
ASI
sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a.
ASI merupakan makanan alamiah
yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki
komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan
bayi.
b.
ASI mengadung laktosa yang
lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan
dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk: Menghambat pertumbuhan
bakteri yang bersifat patogen. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. Memudahkan
terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c.
ASI mengandung zat pelindung
(antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti:
Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d.
ASI tidak mengandung
beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
e.
Proses pemberian ASI dapat menjalin
hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Selain memberikan kebaikan bagi bayi,
menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu: Suatu
rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
f.
Hubungan yang lebih erat karena
secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan
emosional antara ibu dan anak.
g.
Dengan menyusui bagi rahim ibu
akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
h.
Mempercepat berhentinya
pendarahan post partum.
i.
Dengan menyusui maka kesuburan
ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
Mengurangi
kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang (Siregar, 2004).
0 komentar:
Post a Comment