Monday, 19 August 2013

Klasifikasi Ikterus Neonatal



a.       Ikterus Hemolitik yang berat pada umumnya merupakan suatu golongan penyakit yang disebut eritroblastosis fetalis atau morbus hemolitikus neonatorum (haemolytic disease of the newborn). Penyakit hemolitik ini biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah ibu dan bayi.
1)      Inkompatibilitas Rhesus
Penyakit ini sangat jarang terjadi di Indonesia. karena di Indonesia hampir 100% penduduknya  Rh (Rhesus) Positif. penyakit ini hanya menyerang Rh Negatif.
2)      Inkompabilitas Golongan Darah A, B, O
Penderita ikterus akibat hemolisis karena inkonpabilitas golongan darah A, B, O lebih sering ditemukan di Indonesia. Transfusi tukar darah pada neonatus terutama ditujuakan untuk mengatasi hiperbilirubinemia karena difisiensi G6PD dan inkompatibilitas A,B,O.
3)      Ikterus Hemolitik karena inkomtabilitas golongan darah lain.
Selain inkontabilitas darah golongan Rh dan A, B, O, hemolisis dapat pula terjadi bila terdapat inkontabilitas darah golongan Kell, Duffy, M.N dan lain-lain. Hemolisis dan ikterus biasanya ringan  
4)      Penyakit Hemolitik karena kelainan eritrosit congenital
Golongan penyakit ini dapat menimbulkan gambaran klinik yang menyerupai eritroblastosis fetalis akibat iso-imunisasi. pada penyakit ini Coombs test biasanya negatif. Beberapa penyakit lain yang dapat disebut disini ialah sferositosis congenital, anemia sel sabit (sickle-cell) dan eliptositosis herediter
5)      Hemolisis Karena difisiensi enzim Glukoma-6-phosphat dehidrogenese. (G6PD defisiensi)
Penyakit ini mungkin banyak terdapat di Indonesia tetapi angka dan kejadiannya belum diketahui secara pasti. Defisiensi G6PD ini merupakan salah satu sebab utama ikterus neonatorum yang memerlukan transfusi tukar darah. ikterus yang berlebihan dapat terjadi pada difisiensi Glukoma-6-phosphat dehidrogenese (G6PD), kemingkinan besar ada factor lain yang ikut berperan.
b.      Ikterus Obstruktiva
Obstruksi dalam penyaluran empedu dapat terjadi didalam hepar dan diluar hepar. Akibat obstruksi ini terjadi penumpukan bilirubin tidak langsung. bila kadar bilirubin langsung melebihi 1 mg%, maka kita harus curiga akan hal-hal yang dapat menyebabkan obstruksi, misalnya sepsis, hepatitis neonatorum dan lainnya.
c.       Ikterus Yang disebabkan oleh hal lain.
Kadang-kadang Ikterus neonatorum tidak dapat diterangkan dengan metode hemolisis atau proses obstruksi. Ikterus yang demikian biasanya menetap sesudah minggu pertama kehidupan, dan bilirubin yang meningkat ialah bilirubin tidak langsung. beberapa keadaan yang menyebabkan ikterus neonatorum :
1)      Pengaruh Hormon atau obat 
2)      Hipoalbuminemia
3)      Zat kimia yang menguranggi ikatan bilirubin
4)      Sindroma Crigler-Najjar ialah suatu penyakit herediter yang bersifat resesif.
5)      Menunda memberi makanan (Late Feeding)
6)      Asidosis metabolic
7)      Pemakaian vitamin K.
8)      Hipotireoidismus belum sempurnanya pematangan hepar.
d.      Kern-Ikterus
Ensefalopatia (kerusakan otak akibar perlengketan bilirubin inderek) oleh bilirubin merupakan satu hal yang sangat ditakuti sebagai komplikasi hiperbilirubinemia. Pada permulaan abat ke 20 pada bedah mayat ditemukan bahwa pada bayi-bayi yang mati dengan ikterus yang berat terdapat gumpalan bilirubin pada ganglia basalis karna inilah disebut Kern-Ikterus.
Diagnosa klinik Kern-Ikterus letargia, tidak mau minum, muntah-muntah, sianosis, opostutunus dan kejang
1.      Gejala Ikterus Neonatorum
Tanda dini penyakit ini adalah
a.       Fesies yang alkalis, Mata berputar, latergi, Kejang, Tidak mau menghisap tonus otot meninggi, leher kaku dan akirnya opistotonus
b.      Pada umur lebih lanjut terjadi spasma otot, opistotonus, kejang, atetosis yang disertai ketengan otot, ketulian pada nada tinggi, gangguan bicara dan retardasi mental

0 komentar:

Post a Comment