Wednesday, 17 April 2013

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding Attachment



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Masa setelah persalinan merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi. Sekitar 60% kematian ibu terjadi segera setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Dalam masa ini, dilakukan pemantauan ketat bagi ibu maupun bayi serta konseling oleh Bidan akan sangat membantu dalam mencegah kematian tersebut (Depkes RI.2004).
Pada masa nifas, kehidupan ibu selanjutnya ditentukan dengan bagaimana si Ibu melalui masa nifasnya dengan baik dan lancar dari pengaruh berbagai faktor. Mulai kebutuhan dan perubahan - perubahan yang terjadi dari berbagai aspek. Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya disertai dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan lamanya kira-kira 6 minggu. Kebutuhan dan perubahan dalam masa nifas, diantaranya Fisik (keadaan jasmani), Psikologi, Sosial, Spiritual (rohani). Dari keempatnya yang paling esensial adalah sosial dan lingkungannya karena nantinya akan berpengaruh pada pembentukan ikatan antara ibu dan anaknya (Anonymous, 2008).
Secara sosial dan lingkungan terjadi perubahan-perubahan pada wanita yang sudah melahirkan, perlu menyesuaikan diri terhadap dasar sebagai ibu, atau penambahan anak. Selain itu juga terdapat konflik rasa kewanitaan dan rasa keibuan pada masa nifas. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik pada masa nifas, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dengan keadaan sosialnya sehingga mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma (Ambarwati, 2008).
Berarti secara langsung bahwa perubahan sosial menentukan psikologis ibu nifas. Perubahan sosial yang akan dialami oleh ibu setelah melahirkan diantaranya menjadi orangtua yang sempurna Maksudnya disini adalah bagi pasangan yang baru pertama kali memiliki anak terdapat perubahan sosial besar dimana sebelumnya hanya ada 2 orang (suami istri) tiba – tiba berubah menjadi orangtua yang sempurna ketika buah hati lahir. Pada masa ini, suami istri dituntut untuk menjadi orangtua yang siap siaga 24 jam dalam kehidupannya, dimulai dengan mengatur jadwal bersama demi si buah hati untuk memenuhi kebutuhannya (Ambarwati,2008).
Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih sayang antara ibu dan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologi dan fisikologis. Ikatan ibu dan anak dimulai sejak anak belum dilahirkan sengan suatu perencanaan dan komunuikasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh sebagai individu baik dari ayah dan ibunya. Sesudah lahir sampai minggu minggu berikutnya, kontak visual dan fisik bayi memicu berbagai penghargaan satu sama lain (Suherni, dkk,2010).
Para peneliti USA menemuka bahwa bayi prematur yang di pijat 3 kali selama 15 menit dalam waktu sepuluh hari, akan mengalami peningkatan berat badan lebih cepat dan pulang ke rumah 6 hari lebih awal. Proyek penelitian di USA dan Kanada mendukung keefektifan dan keamanan dari perawatan kulit ke kulit (seperti kangguru) untuk bayi pretrem orang tua menyebutnya “asuhan penuh cinta” atau dengan nama lain Bounding Attachment, mereka merasakan kenikmatan, kebahagiaan dan perasaan yang sangat luar biasa. Ibu dan ayah berbisik dan bernyanyi lembut untuk bayi mereka selama melakukan asuhan. Dilaporkan juga bahwa bayi yang mendapatkan asuhan ini lebih sedikit menangis, mendapatkan pertambahan berat badan yang cukup besar, lebih berasil untuk menyusu ASI, dan dipulangkan kerumah lebih awal (Sulistyawati, 2009).
Di Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI) dengan progaram maternal dan neonatal sejak tahun 1999 mengembangkan berbagai pendekatan baru yang di dasarkan pada praktek-praktek terbaik (Best Practise) yang diakui dunia. dengan adanya kegiatan ini dapat berguna untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di beberapa daerah terpencil. Pendekatan baru ini tidak semata-mata yang berupa kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (supply), tapi juga mencakup kegiatan-kegiatan untuk meningkat tuntunan masyarakat. Menurut mentri kesehatan pembangunan sumber daya manusia (PSDM) tidak melepaskan dari upaya kesehatan khusus nya upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (DepKes, RI, 2011).
Sesuai dengan program pemerintah peningkatan kualitas manusia Indonesia seutuhnya dapat di capai antara lain dengan peningkatan penggunaan ASI maka posisi rumah sakit dengan kebijakan nya dalam hal Bounding Attachment merupakan suatu hal yang sanagat penting terutama pada saat ibu melahirkan bayi nya, karna disinilah pertama kali ibu mengadakan kontak langsung dengan bayi nya segera setelah lahir. Kalau selama masa dalam kandungan semua kebutuhan nutrisi di dapatkan melalui tali pusat, maka setelah bayi lahir membutuhkan kontak kembali dengan ibunya baik kepentingan nutrisi maupun untuk kepentingan lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai sehat untuk semua di tahun 2011. Upaya tersebut di jabarkan dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan dengan melibatkan seluruh tenaga kesehatan. Diantaranya adalah bidan yang merupakan tenaga kesehatan yang melibatkan langsung dalam upaya pelaksanaan Bounding Attachment dan ibu nifas yang sangat berperan penting dalam hal tersebut (Wahyuni, 2011).
Upaya kesehatan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk pelaksanaan untuk ditentukan oleh jenis kebutuhan kemampuan dan di sesuaikan dengan tahap perkembangan masyarakat. Disini diperlukan peran aktif pemerintah dan masyarakat khusus nya kepada para bidan dan ibu yang apabila keadaan memungkinkan. Ibu harus sudah siap untuk merawat bayi nya sedini mungkin salah satu upaya yang dapat dijalankan untuk mencapai tujuan ini adalah dilakukan rawat gabung (Subaryono, 2009).
Mengingat pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (Bounding Attachment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ASI dan bagaimana cara mewujudkan kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada didalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD (inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapan ibu kepada anaknya disaat dilakukan IMD (Roesli, 2006). 

0 komentar:

Post a Comment