Hipertensi adalah kondisi ukuran tekanan
darah ≥ 140 mmHg (sistolik) dan ≥ 90 mmHg ( diastolic) (Joint National
CommitteVII-2003 (Health Messenger, 2009).
Menurut WHO ( organisasi kesehatan
dunia), di dalam Guidelines terakhir
tahun 1999, batas tekanan darah yang masih normal adalah kurang dari 135/85
mmHg. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Adapun nilai diantaranya termasuk normal-tinggi diperuntukan bagi individu
dewasa berusia diatas 18 tahun (Dalimartha, et
al,
2008).
NM Kaplan (Bapak Ilmu Penyakit Dalam),
memberikan batasan dengan membedakan usia dan jenis kelamin sebagai berikut :
1) Pria,
usia ≤ 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu
berbaring ≥ 130/90 mmhg.
2)
Pria,
usia ≥ 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ≥ 145/95 mmHg.
3)
Pada
wanita tekanan darah ≥ 160/95 mmHg, dinyatakan hipertensi.
(Marliani &
Tantan, 2007).
Ahli penyakit dalam
lain, Gordon H Williams, mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :
Tensi
Sistolik
|
Kategori
|
Tensi
Diastolik
|
Kategori
|
≤ 140
|
Normal
|
≤
85
|
Normal
|
140-159
|
Normal
Tinggi
|
85-89
|
Normal
tinggi
|
≥ 159
|
Hipertensi
sistolik tersendiri
|
90-104
|
Hipertensi
ringan
|
|
|
105-114
|
Hipertensi
sedang
|
|
|
≥
115
|
Hipertensi
berat
|
(Marliani
& Tantan, 2007).
National
Institute of Health, lembaga
Kesehatan Nasional mengklasifikasikan sebagai berikut.
Klasifikasi
Tekanan darah
|
|||
|
Sistolik
(mmHg)
|
|
Diastolik
(mmHg)
|
|
(angka
yang di atas)
|
|
(angka
yang di bawah)
|
Normal
|
119
atau lebih rendah
|
dan
|
79
atau lebih rendah
|
Pra
Hipertensi
|
120
sampai 139
|
dan
|
80
sampai 89
|
Hipertensi
|
|
|
|
Derajat
1+
|
140
sampai 159
|
atau
|
90
sampai 99
|
Derajat
2+
|
160
atau lebih
|
atau
|
100
atau lebih
|
Normal berarti batas yang di izinkan dalam kaitan
dengan resiko kardoivaskuler.
Angka-angka dinyatakan dalam satuan milliliter air
raksa.
+Berdasarkan hasil
rata-rata dari dua kali atau lebih pengukuran yang di ambil pada posisi
duduk. Pengukuran dilakukan pada sedikitnya dua kali kunjungan. Hipertensi
sistolik adalah factor resiko utama untuk penyakit kardiovaskular meskipun
tidak di barengi kenaikan pada tekanan diastolic, terutama pada manula.
Sumber
: National Institute of healt, 2003
|
(Sheps,
2005).
WHO/ISH (International
Society of Hipertension)
Kategori
|
Sistol mmHg
|
Diastol mmHg
|
Normal
|
< 139
|
< 85
|
Tinggi-normal
|
130-139
|
85-89
|
Hipertensi
-Ringan
-Borderline
-Sedang
-Berat
|
139-140
140-149
160-179
>180
|
90-99
90-94
100-109
>110
|
Hipertensi
sistolik
|
>140
|
<90
|
Borderline
|
140-149
|
<90
|
(Mubin,
2008).
1. Pembagian Hipertensi
Berdasarkan
penyebab hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi Esensial/ Primer
Hipertensi esensial berbeda dengan
sekunder karena tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Sebagian besar orang
yang menderita hipertensi sulit mengetahui secara tepat apa yang terjadi pemicu
peningkatan tekanan darah mereka (Sheps, 2005).
Menurut Sheps, 2005 Perilaku yang dapat
menyebabkan hipertensi esensial namun
dapat diubah yaitu :
1). Obesitas
Kelebihan berat badan meningkatkan resiko terjadinya
hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah
yang di butuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini
berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat
sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri.
Kelebihan berat badan dapat juga meningkatkan frekuensi
denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan
tubuh menahan natrium dan air.
2). Kurang Gerak
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan resiko menderita
hipertensi karena meningkatnya resiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak
efektif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin
keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan pada arteri.
3).
Merokok
Zat-zat
kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri sehingga arteri
lebih rentan terhadap penumpukan
dalam tembakau juga membuat jantung bekerja lebih keras karena
penyempitan pembuluh darah untuk sementara dan meningkatkan frekuensi denyut
jantung serta tekanan darah.
Selain
itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah, hal
ini dapat meningkatkan tekanan darah karena jantung dipaksa bekerja lebih keras
untuk memasok cukup oksigen ke seluruh organ dan jaringan tubuh.
Setelah
merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik
maupun
diastolik akan meningkat 10 mmHg, tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini
sampai 30 menit setelah kita berhenti merokok.
4). Alkohol
Diperkirakan
konsumsi alkohol berlebihan menjadi penyebab sekitar 5 - 20% dari semua kasus
hipertensi. Minum minuman beralkohol dalam jumlah yang sedikit tidaklah
menaikkan tekanan darah. Bagaimana persisnya alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan
tekanan darah sampai saat ini masih belum diketahui.
Salah
satu teorinya adalah bahwa alkohol dalam darah meransang pelepasan epinefrin
(adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau
menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Bagaimanapun juga sudah
menjadi kenyataan bahwa mengurangi pemakaian alkohol dapat menurunkan tekanan
darah.
5). Stress
Stress
tidak menyebabkan hipertensi yang menetap tapi stress berat dapat menyebabkan
kenaikan tekanan darah sementara yang sangat tinggi. Stress dapat mendorong
timbulnya hipertensi karena membawa pada kebiasaan yang buruk seperti merokok,
alkohol atau makan terlalu banyak untuk menghilangkan stressnya.
0 komentar:
Post a Comment