1.
Pendidikan
Tingkat pendidikan yang
diperoleh seseorang dari bangku sekolah dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pengetahuannya
tentang kesehatan. menyatakan keterbatasan untuk memperoleh pendidikan
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan serta upaya
pencegahan penyakit. Pada kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan yang
rendah pada umumnya dengan status ekonomi rendah pula sehingga sulit untuk
menyerap informasi mengenai kesehatan
disamping tidak mampu mencukupi gizi.
Pendidikan adalah suatu proses yang
unsurnya terdiri dari masukan (input)
yaitu sasaran pendidikan (out put)
yaitu suatu bentuk perilaku dan kemampuan dari saran–saran pendidikan. Tujuan pendidikan untuk mengubah
perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat
dicapai dengan anggapan bahwa manusia selalu dapat belajar dan berubah, karena
manusia selama hidupnya selalu berubah untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan. Berdasarkan proses Intelektual H.L Blum menjelaskan bahwa pendidikan
merupakan suatu proses utama menghasilkan perubahan perilaku manusia yang secara
operasional. Tujuannya dibedakan menjadi tiga aspek yaitu, aspek pengetahuan (Kognitif), Aspek Sikap (afektif) dan Keterampilan (Psikomotor).
2.
Informasi
Menurut
Onong Udjana Effendi informasi adalah rangsangan rangsangan (stimulus) yang
disampaikan kepada sasaran informasi tersebut pada dasarnya adalah hasil
pengertian atau pendapat sumber yang ingin disampaikan. Informasi dapat berupa
pengetahuan, Nasehat, hiburan dan lain-lain yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang keadaan reproduksi meliputi materi anatomi dan fisiologi sistim
reproduksi, seksualitas dan gender, kehamilan, kontrasepsi dan penyakit menular
seksual.
Dengan memberikan informasi tentang
cara mencapai hidup sehat pemeliharaan kesehatan dan cara-cara menghindari
penyakit melalui penyuluhan kesehatan dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tindakan kesehatan dalam hal ini perubahan perilaku yang diharapkan akan
berdasarkan pengertian dan kesadaran orang yang bersangkutan.
Informasi
adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang atau
symbol bahasa atau gerak (non-verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa suara atau bunyi atau bahasa lisan,
maupun berupa gerakan, tindakan atau symbol–symbol yang diharapkan dapat
dimengerti oleh pihak lain dan pihah lain itu merespon atau bereaksi sesuai
dengan maksud pihak yang memberikan stimulus. Oleh sebab itu reaksi atau
respon, baik dalam bentuk bahasa maupun dalam symbol–symbol ini merupakan
pengaruh atau hasil proses komunikasi. Proses komunikasi yang menggunakan
stimulus atau respon dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan selanjutnya
disebut komunikasi verbal.
3.
Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan
dan tradisi yang dilakukan orang-orang tampa melalui penalaran apakah yang
dilakukan baik atau buruk dengan demikian seseorang akan bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Lingkungan
sosial adalah segala yang ada di sekitarnya baik berupa benda hidup, benda
mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya. Serta suasana yang
terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut.
Pengaruh
teman sangat kuat. Hal ini membuat remaja punya kecendrungan pakai patokan
norma teman di bandingkan norma yang berlaku dimasyarakat. Karena mereka hidup
dalam dunia tersendiri, mereka merasa sama dan satu jenis serta satu dalam
segala hal. Lingkungan sekitar tempat tinggal anak sangat mempengaruhi
perkembangan pribadi anak. Disitulah anak itu memperoleh pengalaman bergaul
dengan teman diluar rumah dan sekolah. Lingkungan sekitar rumah memberikan
pengaruh sosial terutama pada anak diluar keluarga. Disini ia mendapat
pengalaman untuk mengenal lingkungan sosial baru yang berlainan dengan yang dikenalnya
dirumah. Dalam lingkungan itu ia dapat mempelajari hal-hal yang baik.
Perubahan-perubahan
didalam tumbuhnya dirasakan oleh si remaja yang juga di penuhi tanya. Mereka
tidak mengerti, tetapi sudah terlanjur jauh dengan orang tua. Akhirnya mereka
merasa cemas akan dirinya sendiri dan bertanya kepada temannya. Teman dengan
dasar pegangan hidup yang baik dapat membantu teman yang tidak tahu arah maupun
kehilangan tempat bertanya. Sebaliknya teman yang masih labil dan mungkin telah
menyerap dalam perjuangan hidup kearah pendewasaan, tentunya sulit memberikan
pertolongan dan malah akan menjerumuskan.
Salah
satu ciri remaja adalah terikat dengan kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial
sangat tertarik kepada kelompok sebayanya, sehingga jarang orang tua dinomor
duakan, sedangkan kelompokkannya di nomor satukan. Apa yang diperbuatnya ingin
sama dengan anggota kelompok lainnya, kalau tidak sama ia akan merasa harga
dirinya turun. Dalam pengalamanpun mereka berusaha berbuat sama, misalnya
berpacaran. Apa yang dilakukan kelompok ditirunya, walaupun yang dilakukan itu
tidak baik.
4.
Pengalaman
Pengalaman
sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam pemecahan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama
bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmuah dan etik yang bertolak dari
masalah nyata dalam bidang kerjanya.
5.
Lingkungan
adalah
segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis
maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbale balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan
oleh setip individu.
6.
Usia
Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah
usia akan semakin berkembang pula daya tangkat dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madia, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua,
selain itu orang usia madia akan lebih banyak mengunakan banyak waktu untuk
membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan verbal
dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional
mengenai jalannya perkembangan selama hidup:
a.
Semakin tua semakin bijaksana,
semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya.
b.
Tidak dapat mengajarkan kependaian
baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun
mental. Dapat diperkirakan bahwa I0 akan menurun sejalan dengan bertambahnya
usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misaknya kosa kata
dan pengetahuan umum.
0 komentar:
Post a Comment