Anak usia tolder (>1 tahun sampai 3 tahun) menunjukan
karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak bisa diam dan muai
mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk dapat mandiri. Oleh karena itu
dapam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukan otonomi
baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermainnya. Anak mempunyai
rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu, sering kali mainannya
dibongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan
keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan
menimbulkan perlukaan.
a. Permainan Untuk Anak 1
Tahun:
Permainan memasukkan
benda ke dalam wadah atau menumpuk benda (seperti gelas plastik air mineral),
sangat cocok bagi anak satu tahunan.
Setelah itu si kecil
bisa ditawari mainan single puzzle, yaitu mainan yang pada penutupnya diberi
lubang-lubang berbentuk geometris, seperti segitiga, segiempat dan lingkaran.
Lalu si kecil diminta memasukkan benda-benda yang sesuai pada lubangnya. Namun,
kita belum bisa menuntutnya untuk memasukkan setiap bentuk sampai selesai,
melainkan harus satu per satu. Berikan ia bentuk segitiga dulu lalu arahkan
tangannya untuk memasukkan ke lubang yang berbentuk sama dengan arah yang
tepat, misalnya.
Ajak si kecil untuk
melakukan tuang-menuang air dari wadah yang lebih kecil ke wadah yang lebih
besar. Dengan begitu anak tahu bahwa air dari wadah yang lebih kecil bisa
tertampung dalam wadah yang lebih besar. Permainan serupa dengan menunjukkan
bahwa benda yang lebih kecil bisa masuk ke dalam wadah yang lebih besar juga
bisa dilakukan.
b. Permainan Untuk Anak 2 Tahun:
Pasel berbentuk rumah-rumahan, buah atau binatang
dengan 2-3 pecahan. Untuk menyusun pasel tersebut tentu dibutuhkan keterampilan
sehingga anak akan dirangsang untuk mengembangkan kemampuannya.
c. Permainan Untuk Anak 2,3-5 Tahun:
Bila sebelumnya pasel yang diberikan hanya terdiri
atas beberapa keping saja, kini tingkatkan dengan pasel yang memiliki lebih
banyak keping. Permainan
rancang bangun juga sudah bisa diberikan untuk merangsang koordinasi
motoriknya. Anak sudah bisa membuat susunan bangunan ke atas sambil
mengimajinasikan bentuk apa yang sedang dibuatnya meskipun masih belum terbentuk
jelas. Ketika anak mampu bermain rancang bangun, pujilah apa yang sudah
dihasilkannya. Meskipun bentuknya hanya berupa susunan balok yang tidak
beraturan, kita tetap harus memberikan apresiasi agar anak merasa dihargai.
Hindari sikap mencemooh yang akan memerosotkan motivasinya dalam berkreasi.
0 komentar:
Post a Comment