Sunday, 16 June 2013

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Keputihan Fisiologis dan Patologis Di Desa



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Berlakang.
Masa remaja menurut Mappiare berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu 12 atau 13 tahun remaja awal dan 17 atau 18 tahun adalah remaja menengah, dan usia 21 atau 22 tahun adalah remaja akhir (Asrori, 2011).
Fluor  albus (Leukorea) atau keputihan, walaupun tidak mengandung bahaya maut (kecuali pada korsioma servisis uteri), cukup mengganggu penderita baiki fisik maupun mental, sifat dan banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk kearah etologinya.
Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Keputihan adalah keluarnya sekret atau cairan dari vagina. Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna dan bau. Keputihan dapat diartikan sebagai semacam lendir yang keluar terlalu banyak, warnanya putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan, jika slim atau lendir ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan. Umumnya wanita yang menderita keputihan mengeluarkan lendir tersebut terlalu banyak dan menimbulkan bau yang tidak enak. Ini disebabkan karena terjadinya peradangan dan infeksi pada liang vagina. Jika keputihan sudah berlarut-larut dan menjadi berat, maka kemungkinan wanita yang bersangkutan akan menjadi mandul (Wijayanti, 2009).
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar, namum belum tentu bersifat patologis. Pengertian lain setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah, dapat berupa sekret, transsudasi, atau eksudat dari organ atau lesi dari saluran genital. Cairan normal vagina yang berlebih, jadi hanya bersifat sekresi dan transsudasi yang berlebih tidak termasuk eksudat. Sumber cairan ini dapat berasal dari sektresi vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopii, yang dipengaruhi fungsi ovarium (Mansjoer, 2009).
Keputihan yang dialami remaja saat ini akibat faktor keinginan remaja putri untuk melakukan hubungan intim, 56% remaja putri berusia 13-16 tahun sudah pernah berhubungan intim. Keputihan yang dialami remaja dalam 3bulan berturut-turut dan tidak diobati dengan benar akan menyebabkan terjadinya kanker servik (Octaviyani, 2008)
Faktor-faktor yang memicu berkembangnya keputiahan antara lain karena pengetahuan yang rendah, apalagi remaja yang secara biologis servik-nya belum matang. Karena berada dalam masa peralihan, maka pada remaja sering ditemukan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang tubuhnya. Terutama dalam hal ini adalah organ reproduksi yang memberi dampak besar terhadap kehidupan remaja di masa datang. Terlebih pada remja putri yang memang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan bentuk dan fungsi tubuh yang sangat istimewah dan juga sangat rentan terhadap gangguan dari luar, dalam hal ini Infeksi pada Saluran Reproduksi (ISR) dengan gejala yang umum adalah keputihan. Manuaba dalam bukunya memaparkan bahwa keputihan merupakan manifestasi klinik dari berbagi macam infeksi. Reaksi kejiwaan ini bermanifestasi sebagai ras kecemasan yang berlebihan, minder bahkan membatasi kegiatan sosialnya. Ditambah lagi remaja putri pada umumnya malu untuk menceritakan masalah yang berkaitan organ kelamin apalagi untuk memeriksakannya (Depkes RI, 2009).
Untuk itulah sangat penting bagi remaja putri untuk mendapat pengetahuan yang memadai kesehatan reproduksi khususnya keputihan agar mereka tahu bagai mana seharusnya mereka bersikap ketika menghadapi keputihan yang nantinya akan berpengaruh terhadap keputihan yang dialaminya, apakah berperilaku sehat atau tidak sehat (Depkes RI, 2009).
Jumlah wanita di Dunia yang permah mengalami keputihan 75%, sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2011).
Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat. Remaja putri Indonesia dari 23 juta jiwa berusia 15-24 tahun 83,3% pernah berhubungan seksual, yang merupakan salah satu penyebab terjadinya keputihan.

0 komentar:

Post a Comment