B A B I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Visi
Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat
Sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;
melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumberdaya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan
yang baik (Depkes RI, 2010)
Dalam
pembangunan nasional, perhatian terhadap bayi dan balita tidak dapat diabaikan. Karena bayi dan balita perlu mendapatkan
perhatian sedini mungkin. Selain itu
bayi dan balita dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan baik jasmani, kecerdasan, rohaniah maupun sosialnya. Pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan balita
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor keturunan, lingkungan sebelum
lahir, lingkungan sesudah lahir, serta gizi dan penyakit (Depkes.RI, 2003).
Menurut Hasil Reskesdas 2010, Imunisasi campak merupakan salah satu dari
indikator dalam Millenium Development Goals Cakupan imunisasi campak secara
nasional tahun 2010 pada anak umur 12-23 bulan (74,5%) menurun dibandingkan
tahun 2007 (81,6%). Cakupan imunisasi campak terbaik adalah di DI Yogyakarta
(96,4%) dan terendah di Papua (47,4%). Sedangkan untuk propinsi Aceh terjadi
penurunan yang cukup besar terhadap indikator keberhasilan imunisasi pada tahun
2007 terdapat 69,5 % pencapaian imunisasi campak, tetapi tahun 2010 pencapai
imunisasi campak hanya 60,2 % terjadi penurunan hasil cakupan sampai 9,3%
(Reskesdas, 2010)
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2011 cakupan Campak adalah 13.686 bayi
(12,5 %) (Dinkes Aceh, 2011). Berdasarkan hasil laporan Dinas
Kesehatan Kabupaten Pidie jumlah bayi seluruhnya 9798 bayi yang mendapat
imunisasi adalah 9.180 bayi (93,69 %)
(laporan Dinkes Kab Pidie, 2011) sedangkan menurut data Puskesmas Tiro Kabupaten Pidie untuk tahun 2011 target
imuniasasi 201 bayi cakupan imunisasi
adalah 181 bayi (90,04%) selebihnya 20 bayi (9,94%) tidak di imunisasi
Bayi
yang baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan/ zat daya tahan tubuh
dari ibunya melalui plasenta/ari-ari tetapi kadar itu akan cepat menurun
setelah kelahiran bayi sedangkan kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya
sangat lambat (Depkes RI, 2004)
Imunisasi
adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak
terjadi penyakit (Depkes RI, 2004).
ASI yang diberikan sejak bayi lahir hingga umur 6 bulan
diberikan asi saja dimana air susu ibu yang pertama keluar sampai 14 hari
mengandung kolostrum. Kolostrum berwarna kekuning- kuningan dan merupakan zat
kekebalan tubuh anak (Depkes RI, 2000).
Bila
imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur maka imunisasi dapat
mengurangi angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Pengertian teratur dalam hal ini yaitu
teratur dalam menaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan
data yang diperoleh dari Kecamatan Tiro Jumlah bayi seluruhnya dari bulan Januari
sampai bulan Juni
2012 adalah berjumlah 50 orang.
Responden
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi, dengan alasan fokus
penelitian penulis adalah kekebalan bayi, sehingga ibu yang memiliki bayi
sangat relevan dengan penelitian ini.
0 komentar:
Post a Comment