BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan masyarakat pada
hakikatnya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat
dan secara fisik dan sosial serta beriman dan bertaqwa dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui hidup bersih dan sehat.( Depkes RI,
2004 ).
Untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat, maka pemerintah menyelenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan
penyakit (Preventif), penyembuhan penyakit (Kuratif) dan pemulihan kesehatan
(Rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, berkeseimbangan,
dengan menggalang peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan. (Depkes RI,
2004)
Program pencegahan penyakit menular
bertujuan untuk : Mencegah terjangkitnya penyakit, menurunkan angka kesakitan,
menurunkan angka kematian, pengembangan terhadap Surveylance, epidemiologi,
peningkatan kemampuan secara pelayanan kesehatan dan peningkatan kesadaran
masyarakat tentang bahaya penyakit serta menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan
upaya pencegahan penyakit (Depkes RI, 2003).
Program malaria adalah suatu penyakit
menular yang di sebabkan oleh parasit genus plasmodium yang hidup dalam sel
darah merah dan di sebabkan oleh nyamuk Anopheles. Penyakit malaria dapat
bersifat akut dan kronis dengan panas yang tinggi, anemia serta spenomegali
yang dapat menimbulkan penderitaan bagi penderita dan bisa menyebabkan kematian
bila tidak di obati. Biasanya penyakit malaria ini terdapat di daerah yang
sanitasi lingkungannya tidak baik dan perilaku masyarakat yang meliputi keadaan
pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat dalam mengelola lingkungan tempat
tinggalnya (Depkes RI, 1995).
Menurut WHO, sekitar 40% populasi
dunia hidup di negara miskin, populasi tersebut memiliki resiko tinggi terkena
malaria. Sekitar 2,5 milyar manusia beresiko dan diperkirakan 350 – 500 juta
manusia terkena malaria setiap tahun. Kebanyakan disebabkan oleh plasmodium
falcifarum dan plasmodium vivax. lebih dari 1 juta manusia meninggal karena malaria(5). Malaria
90% terjadi di Afrika. Peningkatan malaria di Afrika
berkaitan dengan resistensi pengobatan klorokuin dan sulfapiridoksin
pirimetamin, resistensi terhadap insektisida dan status sosial ekonomi. Tingkat
mortalitas malaria pada anak sekitar 1 – 2 juta setiap tahunnya (WHO, 2001).
Malaria tetap menjadi salah satu
penyakit yang utama di sebagian besar daerah Indonesia. Malaria masih merupakan
salah satu masalah kesehatan Masyarakat yang dapat menyebabkan kematian
terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, balita dan ibu hamil, dan
secara langsung dapat menurunkan produktivitas kerja. Ancaman yang muncul
kembali telah terjadi di daerah-daerah pengawasan aktif sebelumnya. Angka
kesakitan dan kematian malaria secara bermakna mempengaruhi bagian-bagian yang lebih miskin di Negara Indonesia
yang termasuk Negara berisiko malaria.
Pada tahun 2006 terdapat sekitar 2
juta kasus malaria klinis, sedangkan tahun 2007 menjadi 1,75 juta kasus, jumlah
penderita positif malaria (hasil pemeriksaan mikroskop positif terdapat kuman
malaria) tahun 2006 sekitar 350 ribu kasus, dan pada tahun 2007 sekitar 311
ribu kasus juga masih terjadi kejadian luar biasa (KLB) mengalami peningkatan
kasus malaria di 8 propinsi, 13 kabupaten, 15 kecamatan, dan 30 desa dengan
jumlah penderita malaria. (Depkes, RI. 2008).
Malaria positif sebesar 1256
penderita. 74 kematian (Case Fatality Rate/CFR
= 5,9%). Jumlah ini mengalami peningkatan di bandingkan tahun 2006 ; di mana
terjadi KLB di 7 propinsi, 7 kabupaten, 7 kecamatan, dan 10 desa dengan jumlah
penderita 1107 dengan 23 kematian (CFR
KLB = 2,07%) (Depkes, RI. 2008).
0 komentar:
Post a Comment