Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data
maka penulis dapat merumuskan beberapa diagnosa keperawatan yaitu kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler,
hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue,
ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan akibat
sulit menelan, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan infeksi virus, koping keluarga
kurang efektif tentang proses penyakit berhubungan dengan
dengan kurang imformasi.
Secara teoritis diagnosa keperawatn
yang muncul pada pada pasien adalah kekurangan cairan, hipertermia, ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan, potensial terjadi perdarahan intra
abdominal, intoleransi aktifitas dan kurang pengetahuan keluarga tentang proses
penyakit, potensial untuk kejadian reaksi tranfusi. ( Soedarto, 2009).
Adapun diagnose yang pertama yang muncul pada An Kh adalah Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, ditandai dengan data
subjektif keluarga mengatakan badan anaknya demam, mual dan muntah, dengan data
objektif keadaan umum lemah, suhu 39 C, adanya perdarahan hidung, turgor kulit
jelek, mukosa mulut kering.
Virus dengue ditularkan oleh nyamuk family
stegomyia. Aedies aegypi nyamuk penggigit siang hari adalah vector utama dan
semua empat tipe virus telah ditemukan darinya, tiga virus yang dibawa
arthropoda (arbo) menyebabkan penyakit demam serupa atau identik dengan ruam. (
Nelson, 2008).
Prioritas diagnose yang
kedua adalah hipertermia berhubungan dengan
proses infeksi virus dengue ditandai dengan data
subjektif keluarga mengatakan badan anaknya panas, dengan data objektif badan
teraba panas, suhu 39 C, RR: 30 kali/menit, nadi: 110 kali/menit, anak rewel,
kulit merah, keadaan umum lemah
Hal pertama
yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia
yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pegal-pegal seluruh tubuh, bintik-bintik merah pada kulit, ( Sunaryo , 2005).
Prioritas
diagnose yang ketiga ketidak seinmbangan nutrisi
kurang dari kebutuhkan tubuh berhubungan dengan
susah menelan ditandai dengan data subjektif keluarga mengatakan anaknya tidak ada nafsu
makan, mual dan muntah, dengan data objektif Porsi yang disediakan hanya 2 sendok dapat dihabiskan, Susah menelan, muntah setelah makan, keadaan umum: lemah, berat badan sebelum sakit 18 Kg, berat badan setelah sakit 16 Kg, lingkar lengan atas 20 cm.
Akibat adanya respon peningkatan
suhu tubuh yang merangsang medulla vomiting center sehingga menimbulkan maul
dan muntah. ( Sunaryo, 2005).
Nilai hematokrit meningkat
bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah dan
dengan hilangnya plasma pasien mengalami hypovolemik, apabila tidak diatasi
bisa terjadi anoreksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. (suriadi,
2006).
Priorita keempat adalah intoleransi aktifitas berhubungan dengan infeksi virus
ditandai dengan data subjektif Keluarga mengatakan anaknya mengeluh lemah, nyeri sendi, sedangkan
data objektif pasien nampak lemah, pasien nampak gelisah, aktifitas sehari-hari
dibantu oleh keluarga dan perawat.
Soegijanto, (2002) mengatakan bahwa
terdapat sejumlah factor yang dapat mempengaruhi mekanisme imun, yaitu genetic,
umur, gizi, metabolic dan anatomi, fisiologi, mikroba dan lingkungan. Untuk factor
metabolic dikatakan bahwa pada keadaan hipoadrenal dan hipotiroidisme akan
menurunnya daya tahan terhadap infeksi.
Prioritas diagnose kelima adalah kurang pengetahuan keluarga tentang penyakitberhubungan dengan
kurangnya imformasi ditandai dengan data subjektif keluarga tidak mengerti cara
perawatan penyakit anaknya dengan data objektif ibu sering bertanya tentang penyakit anaknya,
gelisah dan cemas.
0 komentar:
Post a Comment