BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
teknologi informasi yang begitu cepat akan mempengaruhi tatanan sosial kemasyarakatan. Teknologi
informasi saat ini dan yang akan datang merupakan tantangan bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, terutama yang berkaitan dengan masalah
pendidikan. Pendidikan adalah suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia
untuk mengupayakan manusia yang berkualitas. Oleh karena itu usaha konkret dari
berbagai pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.
Salah satu
masalah pendidikan yang kita alami sampai saat ini adalah
masalah mutu pendidikan yang merupakan masalah
nasional yang sedang dihadapi dan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia. Kemajuan suatu bangsa hanya
dapat dicapai melalui pendidikan yang
baik dan terencana dengan tepat.
Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan
dapat menaikkan harkat dan harkat dan martabat manusia Indonesia untuk mencapai
itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. Sesuai dengan apa
yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun
2003 BAB I Pasal I dinyatakan bahwa : Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesi
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Sisdiknas, 2003)
Pembangunan
sarana dan prasarana pendidikan telah lebih ditekankan pada penyediaan
fasilitas belajar mengajar (media pembelajaran), fasilitas ini harusdimiliki
oleh setiap sekolah dalam jumlah yang cukup dan memenuhi syarat.Tetapi pada
kenyataannya banyak sekolah-sekolah yang belum menyediakan ataudapat dapat
memfungsikan fasilitas belajar mengajar (media) yang telah ada.Sejalan dengan
hal di atas maka usaha peningkatan mutu pendidikan diSekolah Menengah
Pertama sangat dipengaruhi oleh kemampuan
guru dalam proses belajar mengajar hendaknya tidak didominasi
kegiatan, tetapi membantu mengembangkan kondisi yang menyediakan kesempatan
bagi siswa untuk mengembangkan potensi ydan aktivitasnya melalui kegiatan
belajar mengajar.
Menurut
Sudjana (1989), salah satu alternatif yang dapat ditempuh oleh guru adalah
kegiatan penggunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan
media pendidikan secara tepat dan bervariasi mempunya inilai praktis.
Dengan demikian, penggunaan media yang tepat dalam proses belajar mengajar
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Media
pembeajaran geografi terdiri dari beberapa jenis media yang biasa digunakan
dalam proses belajar mengajar, seperti : peta, atlas, globe,
gambar foto, slide, video pendidikan, VTR, diagram
atau grafik, dan media cetak. Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat
membantu membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar mengajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa.
Selain itu
media juga dapat bergna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa
untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya. Media dapat
meningkatkan pengetahuan, serta memberikan fleksibilitas dalam penyampaian
pesan. Selain itu media juga berfungsi sebagai alat komunikasi, sebagai sarana
pemecahan masalah dan sebagai sarana pengembangan diri. Melalui penggunaan
media pengajaran diharapkan dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa
memilih dan menggunakan media harus sesuai dengan kriteria.
Sehubungan
dengan hal tersebut Sudjana (1989) berpendapat bahwa memiliki media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut yaitu :
- Ketetapannya dengan tujuan pengajaran
- Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
- Kemudahan memperoleh media
- Keterampilan guru dalam menggunakannya
- Sesuai dengan taraf berpikir siswa
Dari hasil
observasi awal peneliti peroleh, bahwa minimnya penggunaan media
Dari hasil observasi awal peneliti diperoleh, bahwa
masih minimnya penggunaan bahwa masih penggunaan media gambar dalam
pembelajaran geografi.
Kebanyakan media
gambar yang ditampil akan pada saat pengajaran hanya langsung di
gambarkan pada papan tulis dengan menggunakan kapur tulis atau spidol
permanent sehingga terkadang gambar yag dihasilkan tidak terlalu mengantarkan
daya serap siswa untuk memahami suatu objek atau gambar yang ditampilkan. Kemudian
banyak para pengajar hanya memberikan contoh media gambar yang terdapat pada
buku paket tertentu, sehingga siswa sering merasa jenuh yang akibatnya motivasi
belajar siswapun menurun. Hal ini juga pengembangan kreatifitas siswa dalam
mengamati suatu objek yang memiliki sudut pandang yang berbeda. Misalnya,
siswa kelas tersebut jarang yang bisa membadakan antara gunung dengan
pegunungan. Terlalu banyak hal-hal yang tidak bisa
disebutkan dampak dari kurang maksimalnya penggunaan media gambar pada proses
belajar mengajar khususnya mata pelajaran geografi.
Hal ini sangatlah
berpengaruh pada tingkat motivasi para siswa yang kemudian berpengaruh
pada peningkatan hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari hasil Free test
yang dilakukan peneliti pada awal pertemuan. Dari seluruh jumlah siswa
kelas VIIIc yang mengikuti tes, hanya terdapat 22 siswa atau 55% yang
mencapai frekunsi ketuntasan hasil belajar dan18 siswa atau
45% yang belum mencapai frekuensi ketuntasan hasil belajar Geografi.
0 komentar:
Post a Comment