Saturday, 6 April 2013

Penggunaan metode peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII dalam mempelajari materi ekosistem di SMP Negeri



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah mengusahakan pengadaan sarana dan prasarana pendididikan, Seperti buku-buku paket, alat peraga dan penyesuaian kurikulum. Dilain pihak pemerintah telah membuat seperangkat garis-garis besar pedoman pengajaran (GBPP) sebagai pedoman untuk para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus mampu melibatkan siswa belajar secara aktif, hal ini sangat ditentukan oleh kemampuan guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran. Dalam kegiatan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya biologi, diharapkan seorang guru memiliki strategi atau langkah-langkah yang digunakan dalam penyajian pelajaran, salah satunya adalah metode mengajar, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Menurut Suryosubroto (1997:43) :
Metode mengajar merupakan salah satu cara yang di gunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk  menciptakan proses belajar mengajar. Metode belajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi”.

Guru dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaraan serta dapat menentukan metode yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga tercipta interaksi belajar antara guru dan siswa. Pengajar yang baik ekosistemalu berusaha dalam hal menggunakan metode yang tepat untuk menghadapi kelas dan mengubah hubungan antara guru dan siswa, sehingga siswa aktif belajar. Suatu pengajaran disebutkan berhasil baik, bilamana pengajaran tersebut membangkitkan proses belajar secara efektif (Ahmadi, 1987:110).
Guru memegang peranan penting dalam menetapkan metode mengajar yang akan digunakan, semakin baik metode yang dipakai dalam pembelajaran, maka semakin efektif pula pencapaian tujuan. Dalam hal ini, salah satu keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh metode yang sesuai dengan lingkungan belajar dan materi yang disampaikan. Hododimoelyo (1995:8) menyatakan : “Penggunaan metode mengajar yang baik dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan adalah mutlak harus  dimiliki oleh guru atau pendidik”.
Banyak metode mengajar dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, seperti metode ceramah, demonstrasi, eksperimen, tanya jawab, diskusi, derill dan resitasi. Metode sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, disamping dari metode-metode yang telah disebutkan di atas, guru juga dapat menggunakan peta konsep sebagai alat untuk menyajikan materi pelajaaran. Susilo (1999:30) mengatakan : “Peta konsep dapat didefenisikan sebagai alat yang menggambarkan keterkaitan antar konsep”. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk saling berkaitan (Dahar, 1988: 150).
Dalam mempelajari biologi siswa diharapkan dapat menggunakan belajar hafalan, juga dapat menggunakan belajar bermakna. Belajar hafalan adalah belajar dimana siswa hanya mencoba menghafal informasi yang diperoleh dari guru mengenai materi pelajaran. Sedangkan belajar bermakna akan terjadi bilamana siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi yang diperoleh secara mandiri dalam bentuk konsep-konsep yang telah dimilikinya. "Salah satu alat pembelajaran yang berdasarkan belajar bermakna adalah peta konsep" (Zubaidah, 2000:3). Sebagai alat pembelajaran, peta konsep membantu siswa aktif berpikir dalam memusatkan perhatian pada sejumlah ide pokok berupa konsep-konsep dari suatu pokok bahasan, artinya siswa akan lebih aktif dalam mencari dan menemukan konsep-konsep dari materi pelajaran. Dengan melihat pada suatu peta konsep yang dibuat oleh siswa, guru dapat mengetahui panguasaan konsep-konsep pada siswa. "Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dan faktor-faktor pembelajaran, serta dapat mengambil keputusan mengenai ruang lingkuup yang akan dibahas dalam suatu program pembelajaran" (Susilo, 1999: 30).

0 komentar:

Post a Comment