BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada
suatu saat dalam kehidupan reproduksi wanita, mungkin pernah mengalami
pendarahan hebat selama periode menstruasi. Ada sebagian perempuan yang saat
periode menstruasinya datang sampai kehilangan banyak darah dan tidak dapat
melakukan aktivitas. Istilah medis untuk periode seperti ini--menstruasi yang
berlebihan atau berkepanjangan atau keduanya--disebut menoragia
Meskipun
menstruasi berat adalah keprihatinan umum di kalangan wanita premenopause, beberapa
wanita mengalami kehilangan darah yang cukup berat sehingga didefinisikan
sebagai menoragia. Jika perempuan mengalami perdarahan menstruasi begitu berat
sehingga takut ketika periode menstruasi dating
Siklus menstruasi yang
normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah darah haid
sekitar 25-80 ml/hari. Menoragia merupakan suatu kelainan menstruasi dimana
perdarahan menstruasi lebih dari 80ml/hari pada siklus yang normal. Sementara
menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari disebut sebagai hipermenorrea.
Menstruasi yang
berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk
dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak
darah sehingga memicu terjadinya anemia. Gejala-gejala yang timbul akibat
anemia diantaranya adalah napas menjadi lebih pendek, mudah lelah, jari tangan
dan kaki menjadi kebas, sakit kepala, depresi, konsentrasi menurun.
Perdarahan vagina yang
sangat berat/parah, disebut menorrhagia, adalah perdarahan menstruasi yang
lebih besar dari 5 sendok makan per bulan. Kondisi ini terjadi pada kira-kira
10% dari wanita-wanita. Pola yang paling umum dari menorrhagia adalah
perdarahan yang berlebihan yang terjadi pada siklus-siklus menstruasi yang
teratur dan dengan ovulasi yang normal
Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di
antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia.
Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks. Sekitar 8000
kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan
negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa
bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam
selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut
(WHO, 2008).
Dari hasil penelitian oleh tim Rumah Sakit
Kanker Darmais Jakarta menunjukan bahwa tiap jenis kanker mempunyai banyak
faktor dan tahapan yang mengarah pada terjadinya perubahan sel normal menjadi
sel kanker. sekitar 5 – 10% dari kanker terjadi akibat adanya kelainan genetika
yang diturunkan. Anggota keluarga dengan faktor genetic ini mempunyai resiko
yang meningkat untuk timbulnya tipe tertentu kanker. misalnya sindroma
Li-Fraumeni, dan adanya kecendrungan bentuk familier pada kanker payudara
0 komentar:
Post a Comment