Friday, 21 June 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN COMPOSIO DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadapkemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegahkehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra tubuh. Lukabakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang sebagian besar dapatdicegah (Swearingen, 2000 )
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar) (DepKes, 2006)
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cederaoleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 )
Prinsip- prinsip dasar resusitasi pada trauma dan penerapannyapada saat yang tepat diharapkan akan dapat menurunkan sekecil mungkin angka- angka tersebutdiatas. Prinsip- prinsip dasar tersebut meliputi kewaspadaan akan terjadinya gangguan jalannafas pada penderita yang mengalami trauma inhalasi, mempertahankan hemodinamik dalambatas normal dengan resusitasi cairan, mengetahui dan mengobati penyulit- penyulit yangmungkin terjadi akibat trauma listrik, misalnya rabdomiolisis dan disritmia jantung.Mengendalikan suhu tubuh dan menjuhkan / mengeluarkan penderita dari lingkungan traumapanas juga merupakan prinsip utama dari penanganan trauma termal.( American College of Surgeon Committee on Trauma, 1997)
Prevalensi luka bakar di AS = 2,5 juta / tahun. 12 000 orang meninggal krn luka bakar dan cedera inhalasi akibat luka bakar. Populasi yang beresiko terhadap luka bakar: Anak-anak dan usia lanjut. Remaja laki-laki dan pria usia kerja. Kejadian luka bakar sering didapat di rumah. Kegiatan yang memberikan resiko luka bakar: Memasak, Memanaskan atau menggunakan alat-alat listrik,  Kecelakaan industri. 75 % kejadian luka bakar di AS merupakan akibat perbuatan sendiri: Tersiram air mendidih pada anak-anak yang baru belajar jalan. Bermain korek api pada anak usia sekolah. Cedera karena arus listrik pada remaja laki-laki. Prediksi Keberhasilan hidupPenggunaan obat bius, alkohol serta sigaret pda orang dewasa (Tempointeraktif.com)
Menurut World Fire Statistics Centre (2008) pada tahun 2003 hingga 2005 tercatat negara yang memiliki prevalensi terjadinya luka bakar terendah adalah Singapura sebesar 0,12% per 100.000 orang dan yang tertinggi adalah Hongaria sebesar 1,98
Di Indonesia angka kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal akibat luka bakar. Dikarenakan jumlah anak-anak danlansia cukup tinggi diIndonesia serta ketidak berdayaan anak-anak danlansia untuk menghindari terjadinya kebakaran, maka usia anak-anak danlansia menyumbang angka kematian tertinggi akibat luka bakar yang terjadidi Indonesia. Pasien mengalami luka bakar diakibatkan terkena air panasdibagianbokong luas luka bakar > 15% sehingga Luka bakar yang pasien alami adalah luka bakar grade II yang artinya kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, beupa reaksi inflamasi disertai proses edukasi, nyeri karena ujung-ujung syaraf teriritasi. Luka bakar pada pasien ini termasuk dalam Derajat II dangkal (superfisial) yaitu kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis, Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh, penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari
Menurut Riset Kesehatan Dasar Depkes RI (2007) prevalensi kejadian luka bakar di Indonesia adalah sebesar 2,2%. Prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Riau sebesar 3,8%.

0 komentar:

Post a Comment