BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam rangka
untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah mengusahakan pengadaan sarana
dan prasarana pendididikan, Seperti buku-buku paket,
alat peraga dan penyesuaian kurikulum. Dilain pihak pemerintah telah membuat
seperangkat garis-garis besar pedoman pengajaran (GBPP) sebagai pedoman untuk
para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus
mampu melibatkan siswa belajar secara aktif, hal ini sangat ditentukan oleh
kemampuan guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran. Dalam
kegiatan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya biologi,
diharapkan seorang guru memiliki strategi atau langkah-langkah yang digunakan
dalam penyajian pelajaran, salah satunya adalah metode mengajar, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien. Menurut Suryosubroto (1997:43) :
Metode mengajar merupakan salah satu cara yang di gunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar
sebagai alat untuk menciptakan proses
belajar mengajar. Metode belajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi”.
Guru
dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaraan serta dapat menentukan
metode yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga tercipta
interaksi belajar antara guru dan siswa. Pengajar yang baik ekosistemalu
berusaha dalam hal menggunakan metode yang tepat untuk menghadapi kelas dan
mengubah hubungan antara guru dan siswa, sehingga siswa aktif belajar. Suatu pengajaran
disebutkan berhasil baik, bilamana pengajaran tersebut membangkitkan proses
belajar secara efektif (Ahmadi, 1987:110).
Guru
memegang peranan penting dalam menetapkan metode mengajar yang akan digunakan,
semakin baik metode yang dipakai dalam pembelajaran, maka semakin efektif pula
pencapaian tujuan. Dalam hal ini, salah satu keberhasilan proses pembelajaran
sangat ditentukan oleh metode yang sesuai dengan lingkungan belajar dan materi
yang disampaikan. Hododimoelyo (1995:8) menyatakan : “Penggunaan metode
mengajar yang baik dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan adalah mutlak
harus dimiliki oleh guru atau pendidik”.
Banyak metode mengajar dapat
digunakan guru dalam proses pembelajaran, seperti metode ceramah, demonstrasi,
eksperimen, tanya jawab, diskusi, derill dan resitasi. Metode sangat diperlukan
dalam proses pembelajaran, disamping dari metode-metode yang telah
disebutkan di atas, guru juga dapat menggunakan peta konsep sebagai alat untuk
menyajikan materi pelajaaran. Susilo (1999:30) mengatakan : “Peta konsep dapat
didefenisikan sebagai alat yang menggambarkan keterkaitan antar konsep”. Peta
konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep
dalam bentuk saling berkaitan (Dahar, 1988: 150).
Dalam mempelajari biologi
siswa diharapkan dapat menggunakan belajar hafalan, juga dapat menggunakan
belajar bermakna. Belajar hafalan adalah belajar dimana siswa hanya mencoba
menghafal informasi yang diperoleh dari guru mengenai materi pelajaran.
Sedangkan belajar bermakna akan terjadi bilamana siswa menghubungkan atau
mengaitkan informasi yang diperoleh secara mandiri dalam bentuk konsep-konsep
yang telah dimilikinya. "Salah satu alat pembelajaran yang berdasarkan
belajar bermakna adalah peta konsep" (Zubaidah, 2000:3). Sebagai alat
pembelajaran, peta konsep membantu siswa aktif berpikir dalam memusatkan
perhatian pada sejumlah ide pokok berupa konsep-konsep dari suatu pokok
bahasan, artinya siswa akan lebih aktif dalam mencari dan menemukan
konsep-konsep dari materi pelajaran. Dengan melihat pada suatu peta konsep yang
dibuat oleh siswa, guru dapat mengetahui panguasaan konsep-konsep pada siswa. "Mempertimbangkan
tingkat kemampuan siswa dan faktor-faktor pembelajaran, serta dapat mengambil
keputusan mengenai ruang lingkuup yang akan dibahas dalam suatu program
pembelajaran" (Susilo, 1999: 30).
0 komentar:
Post a Comment