Wednesday, 15 May 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MN DENGAN POST OPERASI KATARAK SENILIS DI RUANG RAWAT PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Asal kata katarak adalah dari kata cataracta atau air terjun, mungkin karena penderita katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun di depan matanya. Bila kekeruhan katarak bertambah tebal, maka lensa maka akan menjadi keruh seperti kaca jendela yang berkabut. (Ilyas S, 2004).
Katarak disebut juga pengetahuan atau opasitas lensa kreptalin mata secara berharap tanpa tanda nyeri. (Nettina M. Sandra, 2002).
Katarak dapat disebabkan karena kelainan bawaan proses betuaan, penyakit umum seperti diabetes, keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti eserin, kartikosteroid, ergot dan antikolinesterase, katarak juga dapat disebabkan karena penyakit di dalam mata seperti radang selaput hitam, glaukoma, ablasi retina ataupun kelainan kaca mata minus yang dalam, kecelakaan, perawatan yang ditujukan pada kemungkinan penyebab terjadinya katarak, jaga kesehatan ibu saat hamil, jangan terjadi inveksi virus (rubella) dan toksoplasma, pada proses menva juga kesehatan dengan baik, jaga mata dan dapatkan perawatan yang baik pada penyakit mata yang ada. (Ilyas S, 2004).
Tanda dan gejala katarak adalah suatu opasitas pada lensa mata yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan tanpa rasa nyeri, rasa silau, dapat mengubah kelainan reflaksi, ketajaman penglihatan berkurang. Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur di ruang gelap mungkin tampak memuaskan, sementara bila di tes tersebut dilakukan dalam keadaan terang maka tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya kontras. Katarak terlibat hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan oftalmoskopi direk. (Safitri A, 2005).
Patofisiologi katarak sinilis dapat dibagi atas dua stadium, stadium pertama yaitu katarak insipen, kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di karteks anterior atau posteriol. Kekeruhan ini hanya tampak bila pupil dilebarkan. Stadium kedua yaitu katarak imatur terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenal seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa. (Ilyas S, 2002).
Penanganan katarak satu-satunya dengan cara pembedahan, lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Masalah yang keperawatan yang sering timbul pada kasus dengan post operasi katarak senilis adalah nyeri berhubungan dengan pembedahan jaringan tubuh, perubahan pemenuhan pola istirahat berhubungan dengan nyeri post operasi, gangguan pemenuhan pola aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan. (Carpenito, 2005).
Menurut penelitian-penelitian Potang Lintang mengidentifikasi adanya katarak sekitar 10% orang di dunia, dan prevelasi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun. Sedangkan besar kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan perkembangannya pada masing-masing mata jarang sama. (Suyono, 2000).
Menurut perkiraan jumlah penderita katarak di Indonesia berkisar 1.560 juta orang dengan persentase 52% (Haris Fadilah, 2004).
Peran perawat terhadap pasien dengan post op katarak senilis adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan terhadap kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia dan dievaluasi tingkat perkembangannya. (Hidayat A, 2004).

0 komentar:

Post a Comment