a.
Ikterus Hemolitik yang berat pada umumnya merupakan
suatu golongan penyakit yang disebut eritroblastosis
fetalis atau morbus hemolitikus
neonatorum (haemolytic disease of the newborn). Penyakit hemolitik ini biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah ibu dan
bayi.
1) Inkompatibilitas Rhesus
Penyakit
ini sangat jarang terjadi di Indonesia. karena di Indonesia hampir 100%
penduduknya Rh (Rhesus) Positif. penyakit ini hanya menyerang Rh Negatif.
2) Inkompabilitas Golongan
Darah A, B, O
Penderita
ikterus akibat hemolisis karena inkonpabilitas
golongan darah A, B, O lebih sering ditemukan di Indonesia. Transfusi tukar darah pada neonatus terutama ditujuakan untuk
mengatasi hiperbilirubinemia karena difisiensi G6PD dan inkompatibilitas A,B,O.
3) Ikterus Hemolitik karena inkomtabilitas golongan darah lain.
Selain
inkontabilitas darah golongan Rh dan
A, B, O, hemolisis dapat pula terjadi
bila terdapat inkontabilitas darah
golongan Kell, Duffy, M.N dan lain-lain. Hemolisis
dan ikterus biasanya ringan
4) Penyakit Hemolitik
karena kelainan eritrosit congenital
Golongan
penyakit ini dapat menimbulkan gambaran klinik yang menyerupai eritroblastosis fetalis akibat iso-imunisasi. pada penyakit ini Coombs test biasanya negatif. Beberapa
penyakit lain yang dapat disebut disini ialah sferositosis congenital, anemia
sel sabit (sickle-cell) dan eliptositosis
herediter
5) Hemolisis Karena
difisiensi enzim Glukoma-6-phosphat dehidrogenese. (G6PD defisiensi)
Penyakit
ini mungkin banyak terdapat di Indonesia tetapi angka dan kejadiannya belum
diketahui secara pasti. Defisiensi G6PD ini merupakan salah satu sebab utama ikterus neonatorum yang memerlukan
transfusi tukar darah. ikterus yang
berlebihan dapat terjadi pada difisiensi
Glukoma-6-phosphat dehidrogenese (G6PD),
kemingkinan besar ada factor lain yang ikut berperan.
b. Ikterus Obstruktiva
Obstruksi
dalam penyaluran empedu dapat terjadi didalam hepar dan diluar hepar.
Akibat obstruksi ini terjadi
penumpukan bilirubin tidak langsung.
bila kadar bilirubin langsung
melebihi 1 mg%, maka kita harus curiga akan hal-hal yang dapat menyebabkan obstruksi, misalnya sepsis, hepatitis neonatorum dan lainnya.
c.
Ikterus
Yang disebabkan oleh hal lain.
Kadang-kadang
Ikterus neonatorum tidak dapat
diterangkan dengan metode hemolisis
atau proses obstruksi. Ikterus yang demikian biasanya menetap
sesudah minggu pertama kehidupan, dan bilirubin
yang meningkat ialah bilirubin
tidak langsung. beberapa keadaan yang menyebabkan ikterus neonatorum :
1)
Pengaruh Hormon atau obat
2) Hipoalbuminemia
3)
Zat kimia yang
menguranggi ikatan bilirubin
4)
Sindroma
Crigler-Najjar ialah suatu penyakit herediter yang bersifat resesif.
5)
Menunda memberi makanan
(Late Feeding)
6) Asidosis metabolic
7)
Pemakaian vitamin K.
8)
Hipotireoidismus
belum sempurnanya pematangan hepar.
d. Kern-Ikterus
Ensefalopatia
(kerusakan otak akibar perlengketan bilirubin
inderek) oleh bilirubin merupakan
satu hal yang sangat ditakuti sebagai komplikasi
hiperbilirubinemia. Pada permulaan abat ke 20 pada bedah mayat ditemukan
bahwa pada bayi-bayi yang mati dengan ikterus
yang berat terdapat gumpalan bilirubin
pada ganglia basalis karna inilah
disebut Kern-Ikterus.
Diagnosa
klinik Kern-Ikterus letargia, tidak
mau minum, muntah-muntah, sianosis,
opostutunus dan kejang
1. Gejala Ikterus
Neonatorum
Tanda
dini penyakit ini adalah
a.
Fesies
yang alkalis, Mata berputar, latergi, Kejang, Tidak mau menghisap tonus otot meninggi, leher kaku dan
akirnya opistotonus
b.
Pada umur lebih lanjut
terjadi spasma otot, opistotonus, kejang, atetosis yang disertai ketengan otot,
ketulian pada nada tinggi, gangguan bicara dan retardasi mental
0 komentar:
Post a Comment