Penyakit demam berdarah (DBD) di
Indonesia sampai saat ini merupakan masalah. Panyakit DBD pertama terjadi muncul di wilayah Asia bagian tropis sejak tahun 1956. berbagai
upaya penenggulangan telah dilakukan antara lain demgan menggunakan kimiawi,
menggunakan insektisida maupun larvasida. Wabah Global dimulai di Asia Tenggara
pada tahun 1950-an dan hingga tahun 1975 demam berdarah telah menjadi penyebab
kematian utama diantara anak-anak di daerah tersebut
Sejalan dengan paradigma sehat pada
saat ini sedang berlangsung perubahan demografi dan epidemiologi penyakit pada
masyarakat, yang mendorong para pengambil keputusan di tingkat pusat dan daerah
untuk segera meninjau kembali berbagai kebijaksanaan di bidang kesehatan
termasuk pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.
Cara pemberantasan sarang nyamuk aedes
aegypty guna pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan
memberantas nyamuk penularannya, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk
membasmi virusnya belum ada. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu
masalah kesehatan di Indonesia yang cenderung semakin meluas penyebarannya,
sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk, penyakit
ini terutama menyerang anak dan dapat menyebabkan kepadatan penduduk, penyakit
ini terutama menyerang anak dan dapat menyebabkan kematian dan sering
menimbulkan wabah. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit
penyakit DBD, karena virus penyebab dan nyamuk penularannya tersebar luas dan
baik di rumah maupun tempat-tempat umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari
1.000 meter di atas permukaan laut
Di Indonesia jumlah penderita penyakit
demam berdarah atau insidennya meningkat dan menyebar ke seluruh Propinsi di
Indonesia. Peningkatan kasus DBD terjadi sejak nopember 2003 di beberapa
daerah. Pada akhir Mei 2004, jumlah kasus DBD dilaporkan 59.321 kasus dengan
jumlah kematian 669 kasus. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) selama periode KLB tahun 2004 sebesar 1,1
persen. Sedangkan lima tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1998 CFR sebesar 1,8
persen.
Untuk mencegah penyakit ini,
diperlukan peran serta masyarakat dalam membasmi jentik/nyamuk penularnya (aedes aegypty) atau dikenal dengan
istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) secara
terus menerus.
Jumlah penderita penyakit DBD terjadi peningkatan di NAD jika dilihat
dari kasus penyakit DBD tahun 2002 meningkat menjadi 92 orang penderita dan
korban meninggal tidak ada. Tahun 2003 meningkat menjadi 128 orang penderita
dan korban meninggal tidak ada. Tahun 2004 meningkat lagi menjadi 371 orang
penderita dengan angka kematian 5 orang, atau CFR sebesar 1,3%. Tahun 200
dimana jumlah penderita meningkat drastis menjadi 1017 orang dengan angka
kematian 7 orang, atau CFR sebesar 1,3%
0 komentar:
Post a Comment