BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, Manajemen Terpadu Balita Sakit sudah mulai
dikembangkan sejak tahun 1996 oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama dengan
WHO (World Health Organization). Layanan ini tidak hanya kuratifnya saja
tapi sekaligus pelayanan preventif dan promotifnya. Tujuan dari pelatihan ini
yaitu dihasilkannya petugas kesehatan yang terampil menangani bayi dan balita
sakit dengan menggunakan tatalaksana MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). Sasaran utama pelatihan MTBS ini adalah perawat dan bidan, akan tetapi
dokter Puskesmas pun perlu terlatih MTBS agar dapat melakukan supervisi
penerapan MTBS di wilayah kerja Puskesmas (Depkes, RI 2006).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang
digagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan
penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak terhadap
penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan petugas, memperkuat sistem kesehatan serta
meningkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga dan masyarakat. (Mahyuliansyah, 2009).
WHO dan UNICEF memperkenalkan satu set pedoman
terpadu yang menjelaskan secara dini penanganan penyakit-penyakit tersebut.
Selanjutnya dikembangkan paket pelatihan untuk melatih proses manajemen terpadu
balita sakit kepada tenaga kesehatan yang bertugas menangani anak sakit.metode
ini dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit. (Depkes RI,2004).
Derajat kesehatan merupakan pencerminan kesehatan
perorangan, kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan
hidup, mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup
pengertian yang sangat luas, yakni bukan bebas dari penyakit tetapi juga
tercapainya keadaan kesejahteraan baik pisik, sosial dan mental (Yuni, 2009)
Susesnas 2001 menunjukkan bahwa Angka Kematian
Bayi di Indonesia sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup, maka 340 ribu anak
meninggal per tahun sebelum usia 5 tahun dan diantaranya 115 adalah bayi
sebelum berusia 1 tahun. Dari seluruh kematian tersebut sebagian besar
disebabkan oleh infeksi pernafasan akut, diare, dan gangguan perinatal/neonatal
(Depkes RI 2006).
Angka kematian balita (0-<5 tahun)
menggambarkan tingkat permasalahan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak balita seperti Gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan
(Profil Prov.Aceh, 2010).
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada
tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai
angka per 1.000 LH. Target Indonesia sehat 2010 adalah 58 balita per 1.000 LH.
Gambaran perkembangan AKABA di Aceh tahun 2010 kematian balita masih tinggi sebesar 88 balita per 1.000 LH. Jumlah Balita di provinsi Aceh 460.871 orang dimana jumlah kematian
balita berjumlah 159, jadi total seluruhnya kematian anak umur 0-<5 tahun
berjumlah 1.199 orang
0 komentar:
Post a Comment