Thursday, 6 June 2013

Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Penyakit Menoragia Di Desa



BAB  I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Pada suatu saat dalam kehidupan reproduksi wanita, mungkin pernah mengalami pendarahan hebat selama periode menstruasi. Ada sebagian perempuan yang saat periode menstruasinya datang sampai kehilangan banyak darah dan tidak dapat melakukan aktivitas. Istilah medis untuk periode seperti ini--menstruasi yang berlebihan atau berkepanjangan atau keduanya--disebut menoragia
Meskipun menstruasi berat adalah keprihatinan umum di kalangan wanita premenopause, beberapa wanita mengalami kehilangan darah yang cukup berat sehingga didefinisikan sebagai menoragia. Jika perempuan mengalami perdarahan menstruasi begitu berat sehingga takut ketika periode menstruasi dating
Siklus menstruasi yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari. Menoragia merupakan suatu kelainan menstruasi dimana perdarahan menstruasi lebih dari 80ml/hari pada siklus yang normal. Sementara menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari disebut sebagai hipermenorrea.
Menstruasi yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Gejala-gejala yang timbul akibat anemia diantaranya adalah napas menjadi lebih pendek, mudah lelah, jari tangan dan kaki menjadi kebas, sakit kepala, depresi, konsentrasi menurun.
Perdarahan vagina yang sangat berat/parah, disebut menorrhagia, adalah perdarahan menstruasi yang lebih besar dari 5 sendok makan per bulan. Kondisi ini terjadi pada kira-kira 10% dari wanita-wanita. Pola yang paling umum dari menorrhagia adalah perdarahan yang berlebihan yang terjadi pada siklus-siklus menstruasi yang teratur dan dengan ovulasi yang normal
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks. Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut (WHO, 2008).
Dari hasil penelitian oleh tim Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta menunjukan bahwa tiap jenis kanker mempunyai banyak faktor dan tahapan yang mengarah pada terjadinya perubahan sel normal menjadi sel kanker. sekitar 5 – 10% dari kanker terjadi akibat adanya kelainan genetika yang diturunkan. Anggota keluarga dengan faktor genetic ini mempunyai resiko yang meningkat untuk timbulnya tipe tertentu kanker. misalnya sindroma Li-Fraumeni, dan adanya kecendrungan bentuk familier pada kanker payudara

0 komentar:

Post a Comment