Saturday, 25 May 2013

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DENGAN TINGKAT PRESTASI PARA MURID SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan Nasional adalah membangun manusia seutuhnya, yang terpenuhi kebutuhan lahir batin. Untuk mencapai hal tersebut, di perlukan berbagai usaha antara lain perbaikan gizi masyarakatyang dijadikan sebagai pedoman demi tercapainya kemajuan program Pembangunan Nasional.
Status gizi masyarakat yang rendah tetap menjadi focus perhatian. selain prevalensi gizi kurang dan gizi buruk yang tinggi, berbagai masalah gizi utama lain yaitu anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan kurang zat gizi mikro lainnya perlu ditingkatkan upaya pencegahan dan penenggulangannya. saat ini terdapat 10 propinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30 persen, bahkan di 4 propinsi yaitu Gorontalo, NTB, NTT dan Papua diatas 40 %, Kasus gizi buruk terus terjadi, teritama pada penduduk miskin.
   Kecukupan gizi merupakan syarat mutlak bagi kesehatan individu. Kecukupan gizi adalah banyaknya masing-masing zat-zat gizi yang harus terpenuhi oleh setiap makluk hidup. Apabila individu kekurangan zat besi, maka akan berakibat tidak baik bagi tubuh, sebaliknya keadaan gizi yang berlebihan akan mengakibatkan bertambahnya berat badan atau kegemukan.
Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja melainkan aspek-aspek terkait, seperti ekonomi, sosial bidaya, pendidikan, kependudukan dan sebagainya. Oleh sebab itu penanganan atau berbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak saja diarahkan kepada gangguan gizi dan kesehatan saja melainkan juga kearah  ke bidang – bidang yang lain, misalnya penyakit Gizi KKP (Kurang Kalori Protein) pada anak-anak balita tidak cukup hanya pemberian makanan tambahan (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi, keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2000).
Program pelayanan kesehatan kesehatan dasar dalam bentuk operasional yang baik adalah posyandu. Saat ini posyandu masih tetap ditetapkan bagi pembangunan kesehatan primer. baik masyarakat  pedesaan maupun perkotaan. salah satu program posyandu adalah program pemantau status gizi (PSG) anak balita.  Laporan tahunan proyek peningkatan tahun 1996-1997 dan 1997 – 1998 Dit Bina Gizi Keluarga tampak bahwa status gizi balita terbanyak pada katagori normal 67,1 dam 71,6. sedangkan kekurangan Energi Protein total 20,9% dan 18,0% ( Depkes RI, 1998)
Menurut Laporan Unicef, September 2005 di Propinsi Nanggro Aceh Darussalam merebaknya kasus kekuranganberat badan pada anak sekolah dasar sebesar 44,2 %, terhambat pertumbuhan 40,2 %, kekurusan 8,6 %, dan mal nutrisi kronis 9,8 %, tingkat rata-rata anemi pada anak Sekolah Dasar 50,2 %.(Healt Messenger, 2008.)

0 komentar:

Post a Comment