Wednesday, 6 February 2013

angka kejadian demam berdarah (DBD)



Penyakit demam berdarah (DBD) di Indonesia sampai saat ini merupakan masalah. Panyakit DBD pertama terjadi  muncul di wilayah  Asia bagian tropis sejak tahun 1956. berbagai upaya penenggulangan telah dilakukan antara lain demgan menggunakan kimiawi, menggunakan insektisida maupun larvasida. Wabah Global dimulai di Asia Tenggara pada tahun 1950-an dan hingga tahun 1975 demam berdarah telah menjadi penyebab kematian utama diantara anak-anak di daerah tersebut
Sejalan dengan paradigma sehat pada saat ini sedang berlangsung perubahan demografi dan epidemiologi penyakit pada masyarakat, yang mendorong para pengambil keputusan di tingkat pusat dan daerah untuk segera meninjau kembali berbagai kebijaksanaan di bidang kesehatan termasuk pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.
Cara pemberantasan sarang nyamuk aedes aegypty guna pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan memberantas nyamuk penularannya, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum ada. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang cenderung semakin meluas penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk, penyakit ini terutama menyerang anak dan dapat menyebabkan kepadatan penduduk, penyakit ini terutama menyerang anak dan dapat menyebabkan kematian dan sering menimbulkan wabah. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DBD, karena virus penyebab dan nyamuk penularannya tersebar luas dan baik di rumah maupun tempat-tempat umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut
Di Indonesia jumlah penderita penyakit demam berdarah atau insidennya meningkat dan menyebar ke seluruh Propinsi di Indonesia. Peningkatan kasus DBD terjadi sejak nopember 2003 di beberapa daerah. Pada akhir Mei 2004, jumlah kasus DBD dilaporkan 59.321 kasus dengan jumlah kematian 669 kasus. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) selama periode KLB tahun 2004 sebesar 1,1 persen. Sedangkan lima tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1998 CFR sebesar 1,8 persen.
Untuk mencegah penyakit ini, diperlukan peran serta masyarakat dalam membasmi jentik/nyamuk penularnya (aedes aegypty) atau dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) secara terus menerus.
Jumlah penderita penyakit DBD terjadi peningkatan di NAD jika dilihat dari kasus penyakit DBD tahun 2002 meningkat menjadi 92 orang penderita dan korban meninggal tidak ada. Tahun 2003 meningkat menjadi 128 orang penderita dan korban meninggal tidak ada. Tahun 2004 meningkat lagi menjadi 371 orang penderita dengan angka kematian 5 orang, atau CFR sebesar 1,3%. Tahun 200 dimana jumlah penderita meningkat drastis menjadi 1017 orang dengan angka kematian 7 orang, atau CFR sebesar 1,3%

0 komentar:

Post a Comment