BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit
adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama
terhadapkemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap
infeksi, mencegahkehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh,
berfungsi sebagai organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivasi
vitamin D, dan mempengaruhi citra tubuh. Lukabakar adalah hal yang umum, namun
merupakan bentuk cedera kulit yang sebagian besar dapatdicegah (Swearingen, 2000 )
Luka bakar merupakan jenis
luka,
kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas
ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik,
bahan kimiawi, cahaya,
radiasi
dan friksi.
Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung
jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang
terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot,
tulang,
pembuluh darah
dan jaringan epidermal
yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir
sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam
komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi,
ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah
distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat
juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis
yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar) (DepKes, 2006)
Luka bakar merupakan cedera yang
cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang berat memperlihatkan morbiditas
dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cederaoleh sebab lain
.Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab
lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga
karena pajanan suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar
karena api atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas )
banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 )
Prinsip- prinsip dasar resusitasi pada trauma dan penerapannyapada
saat yang tepat diharapkan akan dapat menurunkan sekecil mungkin angka- angka
tersebutdiatas. Prinsip- prinsip dasar tersebut meliputi kewaspadaan akan terjadinya
gangguan jalannafas pada penderita yang mengalami trauma inhalasi,
mempertahankan hemodinamik dalambatas normal dengan resusitasi cairan,
mengetahui dan mengobati penyulit- penyulit yangmungkin terjadi akibat trauma
listrik, misalnya rabdomiolisis dan disritmia jantung.Mengendalikan suhu tubuh
dan menjuhkan / mengeluarkan penderita dari lingkungan traumapanas juga
merupakan prinsip utama dari penanganan trauma termal.( American College
of Surgeon Committee on Trauma, 1997)
Prevalensi luka bakar di AS = 2,5
juta / tahun. 12 000 orang meninggal krn luka bakar dan cedera inhalasi akibat
luka bakar. Populasi yang beresiko terhadap luka bakar: Anak-anak dan usia
lanjut. Remaja laki-laki dan pria usia kerja. Kejadian luka bakar
sering didapat di rumah. Kegiatan yang memberikan resiko luka bakar: Memasak, Memanaskan atau menggunakan
alat-alat listrik, Kecelakaan industri. 75 % kejadian
luka bakar di AS merupakan akibat perbuatan sendiri: Tersiram air mendidih
pada anak-anak yang baru belajar jalan. Bermain korek api pada
anak usia sekolah. Cedera karena arus listrik pada remaja laki-laki. Prediksi
Keberhasilan hidupPenggunaan obat bius, alkohol serta sigaret pda orang dewasa (Tempointeraktif.com)
Menurut World Fire Statistics Centre (2008) pada tahun 2003 hingga 2005 tercatat negara yang
memiliki prevalensi terjadinya luka bakar terendah adalah Singapura sebesar
0,12% per 100.000 orang dan yang tertinggi adalah Hongaria sebesar 1,98
Di Indonesia angka
kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal akibat
luka bakar. Dikarenakan jumlah anak-anak danlansia cukup tinggi
diIndonesia serta ketidak berdayaan anak-anak danlansia untuk menghindari terjadinya kebakaran, maka usia anak-anak
danlansia menyumbang angka kematian tertinggi akibat luka bakar yang terjadidi Indonesia. Pasien mengalami luka bakar diakibatkan terkena air panasdibagianbokong
luas luka bakar > 15% sehingga Luka bakar yang pasien alami
adalah luka bakar grade II yang
artinya kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, beupa reaksi inflamasi disertai
proses edukasi, nyeri karena ujung-ujung syaraf
teriritasi. Luka bakar pada
pasien ini termasuk dalam Derajat II dangkal (superfisial) yaitu
kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis, Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh, penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari
Menurut Riset
Kesehatan Dasar Depkes RI (2007) prevalensi kejadian luka bakar di Indonesia
adalah sebesar 2,2%. Prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Nangroe Aceh
Darussalam dan Kepulauan Riau sebesar 3,8%.
0 komentar:
Post a Comment