Kehamilan adalah adanya pertemuan antara antara sel
telur dan sel mani dalam saluran telur yang karena adanya dorongan dari saluran
telur terdapat ovum yang telah dibuahi , sehingga ovum masuk kerongga rahim ,
disitu akan tumbh menjadi janin dan berkembang . untuk terjadinya kehamilan
diperlukan dual ah penting yaitu ovum dan sperma. Ovum berasal dari indung
telur dan setiap bulan biasanya ada satu ovum yang matang , sedangkan sperma
berasal dari ayah , dalam satu tetes air mani terdapat seperempat sampai satu juta sperma. Bila terjadi pembuahan , dimana satu
sperma ada yang dapat bersatu dengan satu dengan satu ovum akan membentuk
zigot. (Ikatan Bidan Indonesia , 2000).
Menurut Marshall ,2000 ,
kehamilan adalah sebuah perjalanan sembilan bulan menuju ke status menjadi ibu.
Pengalaman di sepanjang ini berbeda – beda antara satu wanita dengan wanita
lain , tetapi beberapa hal dialami oleh semua wanita hamil.
Sedangkan Nadesul (1999) mengatakan bahwa , kehamilan itu masa yang
penting karena di sini mutu seorang anak ditentukan , benih yang unggul berasal
dari tubuh yang sehat , keturunan yang
sehat , dan dibesarkan dalam lingkungan yang sehat pula . Untuk itulah
pemeliharaan kehamilan dimulai dari perencaaan
menu yang benar,pemeliharaan kesehatan dan kebersihan , dan sebagainya .
salah satu upaya adalah dengan menjaga kecukupan makanan . Makanan satu –
satunya sunber agar anak tumbuh dengan sehat.
Resiko Kehamilan adalah setiap faktor yang berhubungan
dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal, kematian ibu hamil sampai
dengan 42 hari setelah kehamilan
selesai.
Resiko tinggi kehamilan
merupakan keadaan penyimpangan dari normal . yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Semakin banyak ditemukan faktor resiko
pada seorang ibu hamil , maka semakin tinggi resiko kehamilannya. Salah satu
Tanda bahaya pada kehamilan adalah
kurang darah atau Anemia.
Anemia atau kurang darah merupakan salah satu
penyebab utama kematian ibu. Ibu hamil yang anemia tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan oksigen yang dibawa dalam darah
, sehingga pertumbuhan bayi terganggu. Wanita yang mengidap anemia saat
melahirkan dapat mengalami syaok karena kehilangan banyak darah dan dapat
menyebabkan kematian.
Pendarahan pada awal kehamilan
dapat merupakan tanda keguguran. Pendarahan pada usia kehamilan 4 sampai 9 bulan dapat menunjukan plasenta
letak rendahdalam rahum dan dapat menutup jalan lahir.
Perdarahan pada akir kehamilan
dapat merupakan tanda plasenta terlepas dari
rahim . perdarahan yang hebat dan terus menerus setelah melahirkan dapat
menyebabkan ibu kekurangan darah dan merupakan tanda bahaya dimana ibu bersalin
harus segera mendapat pertolongan yang tepat dari bidan atau dokter.
2.2. HAEMOGLOBIN.
Fungsi utama dari sel darah
merah adalah mengangkut oksigen ( 02 ) ke jaringan dan mengembalikan
karbon dioksida ( CO2 ) dari jaringan ke paru – paru . untuk mencapai pertukaran gas ini ,
sel darah merah mengandung protein khusus, yang bernama haemogobin .setiap sel
darah merah mengandung sekitar 640 juta
molukul heamoglobin dan setiap melekul dewasa normal (Hb A) terdiri atas empat
rantai polipepdida 2 2 , masing
– masimg dengan gugus haennya sendiri . berat melekol Hb A 68.000.
Fungsi dari melekul
haemoglobin adalah memuat dan melepas 02 .
Agar berhasil mengangkut
heamoglobin untuk jaringan dan untuk pertukaran gas yang baik, sel darah merah
dengan diameter 8m , harus sanggup melewati secara berulang ulang
mikrosirkulasi yang berdiameter minimum 3,5 m, untuk menjaga haemoglobin dalam keadaan tereduksi dan
untuk menpertahankan keseimbangan osmosik walaupun terdapat konsentrasi protein
(haemoglobin ) tinggi dalam sel . perjalanan totalnya sepanjang 120 hari kehidupan sel diperkirakan
300mil.
2.3. ANEMIA
Biasanya ini definisikan
sebagai konsentrasi haemoglobin dalam darah rurang dari pada 13,5 g/dL pada
laki – laki dewasa dan kurang dari 11,5 g/dL pada wanita dewasa. Wealaupun ada
yang memakai 14 g/dl dan 12 g/dl sebagai batas terendah normal pada orang
dewasa. Dari umur 3 bulan sampai akil balik , kurang dari pada 11 ,0 g/dl
menunjukan anemia . Karena bayi baru lahir mempunyai kadar haemoglobin tinggi
,15 g/dl dianggap sebagai batas terrendah ketika lahir. Penurunan haemoglobin
biasanya disertai olah penurunan jumlah sel darah merah dan packet cell volume
(PCV) tetapi ini dapat normal pada beberapa pasien dengan kadar haemoglobin
subnormal . Perubahan dalam volume plasma total yang beredar sebagai mana
haemoglobin total yang beredar menentukan apakah anemia terdapat atau tidak .
Penurunan volume plasma dapat menyelubungi anaemia, sebaliknya peningkatan
volume plasma dapat menyebabkan anaemia bahkan dengan sel darah merah total
dalam sirkulasi normal dan masa haemoglobin normal.
Setelah kehilangan darah
banyak akut , anemia tidak segera tampak nyata , karena volume darah total
berkurang. Volume plasma memerlukan waktu satu hari untuk diganti dan dengan
demikian sampai nampai anaemia . Regenerasi massa haemoglobin memakan waktu
lebih lama . 0leh karena itu , gambaran klinis mula – mula dari kehilangan
darah akut dan banyak adalah disebabkan kerena penurunan volume darah bukan
karena anaemia.
Tabel 1
Nilai – Nilai Normal Sel Darah Merah Orang
Dewasa
Pria Wanita
Haemoglobin (Hb)* (g/dl) 13,5 - 17,5 11,5 – 15,5
HaemoglobinHaematokrit (PCV) (%) 40 -
52 36 - 48
Hitung sel
darah merah ( x 1012
/L) 4,5 - 6,5 3,9 - 5,6
Haemoglobin sel rata-rata (pg) 27
– 34
Volume sel rata-rata (fl) 80 – 95
Konsentrasi Haemoglobin sel rata rata (g/dl) 30 – 35
* Anak – anak : Neonatus Hb 15,0 – 21
,0 g/dl
3 bulan Hb
9,3 – 12,5 g/dl
1 tahun – pubertas Hb 11,0 – 13,5 g/dl
Sumber Kapita Selekta Haematologi oleh A V
Hoffbrand 1996.
Anemia yang dikenal baik
terjadi dengan difesiensi ( kekurangan ) zat Besi , vitamin B12 atau folat .
Anemia juga terjadi dengan defisiensi asam amino (protein) , tiroksin
atau endrogen tetapi dapat merupakanadaptasi terhadap komsumsi 02 jaringan
yang lebih rendah , bukan sebagai efek
langsung dari defisiensi pada eritropoisis (proses terbentuknya sel darah merah
di sumsum tulang belakang ) . Anemia juga terjadi pada defisiensi vitan C
(scurvy ) , vitamin E dan reboflavin.
2.4. Gambaran Klinis Anaemia,
Pada sebagian pasien dengan
anemia yang betul – betul berat bisa tampa gejala atau tanda sedangkan orang
lain dengan anemia ringan bisa sangat lemah . umumnya gejala klinis anemia adalah
:
1. Anemia yang cepat memburuk menyebabkan
lebih banyak gejala dari pada anemia yang lambat muncul karena lebih sedikit
waktu untuk penyesuaian dalam sistim kardiovaskuler .
2. Anemia ringan sering tidak menimbulkan
gejala atau tanda tetapi ini biasanya ada bila haemoglobin kurang dari 9 – 10
g/dl . bahkan anemia berat konsentrasi haemoglobin serendah 6,0 g/dl dapat
menghasilkan gejala yang sangat sedikit . akan tetapi , bila timbulnya sangat
perlahan pada orang muda yang sehat.
3. Orang tua kurang tahan terhadap anemia
dibandingkan dengan orang muda disebabkan pengruh kurangnya oksigen pada organ
bila kompensasi kardiovaskuler normal ternganggu.
2.5. Tanda – Tanda Kurang Darah ( Anaemia )
pada Ibu Hamil
- Pusing ,Berkunang – kunang.
- Lemah.
- Badan Lesu.
- Cepat Lelah.
- Gampang Ngantuk.
- Lidah, Bibir , Kuku pucat
sekali.
- Wajah / Muka pucat.
2.6.
Bahaya Kurang Darah bagi Ibu Hamil .
-
Membahayakan
jiwa ibu ketika melahirkan.
-
Mengganggu
pertumbuhan bayi dalam kandungan, dan dapat membahayakan jiwa ibu.
-
Ibu
Tidak Kuat Bekerja.
2.7.
Penyebab Kurang Darah.
- Kurang makan sayuran hijau,
buah berwarna dan lauk pauk.
- Perdarahan akibat sering
melahirkan.
- Jarak kelahiran anak terlalu
dekat.
- Ibu hamil bekerja terlalu
berat.
- Adanya cacing tambang dalam
usus.
2.8. Perkiraan Haemoglobin pada Kehamilan.
Pemekirsaan hemoglobin (Hb)
secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk
mendeteksi anemia . Namum ada kecendrungan kegiatan itu tidak dilaksanakan
secara optimal selama masa kehamilan . perubahan fisiologis yang terjadi dalam
masa kehamilan mengakibatkan penurunan Hb secara progesif sampai sekitar minggu
ke 30 , yang secara fisiologis masih normal. Perubahan normal ini dikenal
sebagai hemodilusi (Mahomed dan
Hylten,1989 ) dan biasanya mencapai titik terendah pada kehamilan minggu ke 30
. oleh karena itu pemeriksaan Hb dianjurkan untuk dilaksanakan pada awal
kehamilan dan diulang kembali pada minggu ke 30 untuk mendapat gambaran akurat
tentang status Hb (Villiar dan Berg,1997 . Mahomed dan Hylten 1989 ).
Hemodifusi fisiologis dianggap
sebagai suatu tanda kehamilan normal , dalam kaitannya dengan hasil kehamilan
yang baik bagi janin ( yaitu berat lahir sesuai dengan umur kehamilan ).
Apabila tidak terjadi proses hemodilusi , yang ditandai oleh kadar Hb yang
tinggi , dapat diindikasikan adanya gangguan pada perubahan fisiologis akibat
ternganggunya sirkulasi darah plasenta yang dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin ( Villar dan Bergsjo 1997, dan Merilainen 1995 , Koller
sandvey dan sagen 1980 ).
Kader Hb 11 gr% dianggap
sebagai batas normal terendah dalam masa kehamilan namun demikian batasan –
batasab lain sering digunakan dalam mendefinisikan anemia dalam kehamilan.
Banyak batasan – batasan tersebut tidak mempunyai bukti yang jelas secara
ilmiah untuk mendukung penggunaannya. Batasan tersebut belum jelas kaitannya
dengan umur kehamilan. Walaupun Hb pada masa kehamilan dibawah 10 g % ( 11 g%
pada ibu dengan gizi baik ), dikatakan rendah , namun masih sedikit bukti
ilmiah yang konsisten dalam penanggulangannya sesuai dengan tingkat kader Hb
yang ada.
Untuk saat ini anemia dalam
kehamilan di indonesia ditetapkan dengan
kadar Hb < 11 g% pada trisemister I
dan III atau Hb < 10.5 g % pada tri
semister II , sehingga prevalensi anemi pada kehamilan di indonesia relatif
tinggi (63,5 %).
Pemeriksaan kadar Hb terbaik
adalah dengan menggunakan spektrofotometer sehingga pemeriksaan secara Sahli
dan Talguist hanya merupakan alternatif pemeriksaan dilapangan.
Namun pada kenyataan
dilapangan pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode Sahli karena memang itu alat
yang tersedia di institusi kesehatan terdepan yakni Puskesmas.
2.9. Penyebab Hemoglobin (Hb) Rendah
dalam Kehamilan.
Penyebab utama rendahnya
hemoglobon (Hb) dalam kehamilan adalah defisiensi besi terutama bila hanya
terjadi anemia ringan. Pada Hb di bawah 9 g % dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan lebih teliti, karena masih adanya kem ungkinan penyebab lain diluar
kekurangan besi (Mahomed dan Hytten 1989 ). Pada umumnya seorang ibu hamil dengan
Hb rendah harus diberikan seplementasi besi, meskipun ada sebab lain seperti
cacing dan malaria yang harus dipertmbangkan untuk menentukan langkah tindak
lanjut yang sesuai.
Telah dikemukakan bahwa
pemberian suplementasi besi rutin pada ibu hamil dengan gizi baik hanya memberi
efek yang terbatas pada peningkatan Hb (Mahomed dan Hylten 1989 ). Hasil
penelitian mutakir menganjurkan pemberian besi secara rutin hanya dilakukan
pada ibu hamil yang telah terbukti menderita anemia (Mahommed 1993). Namun di negara
– negara yang mengalami kekurangan gizi , suplemen gizi masih dinajurkan ,
karena sering kali sulit untuk memperkirakan secara tepat kadar Hb Ibu hamil.
Anjuran program nasional
indonesia adalah pemberian 60 mg/hari elemenlat besi dan 50 g asam folat untuk profilasis anemia . Program Depertemen
Kesehatan R I memberikan 90 tablet besi selama 3 bulan.
Beberapa jenis makanan
tertentu dapat mempengaruhi daya serap tubuh terhadap zat besi. Khususnya
tembakau, teh dan kopi diketahui mengurangi penyerapan besi. Oleh karena itu
ibu hamil yang mendapat suplementasi besi dianjurkan untuk menggindari tembakau , teh dan kopi terutama sekitar
waktu makan . Makanan lain seperti protein dan vitamin C dapat membantu
penyerapan. Oleh karena itu harus disarankan untuk mengkonsumsi pangan yang
kaya akan protein dan vitamin C.
2.10.
Memperkiraan Hemoglobin (Hb) pada masa
Nifas.
Dalam suatu studi yang
diselenggarakan di inggris untuk menyelidiki insidens anemia pada masa nifas
ditemukan bahwa sekitar 10 % dari ibi nifas yang tidak anemia pada masa
kehamilannya, ternyata memiliki Hb rendah ( Campbell dan Holbrock, 1992) .
Pengaruh Hb rendah pada masa nifas
berkisar dari tanda – tanda anemia yang umum misalnya letargi/lemas, depresi ,
kehilangan nafsu makan , pusing , sakit kepala dan mau pingsan sampai ASI tidak
keluar, kesembuhan perineum yang lambat dan predisposisi terhadap inspeksi .
banyak dari gejala ini merupakan reaksi terhadap ketegangan pada saat hamil dan
persalinan juga akibat proses penyesuaian diri terhadap peran menjadi seorang
ibu. Oleh kerena itu tidak selalu bisa mendiagnosis anemia nifas dengan hanya
mengandalkan tanda – tanda dan gejala klinis . Dengan demikian disarankan ibu
nifas untuk memeriksakan kadar Hb nya ( Sweet , 1997).
Untuk dapat menentukan saat
yang tepat untuk memeriksa anemia pada ibu nifas sebaiknya diketahui respon
fisiologis normal yang terjadi dalam sirkulasi darah setelah persalinan .
Perubahan fisioligis yang normal pada kehamilan merubah hemodinamika cairab
tubuh. Untuk mengembalikan dan menctabilkan Hb diperlukan waktu . Pada kala III
juga ada perubahan hemodinamika berupa pemindahan darah dariuterus ke sirkulasi
umum . Karena uterus berkontraksi setelah persalinan , darah dari dinding rahim
akan memasuki sirkulasi umum . Oleh karena itu segara setelah persalinan akan
terjadi peningkatan jumlah sel darah merah dan volume darah . Selanjutnya tubuh
akan melakukan konpensasi terhadap perubahan tersebut dan segera mengeluarkan
cairan yang berlebihan tersebut ( mengakibatkan produksi urine yang tinggi
dalam 24 jam pertama paska melahirkan ). Kemudian tubuh akan memecah sel – sel
darah merah dan dari pemecahan sel – sel darah merah ini dihasilkan ekstra zat
besi. Dengan demikian bila pemeriksaan Hb dilakukan terlalu cepat setelah
persalinan , bisa memberi gambaran tinggi
yang semu. Untuk itu waktu terbaik umtuk memeriksa kadar Hb ibu nifas
adalah 3 – 5 hari pasca persainan.
Untuk melaksanakan pemeriksaan
Hb ibu nifas 3 – 5 hari setelah
persalinan mungkintidak bisa dilaksanakan di beberapa negara ASEAN. Oleh karena
itu dianjurkan hanya menjaring ibu nifas yang mempunyai kemungkinan besar
menjadi anemia , yaitu ibu – ibu yang menderita anemia pada kehamilannya.
Menderita infeksi , pendarahan
sebelumnya dan yang melahirkan bayi kembar . Keuntungan pemeriksaan Hb
pada semua ibu nifas di negara ASIAN
belum bisa dibuktikan . Tubuh bisa melakukan kompensasi untuk lebih banyak
menyerap zat besi dari makanan , bila Hb rendah (Paterson, Davis dan Gregory ,
1994). Oleh karena itu ibu yang mengeluh kelelahan pada masa paska persalinan
harus diperiksa Hb nya untuk menjaring anemia.
Bidan disarankan untuk
memastikan bahwa semua ibi nifas menerima penyuluhan, informasi dan konseling
tentang gizi yang seimbang dan disarankan untuk mengkonsumsi makanan kaya zat
besi serta Vitamin C.
2.11.
Zat Besi dan Asam Folat dalam Kehamilan.
Zat besi dan Asam Folat merupakan vitamin dan
mineral penting bagi wanita hamil untuk mencegah kecacatan pada perkembangan
bayi baru lahir dan kematian ibu yang disebabkan oleh anemia berat gravis.
Zat besi dan asam folat
ditemukan dalam jumlah besar , dalam sayuran berdaun hijau tua , buah dan
sayuran berwarna kuning tua , buncis dan kacang – kacangan , zat besu juga
dapat ditemukan dalam daging merah . Kebutuhan zat besi dan asam folat
meningkat dalam masa kehamilan.
Asam folat sangat dibutuhkan
janin untuk perkembangan sistim syaraf pusat selama minggu pertama kehamilan .
Tabung neural yang akan menjadi urat syaraf tulang belakang akan menutup pada
hari ke 23 gestasi . Kekurangan folat dapat menyebabkan penutupan tidak
sempurna pada sumsum tulang belakang dan dapat mengakibatkan cacat sumsum
tulang belakang atau spina bifida dan anen
cepalus karena perkembangan urat
saraf tulang belakang akan lengkap sebelum kebanyakan wanita menyadari bahwa
mereka hamil.
Untuk mencegah terjadinya
cacat tulang belakang seorang wanita harus mengkonsumsi 0,4 miligram asam folat
setiap harinya. Edialnya jumlah asam folat tersebut dikonsumsi minimal selama
satu bulan sebelum kehamilan dan selama tiga bulan pertama kehamilan.
Bagaimanapun , jika seorang wanita telah memiliki anak dengan cacat tulang
belakang atau cacat tulang tengkorak
akan menyebabkan mereka memerlukan dosis asam folat yang lebih tinggi 4
miligram perhari karena mereka cenderung memiliki anak dengan cacat yang sama .
Zat besi sangat dibutuhkan
untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak di Indonesia 2700 kematian ibu
disebabkan oleh anemia berat dengan penyebab utama adalah kekurangan zat besi .
seorang anak yang kekurangan zat besi tidak mampu mencapai perkembangan fisik
dan mental secara optimal dan mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga
sering mengalami sakit.
Untuk mencegah kekurangan zat
besi pada ibi dan bayi baru lahir seorang wanita harus mengkonsunmsi tablet zat
besi sebelum hamil , selama dan sesudah melahirkan , dengan menganjurkan dosis
1 tablet (60 mg zat besi + 0,25 mg asam folat ) setiap hari.
Jika seorang wanita yang baru
menikah atau wanita yang hamil muda datang ke tempat pelayanan kesehatan maka
pekerja kesehatan harus merekomendasikan wanita tersebut untuk mengkonsumsi zat
besi dan asam folat serta memberikan penyuluhan supaya mereka memakan makanan
yang banyak mengandung asam folat, hal ini akan membantu pengurangan resiko
kecacatan pada tulang belakang.
Zat besi dan asam folat harus
selaku dikonsumsi selama masa kehamilan untuk mencegah kesakitan dan kematian
pada ibu dan bayi baru lahir, serta selama masa nifas atau sedikitnya 6 minggu
sesudah melahirkan.
2.11. Pemeriksaan Hemoglobin Metode
Sahli.
1.
Persiapan Alat.
-
Standar
Hemoglobin satu set.
-
HCL
0,1 %.
-
Aquades
-
Lancet
Steril.
-
Pinset.
2.
Pelaksanaan.
-
Isilah
tabung Sahli dengan HCL 0,1 sampai batas angka 2 pada tabung reaksi.
-
Tusuk
ujung jari dengan lanset steril , bersihkan darah yang pertama kali keluar
dengan kapas kering.
-
Gunakan
pipet untuk menghisap darah mencapai garis berwarna biru pada tabung atau angka
20 mm.
-
Masukan
pipet kedalam tabung sahli kemudian keluarkan darah sambil menarik pipet keluar.
-
Aduk
HCL dengan darah sampai benar-benar tercampur.
-
Masukan
aquades tetes demi tetes kedalam tabung sahli , aduk kembali setelah di tetesi
sampai warnanya sama dengan warna standar.
-
Baca
permukaan darah menunjukan angka berapa , itulah kadar Hemoglobin.
0 komentar:
Post a Comment