BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai disiplin
ilmu turut andil dalam pengembangan dunia teknologi yang kini telah mencapai
puncak kecanggihan dalam mengisi berbagai dimensi kebutuhan hidup manusia. Era
global yang ditandai dengan kemajuan teknologi informatika, industri otomotif,
perbankan, dan dunia bisnis lainnya, menjadi bukti nyata adanya peran
matematika dalam revolusi teknologi.
Melihat
betapa besar peran matematika dalam kehidupan manusia, bahkan masa depan suatu
bangsa, maka sebagai guru di Sekolah
yang mengajarkan dasar-dasar matematika merasa terpanggil untuk
senantiasa berusaha meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar matematika. Apalagi
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika selalu berada di
tingkat bawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian
matematika materi Himpunan
Bagian Dan Himpunan Semesta pada kelas VII SMPN Hanya Mencapai Rerata
57,8 Dan Hanya 50% Siswa Mencapai Nilai 60 Atau >60. Padahal Idealnya
Minimal Harus Mencapai 100% Siswa
Mendapat 60 Atau >60. Pembelajaran sehari-hari menggunakan metode ceramah
dan latihan-latihan soal secara individual, dan tidak ada interaksi antar siswa
yang pandai, sedang, dan normal. Hal ini terbukti sebagian besar siswa mengeluh
apabila diajak belajar matematika. Sering jika diberi tugas tidak selesai tepat
waktu, dan lebih suka bermain dan mengobrol, alasannya pelajaran matematika
memusingkan dan lain-lain.
Menyikapi kondisi tersebut penulis
sebagai guru pelajaran matematika yang harus menyiapkan peserta didik menuju
ujian akhir sekolah dan mampu bersaing didunia pendidikan, selalu berusaha
memperbaiki pembelajaran dengan mengkondisikan pembelajaran yang memudahkan,
mengasyikkan, dan menyenangkan bagi siswa. Usaha tersebut akan diwujudkan dalam
suatu penelitian tindakan kelas yang akan menerapkan pembelajaran STAD dan
bermain kuis.
Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision)
adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang dikembangkan berdasarkan teori
belajar Kognitif-Konstruktivis yang diyakini oleh pencetusnya Vygotsky memiliki
keunggulan yaitu fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan
atau kerjasama antar individu. (Depag RI, 2004). STAD juga memiliki keunggulan
bahwa siswa yang dikelompokkan secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa
terhadap matematika akan terjadi interaksi yang positif dalam menyelesaikan
masalah, seperti tutor sebaya dan lain-lain. Jika sebelumnya tidak ada interaksi
antar individu, maka dalam STAD siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan
masalah sampai semua anggota kelompok dapat menyelesaikan masalah. Kelompok
dikatakan tidak selesai jika ada anggotanya belum selesai.
Bermain kuis adalah permainan yang
mengasyikkan bagi anak-anak usia sekolah dasar. Untuk itu pembelajaran
dilanjutkan dengan bermain kuis antar kelompok agar matematika yang dianggap
membosankan akan berubah menjadi menyenangkan, mengasyikkan, dan akhirnya
semangat belajar siswa meningkat dan hasil belajar juga meningkat.
0 komentar:
Post a Comment