BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemberian ASI
Ekslusif di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, dimana masyarakat
cenderung memberikan susu formula pada waktu bayi berumur sangat muda. Sehingga
hal itu berakibat banyak balita kehilangan kesempatan memperoleh ASI Ekslusif.
Hal ini disebabkan karena tehnik menyusui tidak benar, sehingga dapat
menyebabkan puting susu lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi
jarang menyusu. Bila bayi jarang menyusu akan berakibat kurang baik, karena
isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya,
sehingga tidaklah jika ibu lebih memilih pemberian susu formula. (http://www.bidanku.com).
Menyusui merupakan
suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau
menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya, banyak alasan yang
dikemukakan ibu-ibu antara lain: ibu merasa bahwa ASInya tidak cukup atau ASI
tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Di samping informasi
tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar belum menjangkau sebagian besar
ibu-ibu. (Depkes RI, 2007).
|
Dalam standar
pelayanan minimal bidang kesehatan telah menetapkan bahwa tahun 2006 minimal 80%
ibu menyusui bayinya secara ekslusif.
Baru selanjutnya meneruskan ASI ditambah dengan makanan pendamping ASI
(MP-ASI). Tapi kenyataan di lapangan atau masyarakat kita justru bertolak
belakang, mayoritas bayi tidak mendapat suplai ASI yang cukup hingga umur 6
bulan pertama di Kabupaten Propolinggo pada tahun 2004 yang lalu bayi dengan
ASI Ekslusif masih mencapai 45,53%. Dari hasil tersebut mungkin bisa menjawab
mengapa penderita diare dan demam berdarah masih menjangkit anak-anak, itu
dikarenakan kurangnya asupan ASI yang cukup pada usia 6 bulan pertama, diduga
salah satu penyebab wabah penyakit tersebut.
Menurut Hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) tahun
2010 didapat hasil Pemberian ASI eksklusif secara keseluruan pada umur 0-1 bulan,
2-3 bulan, dan 4-5 bulan berturut-turut adalah 45,4 persen, 38,3 persen, dan 31,0
persen. ASI eksklusif lebih tinggi didaerah perdesaan dibanding daerah
perkotaan. Tidak ada perbedaan ASI eksklusif menurut jenis kelamin bayi.
Demikian juga tidak ada pola hubungan yang jelas antara pemberian ASI eksklusif dan
tingkat pendidikan orangtua. Hubungan yang jelas baru terlihat antara pemberian ASI
eksklusif dan tingkat pengeluaran perkapita. Semakin tinggi pengeluaran per
kapita rumahtangga, semakin menurun pemberian ASI eksklusif baik di kelompok umur
bayi 0-1 bulan, 2-3 bulan, maupun 4-5 bulan (Depkes RI, 2010)
Menurut Sudiharto (2007) dukungan
keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada
bayi. Dukungan keluarga adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI
saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada
ibu dan mempersiapkan nutrisi yangseimbang kepada ibu.
Penelitian
Mardeyanti (2007), bahwa 60% ibu yang bekerja tidak patuh memberikan ASI
Eksklusif, Hasil analisis regresi logistik memperlihatkan bahwa tingkat
pendidikan ibu yang rendah meningkatkan risiko ibu untuk tidak memberikan ASI
eksklusif dan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga akan meningkatkan
risiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Penelitian Hadinegoro, dkk (2007)
di Jakarta, bahwa pemberian ASI Ekslusif dipengaruhi oleh dukungan suami, jam
kerja, dan fasilitas ruangan menyusui ditempat kantor. Hasil penelitian
menunjukkan, secara proporsi ibu yang memberi ASI Ekslusif, 44% mendapat
dukungan dari suami, 17% pada ibu yang bekerja pada tempat kerja yang menyediakan
ruangan khusus untuk menyusui, serta 11% bekerja >8 jam.
Posisi bayi dan bayi
yang benar penting sekali untuk kebersihan menyusui. Kesalahan dalam posisi salah
satunya bisa menyebabkan puting lecet dan peradangan pada payudara, karena bayi
bukannya mengisap areola mammae, tapi hanya bagian puting saja sehingga ASI
tidak keluar. Akibat salah posisi menyusui sebenarnya problem klasik, namun
akibatnya bisa fatal karena sering kali tidak kuat menahan sakitnya dan
akhirnya menyerah dan gagallah pemberian ASI Ekslusif. .
0 komentar:
Post a Comment