BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak adalah suatu keadaan dimana
lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Asal kata katarak
adalah dari kata cataracta atau air terjun, mungkin karena penderita katarak
seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun di depan matanya.
Bila kekeruhan katarak bertambah tebal, maka lensa maka akan menjadi keruh
seperti kaca jendela yang berkabut. (Ilyas S, 2004).
Katarak disebut juga pengetahuan atau
opasitas lensa kreptalin mata secara berharap tanpa tanda nyeri. (Nettina M.
Sandra, 2002).
Katarak dapat disebabkan karena
kelainan bawaan proses betuaan, penyakit umum seperti diabetes, keracunan
beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti eserin, kartikosteroid,
ergot dan antikolinesterase, katarak juga dapat disebabkan karena penyakit di
dalam mata seperti radang selaput hitam, glaukoma, ablasi retina ataupun
kelainan kaca mata minus yang dalam, kecelakaan, perawatan yang ditujukan pada
kemungkinan penyebab terjadinya katarak, jaga kesehatan ibu saat hamil, jangan
terjadi inveksi virus (rubella) dan toksoplasma, pada proses menva juga
kesehatan dengan baik, jaga mata dan dapatkan perawatan yang baik pada penyakit
mata yang ada. (Ilyas S, 2004).
Tanda dan gejala katarak adalah suatu
opasitas pada lensa mata yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan tanpa
rasa nyeri, rasa silau, dapat mengubah kelainan reflaksi, ketajaman penglihatan
berkurang. Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur di ruang gelap
mungkin tampak memuaskan, sementara bila di tes tersebut dilakukan dalam
keadaan terang maka tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa
silau dan hilangnya kontras. Katarak terlibat hitam terhadap refleks fundus
ketika mata diperiksa dengan oftalmoskopi direk. (Safitri A, 2005).
Patofisiologi katarak sinilis dapat
dibagi atas dua stadium, stadium pertama yaitu katarak insipen, kekeruhan yang
tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dengan dasar di
perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di karteks
anterior atau posteriol. Kekeruhan ini hanya tampak bila pupil dilebarkan.
Stadium kedua yaitu katarak imatur terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi
tidak atau belum mengenal seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian
yang jernih pada lensa. (Ilyas S, 2002).
Penanganan katarak satu-satunya
dengan cara pembedahan, lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam
lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata
khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi
infeksi.
Masalah yang keperawatan yang sering
timbul pada kasus dengan post operasi katarak senilis adalah nyeri berhubungan
dengan pembedahan jaringan tubuh, perubahan pemenuhan pola istirahat
berhubungan dengan nyeri post operasi, gangguan pemenuhan pola aktivitas
berhubungan dengan ketidakmampuan. (Carpenito, 2005).
Menurut penelitian-penelitian Potang
Lintang mengidentifikasi adanya katarak sekitar 10% orang di dunia, dan
prevelasi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang berusia lebih dari
75 tahun. Sedangkan besar kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan
perkembangannya pada masing-masing mata jarang sama. (Suyono, 2000).
Menurut perkiraan jumlah penderita
katarak di Indonesia
berkisar 1.560 juta orang dengan persentase 52% (Haris Fadilah, 2004).
Peran perawat terhadap pasien dengan
post op katarak senilis adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan terhadap
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia dan dievaluasi tingkat perkembangannya.
(Hidayat A, 2004).
0 komentar:
Post a Comment