Sunday, 19 May 2013

Hipertensi



Hipertensi adalah kondisi ukuran tekanan darah ≥ 140 mmHg (sistolik) dan ≥ 90 mmHg ( diastolic) (Joint National CommitteVII-2003 (Health Messenger, 2009).
Menurut WHO ( organisasi kesehatan dunia), di dalam Guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih normal adalah kurang dari 135/85 mmHg. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Adapun nilai diantaranya termasuk normal-tinggi diperuntukan bagi individu dewasa berusia diatas 18 tahun (Dalimartha, et al,  2008).
NM Kaplan (Bapak Ilmu Penyakit Dalam), memberikan batasan dengan membedakan usia dan jenis kelamin sebagai berikut :
1)      Pria, usia ≤ 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring ≥ 130/90 mmhg.
2)      Pria, usia ≥ 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ≥ 145/95 mmHg.
3)      Pada wanita tekanan darah ≥ 160/95 mmHg, dinyatakan hipertensi.
(Marliani & Tantan, 2007).
Ahli penyakit dalam lain, Gordon H Williams, mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :
Tensi Sistolik
Kategori
Tensi Diastolik
Kategori
≤ 140
Normal
≤ 85
Normal
140-159
Normal Tinggi
85-89
Normal tinggi
≥ 159
Hipertensi sistolik tersendiri
90-104
Hipertensi ringan


105-114
Hipertensi sedang


≥ 115
Hipertensi berat
(Marliani & Tantan, 2007).
National Institute of Health, lembaga Kesehatan Nasional mengklasifikasikan sebagai berikut.
Klasifikasi Tekanan darah

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

(angka yang di atas)

(angka yang di bawah)
Normal
119 atau lebih rendah
dan
79 atau lebih rendah
Pra Hipertensi
120 sampai 139
dan
80 sampai 89
Hipertensi



Derajat 1+
140 sampai 159
atau
90 sampai 99
Derajat 2+
160 atau lebih
atau
100 atau lebih
Normal berarti batas yang di izinkan dalam kaitan dengan resiko kardoivaskuler.
Angka-angka dinyatakan dalam satuan milliliter air raksa.
+Berdasarkan hasil rata-rata dari dua kali atau lebih pengukuran yang di ambil pada posisi duduk. Pengukuran dilakukan pada sedikitnya dua kali kunjungan. Hipertensi sistolik adalah factor resiko utama untuk penyakit kardiovaskular meskipun tidak di barengi kenaikan pada tekanan diastolic, terutama pada manula.
Sumber : National Institute of  healt, 2003
(Sheps, 2005).






WHO/ISH (International Society of Hipertension)
Kategori
Sistol mmHg
Diastol mmHg
Normal
< 139
< 85
Tinggi-normal
130-139
85-89
Hipertensi
-Ringan
-Borderline
-Sedang
-Berat

139-140
140-149
160-179
>180

                                     90-99
90-94
100-109
>110

Hipertensi sistolik
>140
<90
Borderline
140-149
<90
(Mubin, 2008).
1.  Pembagian Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu :
a.   Hipertensi Esensial/ Primer
Hipertensi esensial berbeda dengan sekunder karena tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Sebagian besar orang yang menderita hipertensi sulit mengetahui secara tepat apa yang terjadi pemicu peningkatan tekanan darah mereka (Sheps, 2005).
Menurut Sheps, 2005 Perilaku yang dapat menyebabkan  hipertensi esensial namun dapat diubah yaitu :
1). Obesitas
Kelebihan berat badan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang di butuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri.
Kelebihan berat badan dapat juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air.
2). Kurang Gerak
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan resiko menderita hipertensi karena meningkatnya resiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak efektif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan pada arteri.
                   3). Merokok
Zat-zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan       dalam tembakau juga membuat jantung bekerja lebih keras karena penyempitan pembuluh darah untuk sementara dan meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah.
Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah, hal ini dapat meningkatkan tekanan darah karena jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk memasok cukup oksigen ke seluruh organ dan jaringan tubuh.
Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik
maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg, tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah kita berhenti merokok.
                  4). Alkohol
Diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan menjadi penyebab sekitar 5 - 20% dari semua kasus hipertensi. Minum minuman beralkohol dalam jumlah yang sedikit tidaklah menaikkan tekanan darah. Bagaimana persisnya alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah sampai saat ini masih belum diketahui.
Salah satu teorinya adalah bahwa alkohol dalam darah meransang pelepasan epinefrin (adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Bagaimanapun juga sudah menjadi kenyataan bahwa mengurangi pemakaian alkohol dapat menurunkan tekanan darah.
5). Stress
Stress tidak menyebabkan hipertensi yang menetap tapi stress berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah sementara yang sangat tinggi. Stress dapat mendorong timbulnya hipertensi karena membawa pada kebiasaan yang buruk seperti merokok, alkohol atau makan terlalu banyak untuk menghilangkan stressnya.

0 komentar:

Post a Comment