Alangkah bahagianya ketika dokter
menyatakan Anda positif hamil. Setiap ibu hamil berharap janin yang bersarang
di rahim dapat tumbuh hingga usia sembilan bulan. Tapi miris, tidak sedikit
yang kehilangan calon bayi di usia kehamilan muda (trisemester pertama).
Hampir separuh peristiwa keguguran pada semester pertama kehamilan tidak dapat dicegah. Dan prosentase terjadinyapun cukup tinggi. Berdasarkan sebuah data diketahui, sekitar 15-40% angka keguguran terjadi pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan sisanya 60-75% angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu.
”Sebenarnya penyebab terjadinya keguguran pada trimester pertama cukup banyak, dan masih banyak penyebab yang belum diketahui secara pasti,” ungkap dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Mutia Prayanti Errufana, Sp.O.G.
Menurut dokter Mutia, yang biasa menjadi penyebab yakni, infeksi ibu, penyakit ibu, hasil pembuahan yang tidak baik hingga gangguan pada kromosom. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh sebagian ahli kandungan yang menyatakan bahwa keguguran merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor. Terbukti, sekitar 50% kasus keguguran terjadi akibat kelainan kromosom, dan selebihnya adalah akibat infeksi, kelainan rahim, kelainan hormon, dan lain-lain.
Bila Anda mengalami pendarahan, bercak darah atau kram perut, jangan panik. Pendarahan memang acapkali terjadi pada kehamilan. Dalam kondisi itu, yang justru harus Anda lakukan adalah tetap berfikir postif dan beritahukan dokter kandungan Anda. Tidak sedikit wanita hamil yang sukses menjalani kehamilan hingga sembilan bulan dan melahirkan bayi mungil yang sehat.
Jika telah diketahui kehamilan cukup baik, cobalah resep berikut ini untuk menguatkan kahamilan usia muda:
• Segera periksa kadar hormon progesteron.
Di minggu pertama kehamilan, hormon progresteron berfungsi untuk menguatkan atau mempertahankan janin yang menempel di dinding rahim. Agar janin dapat bertahan, serum kadar hormon yang dimiliki harus di atas 18,9. Jika pada trimester pertama kadar hormon tersebut rendah, itu artinya resiko ibu hamil terancam keguguran sangatlah besar.
Penyebab kadar progesteron ibu hamil menurun ada beberapa sebab. Misalnya, si ibu tergolong overweight atau memiliki berat badan berlebihan, mereka yang hamil di usia 35 tahun ke atas sehingga kualitas sel telur menurun dan menyebabkan sel telur tidak berkembang secara sempurna atau rusak. Penyebab turunnya kadar progresteron adalah stres.
Dan apapun penyebab merosotnya kadar hormon tersebut, biasanya dokter akan menambahkan kadar progesteron ke dalam tubuh ibu hamil untuk memperkecil resiko keguguran.
• ’Stop Menyusui’.
Jika Anda masih menyusui sementara dokter menyatakan positif hamil, segera hentikan dan cobalah menyapihnya. Sebab saat terjadi proses menyusui, rahim akan kontraksi. Kondisi seperti ini tidaklah dianjurkan karena dapat menyebabkan isi rahim keluar.
• Menggunakan sepatu berhak tinggi? No way! Hindari semua sepatu dengan hak tinggi. Ini tidak hanya berlaku bagi ibu hamil yang hasil pembuahannya tidak bagus tapi untuk semua wanita hamil. Alasannya jelas, memperkecil resiko keguguran.
• Sementara waktu ’cuti’ berhubungan.
Jaga kandungan Anda dengan tidak melakukan seks untuk sementara waktu karena dapat memicu terjadinya kontraksi. Setidaknya jangan berhubungan seks sebelum usia kandungan 16 minggu. Kenapa? Karena pada usia kandungan kurang 16 minggu, ari-ari belumlah terbentuk kuat. Berhubungan intim juga memicu terjadinya kontraksi.
• Mulailah hidup sehat dengan mengkonsumsi makan yang bergizi.
• Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat menimbulkan kontraksi rahim. Misalnya, duren, kambing, ketan hitam, dll.
• Jangan lupa istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup lebih dari sekedar membuat tubuh bugar dan fresh, panggulpun ikut istirahat. Meski belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa bedrest dapat mempertahankan kehamilan seseorang, istirahat yang cukup itu sama artinya Anda mengurangi kemungkinan keguguran
Hampir separuh peristiwa keguguran pada semester pertama kehamilan tidak dapat dicegah. Dan prosentase terjadinyapun cukup tinggi. Berdasarkan sebuah data diketahui, sekitar 15-40% angka keguguran terjadi pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan sisanya 60-75% angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu.
”Sebenarnya penyebab terjadinya keguguran pada trimester pertama cukup banyak, dan masih banyak penyebab yang belum diketahui secara pasti,” ungkap dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Mutia Prayanti Errufana, Sp.O.G.
Menurut dokter Mutia, yang biasa menjadi penyebab yakni, infeksi ibu, penyakit ibu, hasil pembuahan yang tidak baik hingga gangguan pada kromosom. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh sebagian ahli kandungan yang menyatakan bahwa keguguran merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor. Terbukti, sekitar 50% kasus keguguran terjadi akibat kelainan kromosom, dan selebihnya adalah akibat infeksi, kelainan rahim, kelainan hormon, dan lain-lain.
Bila Anda mengalami pendarahan, bercak darah atau kram perut, jangan panik. Pendarahan memang acapkali terjadi pada kehamilan. Dalam kondisi itu, yang justru harus Anda lakukan adalah tetap berfikir postif dan beritahukan dokter kandungan Anda. Tidak sedikit wanita hamil yang sukses menjalani kehamilan hingga sembilan bulan dan melahirkan bayi mungil yang sehat.
Jika telah diketahui kehamilan cukup baik, cobalah resep berikut ini untuk menguatkan kahamilan usia muda:
• Segera periksa kadar hormon progesteron.
Di minggu pertama kehamilan, hormon progresteron berfungsi untuk menguatkan atau mempertahankan janin yang menempel di dinding rahim. Agar janin dapat bertahan, serum kadar hormon yang dimiliki harus di atas 18,9. Jika pada trimester pertama kadar hormon tersebut rendah, itu artinya resiko ibu hamil terancam keguguran sangatlah besar.
Penyebab kadar progesteron ibu hamil menurun ada beberapa sebab. Misalnya, si ibu tergolong overweight atau memiliki berat badan berlebihan, mereka yang hamil di usia 35 tahun ke atas sehingga kualitas sel telur menurun dan menyebabkan sel telur tidak berkembang secara sempurna atau rusak. Penyebab turunnya kadar progresteron adalah stres.
Dan apapun penyebab merosotnya kadar hormon tersebut, biasanya dokter akan menambahkan kadar progesteron ke dalam tubuh ibu hamil untuk memperkecil resiko keguguran.
• ’Stop Menyusui’.
Jika Anda masih menyusui sementara dokter menyatakan positif hamil, segera hentikan dan cobalah menyapihnya. Sebab saat terjadi proses menyusui, rahim akan kontraksi. Kondisi seperti ini tidaklah dianjurkan karena dapat menyebabkan isi rahim keluar.
• Menggunakan sepatu berhak tinggi? No way! Hindari semua sepatu dengan hak tinggi. Ini tidak hanya berlaku bagi ibu hamil yang hasil pembuahannya tidak bagus tapi untuk semua wanita hamil. Alasannya jelas, memperkecil resiko keguguran.
• Sementara waktu ’cuti’ berhubungan.
Jaga kandungan Anda dengan tidak melakukan seks untuk sementara waktu karena dapat memicu terjadinya kontraksi. Setidaknya jangan berhubungan seks sebelum usia kandungan 16 minggu. Kenapa? Karena pada usia kandungan kurang 16 minggu, ari-ari belumlah terbentuk kuat. Berhubungan intim juga memicu terjadinya kontraksi.
• Mulailah hidup sehat dengan mengkonsumsi makan yang bergizi.
• Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat menimbulkan kontraksi rahim. Misalnya, duren, kambing, ketan hitam, dll.
• Jangan lupa istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup lebih dari sekedar membuat tubuh bugar dan fresh, panggulpun ikut istirahat. Meski belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa bedrest dapat mempertahankan kehamilan seseorang, istirahat yang cukup itu sama artinya Anda mengurangi kemungkinan keguguran
0 komentar:
Post a Comment