BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Berlakang.
Kesehatan adalah sehat jasmani dan rohani dan terhindar
dari tingkat keterbelakangan mental dan kecacatan fisik
(Depkes RI. 2003).
Tujuan
dari pembangunan Kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan yang optimal.
Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
memelihara dan memperbaiki keadaan kesehatan, meningkatkan kemampuan masyarakat
menjangkau palayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien, terciptanya lingkungan
fisik dan sosial yang sehat, dan menurunnya prevalensi empat masalah gizi utama,
khususnya pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita (Depkes
RI. 2003).
Indikator
dalam mengukur derajat kesehatan masyarakat diantaranya adalah Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Hal ini disebabkan karena ibu dan bayi
merupakan kelompok yang mempunyai tingkat resiko yang besar terhadap penyakit
dan kematian (Depkes RI, 2005).
Angka Kematian Bayi di Indonesia tahun 2010 adalah
34/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita 46/1000 anak balita (Profil Kesehatan Indonesia 2010). Data profil kesehatan propinsi NAD 2009.
menunjukan angka kematian bayi sebesar 16/1.000 kelahiran hidup, sedangkan di
Kabupaten Pidie sebesar 14/1.000 kelahiran hidup.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia.
Oleh karena itu, Depkes menganjurkan agar semua anak sebelum berusia satu tahun
telah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu satu kali imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guarine), tiga kali
imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus),
empat kali imunisasi polio dan satu kali imunisasi campak serta 3 kali imunisasi
Hepatitis B (Depkes RI, 2006)
Kekebalan aktif terjadi sebagai
akibat stimulasi sitem imunologi yang menghasilkan antigen spesifik humoral
(antibody) dan kekebalan seluler. Tidak seperti kekebalan pasif, kekebalan
aktif biasanya dapat bertahan untuk beberapa yahun dan sering sampai seumur
hidup (Handerson, 2003)
Salah satu cara untuk mendapatkan
kekebalan aktif adalah bila seseorang menderita sesuatu penyakit. Secara umum
dapat dikatakan, setelah seseorang sembuh dari suatu penyakit mereka menjadi kebal
terhadap penyakit tersebut sampai seumur hidup. Perlindungan yang menetap untuk
beberapa tahun sesudah infeksi dikenal sebagai memori kekebalan. Setelah adanya
paparan antigen terhadap system kekebalan, sel limfosit (sel limfosit B memori)
beredar dalam darah (dan juga menetap dalam sumsum tulang) selama beberapa
tahun. Apabila terpaparlagi dengan antigen yang sama, maka sel itu akan
memperbanyak diri dan menghasilkan antibody dengan sangat cepat untuk
memberikan perlindungan terhadap penyakit tersebut (Handerson, 2003)
Cara lain untuk menghasilkan
kekebalan akttif adalah melalui imunisasi. Vaksin akan berinteraksi dengan
system kekebalan untuk menghasilkan respon imun yang setara dengan yang
dihasilkan setelah seseorang menderita penyakit secara alami, tetapi tidak
menyebabkan orang tersebut sakit atau mengalami komplikasi. Vaksin menghasilkan
memori kekebalan yang sama apabila menderita penyakit tersebut (Handerson, 2003)
Pencapaian program
imunisasi Hepatitis B, Indonesia tahun
2005 dari 4.866.842. bayi, hanya 2.000.355 bayi (41,1 %) yang mendapatkan
imunisasi Hb1(0-7 hari) Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam sampai bulan Oktober
2008 cakupan imunisasi Hb1 (0-7hari) adalah 13.686 bayi (12,5 %) (Laporan Din
Kes Prop NAD, 2008)
0 komentar:
Post a Comment