BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.
Empat program yang menjadi fokus program 100 hari Depertemen Kesehatan, yaitu
meningkatkan pembiayaan kesehatan, dengan memberi jaminan kesehatan masyarakat,
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mempercepat pencapaian targer Melenium
Development Gol (MDGs) mengendalikan penyakit dan penangulangan masalah kesehatan akibat
bencana dan meningkatkan ketersediaan, pemerataan kualitas tenaga kesehatan
terutama didaerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (TTPK) secara
berkesinambungan (Mediacom, 2009).
Insomnia dapat diartikan sebagai
suatu keadaan yang mana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak
dapat tidur dengan nyenyak. Rata rata setiap orang pernah mengalami insomnia
sekali dalam hidupnya. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyebutkan 30 – 50%
populasi mengalami insomnia. (Wiki, 2010)
Insomnia dapat menyerang semua
golongan usia. Meskipun demikian, angka kejadian insomnia akan meningkat
seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini mungkin disebabkan oleh stress yang
sering menghinggapi orang yang berusia lebih tua. Disamping itu, perempuan
dikatakan lebih sering menderita insomnia bila dibandingkan laki laki. (Wiki,
2010)
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk
di Amerika yang
dilakukan oleh American
Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar
7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang
yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat
kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan
angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur
kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan
kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia,
penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian. (Wiki,
2010)
Penduduk Indonesia tahun 2004
berjumlah 238,452 juta ada sebanyak 28,053 juta orang Indonesia yang terkena
insomnia atau sekitar 11,7%. Data ini hanya berdasarkan indikasi secara umum
tidak memperhitungkan faktor genetik, budaya, lingkungan, sosial, ras. Jumlah
ini bisa terus bertambah seiring dengan perubahan gaya hidup (Nurmiati, 2010).
0 komentar:
Post a Comment