2.2.1 Definisi
Sindroma gangguan
pernafasan adalah kumpulan gejala yang terdiri dari dipsnu atau hipernu dengan
frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali per menit, sianosis, rintaihan dan
ekspirasi dan kelainan otot-otot pernafasan pada inspirasi.
sindrom gawat
neonatus adalah sindrom gawat pada neonatus yang merupakan kumpulan gejala gangguan
nafas pada bayi baru lahir karena berbagai sebab. definisi dan kriteris RDS
yaitu apabila didapatkan sesak nafas berat atau dypsnea, frekuensi nafas
meningkat (tachypnea), sianosis yang menetap dengan terapi oksigen, penurunan
daya pengembangan paru, adanya gambaran infiltrat alveolar yang merata pada
foto thorak dan adanya atelektasis, kongesti vaskular, perdarahan, edema paru
dan adanya hyalin membran pada saat otopsi.
sindrom gawat nafas neonatus dalam bahasa Inggris disebut respiratory distress syndrome (RDS) merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperapnea
dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali per menit, sianosis, merintih,
waktu ekspirasi dan retraksi di daerah epigastrium, interkostal pada saat
inspirasi. Bila di dengar dengan
stetoskop akan terdengar penurunan masukan udara kedalam paru.
Penyakit ini
terjadi pada bayi prematur mengingat produksi surfaktan yang kurang. Pada
penyakit ini kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu
dan alveolus akan kembali kolaps. Pada setiap akhir ekspirasi pada pernafasan
berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intra thoraks yang lebih besar dengan
cara inspirasi yang lebih kuat. Keadaan kolaps paru dapat menyebabkan gangguan
ventilasi yang akan menyebabkan hipokasia dan asidosis.
2.2.2
Etiologi
Dua hal yang dapat menyebabkan terjadinya SGNN adalah kelainan intra paru
dan kelainan ekstra paru. Termasuk dalam kelainan intra paru diantaranya
penyakit membran hialin (pada bayi prematur), transient trachipnoe of the new born (pada bayi aterm), pneumonia,
hipertensi pulmonal dan lain-lain, kelainan kongenital (hernia difragmatika),
kelainan kardiovaskuler (gagal jantung, syok hipovolemik, anemia dan lain-lain).
Respitory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane Desease
(HMD) didapatkan pada 10% bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan
pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Ada 4 faktor penyebab
defisiensi surfaktan pada RDS yaitu:
a. Prematur
b. Asfiksia perinatal
c. Maternal diabetes
d. Seksio sesaria
penyebab dari sidrom gangguan pernafasan disebabkan oleh karena:
a. Obstruksi saluran pernafasan
bagian atas yaitu: atresia oesophagus, atresia koana bilateral dan lain-lain.
b. Kelainan parenkim paru
yaitu: penyakit membran hyalin, perdarahan paru dan lain-lain
c. Kelainan diluar paru
yaitu: pneumo thorak, hernia diafragmatika dan lain-lain
d. Kelainan lain diluar
paru yaitu: asidosis hipoglikemia, adanya perdarahan dan lain-lain.
2.2.3
Gejala
bayi umumnya preterm atau memiliki riwayat asfiksia perinatal. Bayi
tampak mengalami gawat nafas beberapa jam setelah lahir dan memburuk secara
progresif. Biasanya terdapat takipnue, suara nafas merintih, retraksi inter
kostal dan sub kostal dan nafas cuping hidung. Suara nafas normal atau
berkurang, mungkin terdengar ronki basah halus pada basal posterior paru.
RDS sering disertai riwayat asfiksia pada waktu lahir atau tanda gawat
janin pada akhir kehamilan. Adapun tanda dan gejalanya adalah:
a. Timbul setelah 6-8 jam
setelah lahir
b. Pernafasan cepat atau
hiperpnea atau dyspnea dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali permenit
c. Retraksi interkostal,
epigastrium atau suprasternal pada inspirasi
d. Sianosis
e. Gruntung atau terdengar
seperti suara rintihan pada saat ekspirasi
f. Takikardia yaitu nadi
170 kali permenit
2.2.4
Penatalaksanaan
Bidan sebagai tenaga medis di lini terdepan diharapkan peka terhadap
pertolongan persalinan sehingga dapat mencapai well born baby dan well
health mother. Oleh karena itu bekal utama sebagai bidan adalah: melakukan
pengawasan selama hamil, melakukan pertolongan hamil resiko rendah dengan
memanfaatkan partograf WHO, melakukan perawatan ibu dan janin baru lahir.
Berdasarkan kriteria nilai APGAR maka bidan dapat melakukan penilaian untuk
mengambil tindakan yang tepat diantaranya melakukan rujukan medik sehingga
keselamatan bayi dapat ditingkatkan.
penatalaksanaan RDS adalah sebagai berikut:
a. Bersihkan jalan nafas
dengan menggunakan penghisap lendir dan kasa steril
b. Pertahankan suhu tubuh
bayi dengan membungkus bayi dengan kain hangat
c. Atur posisi tidur bayi
dengan kepala ekstensi agar bayi dapat bernafas dengan leluasa
d. Apabila terjadi apnue
lakukan nafas buatan dari mulut ke mulut
e. Longgarkan pakaian bayi
f. Beri penjelasan pada
keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah sakit
g. Bayi rujuk segera ke
rumah sakit
penatalaksanaan medik maka tindakan yang perlu dilakukan adalah:
a. Memberikan lingkungan
yang optimal
b. Pemberian oksigen
c. Pemberian cairan dan
elektrolit sangat perlu untuk mempertahankan homeostasis dan menghindarkan
dehidrasi
d. Pemberian antibiotik
untuk mencegah infeksi sekunder
e. Pemberian surfaktan
oksigen.
0 komentar:
Post a Comment