This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, 8 February 2016

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil terhadap Pencegahan Mual Muntah Pada Ibu Hamil



BAB I
PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang
Kehamilan adalah sebuah  proses yang di awali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan spermatozoadan keduanya menyatu membentuk sel yang bertumbuh.Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada wanita, dimana masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari pertama haid terakhir.
Kehamilan ditandai oleh beberapa hal yaitu, (Amenorhoea)Tidak mendapat haid, perubahan pada payudara, mual dan muntah (nausea and vomiting), mengidam (ingin makanan khusus), pingsan, tidak ada selera makan (anoreksia), lelah (vatigo), miksi sering, dan konstipasi/opstivasiserta perubahan berat badan.
Masa kehamilan seseorang dibagi menjadi III trisemester, dimana trismester ke I berlangsungdalam 12 minggu, trismester ke II 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27)dan trismester ke III 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40 minggu).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Tanda yang paling sering muncul bagi ibu-ibu adalah, mual-mual dan muntah. Ini yang dinamakan dibidang kedokteran dengan istilah “Morning Sickness”. Umumnya terjadi pada kehamilan kurang dari 12 minggu trimester I maupun sampai pada akhir trimester II, tetapi ada pula (12%) yang mengalami hingga 9 bulan kehamilan.
Mual-muntah merupakan sesuatu yang wajar jika dialami pada usia kehamilan 8 hingga 12 minggu. Pada keadaan normal, mual-muntah berangsur membaik saat usia kehamilan 16 minggu. Tapi sekitar (12%) ibu hamil masih mengalami mual hingga 9 bulan kehamilannya.
Mual muntah yang berlebihan sehingga tidak ada makanan atau minuman yang masuk ke tubuh, disebut hiperemesis gravidarum. Keadaan ini dibagi 3 tingkatan. Tingkat 1, muntah terjadi terus menerus hingga ibu hamil merasa lemas, tidak nafsu makan, BB turun, dan nyeri ulu hati. Tingkat 2, keadaan ibu semakin lemah, apatis, kulit keriput, mata cekung, bau aseton pada napas. Sedangkan tingkat 3, kesadaran ibu bisa menurun bahkan bisa sampai koma. Peristiwa hiperemesis gravidarum ini sudah tak wajar karena bisa membuat ibu kekurangan cairan yang juga tak menguntungkan janin. Akibat dehidrasi, maka aliran darah ke janin pun ikut berkurang.
       Sekitar (60-80%) ibu primigravida mengaku pernah mengalami mual muntah. Sedangkan pada ibu multigravida, kejadian mual muntah yang terjadi adalah sekitar (40-60%). Mual dan muntah yang paling sering terjadi adalah pada trimester pertama kehamilan, namun sekitar (12%) ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan.
Wanita hamil yang mengalami mual muntah kebanyakan tidak mengetahui cara mengatasi keluhan mual muntah. Saat keluhan itu datang, mereka hanya membiarkannya saja dan tetap melakukan aktivitasnya. Wanita hamil lainnya mengetahui cara mengatasi mual muntah, namun hanya sebatas meminum ramuan tradisional seperti sari jahe (ginger root extract). Apabila keluhan tersebut sudah mengganggu aktivitas, mereka akan pergi ke Rumah sakit, Klinik atau Puskesmas terdekat. Dalam upaya mencegah dampak buruk pada masa kehamilan, seperti (hiperemesis gravidarum), diperlukan perilaku yang mendukung menuju perubahan yang lebih baik, khususnya bagi ibu primigravida.
          Dari hasil riset, sebanyak (50-90 %) ibu yang akan mengalami mual dan muntah pada trimester awal kehamilan (0-12 minggu). Penyebab rasa mual dan muntah yang berlebihan ini belum diketahui secara pasti. Sejumlah faktor yang sering disebut-sebut adalah perubahan metabolis, alergi, psikologi, dan ada juga kehamilan ganda. Tingkat keluhan mual pun bervariasi hingga ada yang mengalami kesulitan makan (hiperemesis gravidarum). Bila cadangan tersebut berkurang akibat mual-muntah yang berlebihan, maka asupan bagi janin pun akan berkurang sehingga bisa terjadi gangguan pertumbuhan.
Kasus mual muntah tingkat 3 dimana ibu sampai kehilangan kesadaran akibat mual muntah pada saat ini jarang terjadi. Jika dokter sudah menegakkan diagnosa hiperemesis maka terapi yang dilakukan adalah pengobatan dengan cairan. Sistem tubuh ibu hamil pun akan normal kembali, sehingga tidak sampai mengakibatkan gangguan kesadaran.
Mual-mual pada ibu hamil bertanda baik karena berarti janinnya tumbuh. Malah jika tidak mual-mual, kemungkinan keguguran naik tiga kali. Mual muntah muncul sebagai akibat upaya sang janin untuk mencegah pengguguran dirinya. Selama mual pagi memuncak, janin memproduksi hormon chorionic  (HCG). Hormon ini merangsang indung telur untuk mengeluarkankan (hormon progresterone). Dan progresterone inilah yang menjamin kandungan ibu tetap sehat, namun dapat pula membuat ibu merasa sakit. Jadi, sebenarnya semua ini baik bagi sijanin tetapi belum tentu enak bagi sang ibu. Dari sudut pandang evolusioner, akan lebih baik kalau sijanin gugur pada umur pada saat muda, asal tidakmembahayakan ibu.

Sunday, 31 January 2016

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Di Kelas VII Di SMP Negeri



BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila berbicara tentang belajar maka berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.
Proses pembelajaran yang konvensional guru sangat mendominasi proses pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan peserta didik takut mengungkapkan pendapatnya, ide-idenya karena peserta didik menganggap guru momok yang menakutkan. Proses pembelajaran yang terjadi di SMP Negeri saat ini pun masih menggunakan metode konvensional.
Hal ini pula yang menyebabkan mereka bosan mengikuti proses pembelajaran yang diterapkan. Tanya jawab dari berbagai pihak yang sementara saya lakukan yaitu tanya jawab guru bidang studi dan dari siswa yang bersangkutan, bahwasanya siswa sangat sulit atau sangat kurang dalam pelajaran biologi jadi nilai yang didapat masih kurang dari nilai maksimal, guru bidang studi juga mengatakan bahwa nilai murid dalam bidang biologi sangat minim hanya 60% dari nilai yang diharapkan. Sebelum melakukan proses belajar mengajar seorang guru harus menentukan suatu pendekatan yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan suatu pendekatan tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran.
Pembelajaran Quantum Learning mengajak peserta didik belajar sambil bekerja dalam mempelajari keanekaragaman hayati yang mereka lakukan di sekolah maupun yang dilakukan di luar sekolah. Pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar sambil bekerja akan mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran yang bermakna akan membuat peserta didik merasa bahwa apa yang mereka lakukan tidak sia-sia dan mereka mempunyai peran di dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal di SMP, proses belajar mengajar Biologi di kelas VII masih cenderung berlangsung satu arah. umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran biologi sehingga yang terlihat aktif adalah gurunya saja. Siswa jarang belajar biologi dengan model Quantum Learning. Kalau pun ada, proses belajar yang diterapkan berupa metode konvesional. Guru lebih aktif dibandingkan  siswa.
Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud menggunakan model pembelajaran Quantum Learning, karena Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan sosial, meningkatkan sikap positif siswa terhadap biologi, motivasi  belajar, menumbuhkan penalaran siswa tingkat tinggi, dan mengganti sistem pembelajaran menjadi Student centered.
Model Quantum Learning yang dipopulerkan oleh DePorter  dalam program SuperCamp dan meraih kesuksesan pada dasarnya berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya ”Suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, model Quantum Learning menawarkan perlu dimasukkannya musik dan estetika dalam situasi belajar sebagai upaya mengimbangi kerja dari kedua bagian otak manusia. Bobbi DePorter  mengemukakan bahwa alas an musik sangat penting untuk lingkungan Quantum Learning adalah karena mampu mempengaruhi kondisi fisiologis manusia. Quantum Learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan, seperti belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang dipelajari untuk keuntungan diri, mengupayakan agar segalanya terlaksana, dan bersandar pada kehidupan.

Sunday, 20 December 2015

Pelayanan Kesehatan



2.1.1   Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan  secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehtan perorangan, keluarg, kelompok atau masyarakat.

2.1.2   Konsep Pelayanan Kesehatan
Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup  nilai-nilai dasar tertentu yng berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan penerpan dalam bidang kesehtan seperti berikut:
1.      Kesehatan secra mendasar berhunbungan dengan tersedianya dan penyebaran sumber daya-bukan hanya sumber daya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, dan obat, melainkan sumber daya social ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan.
2.      Pelayanan kesehatan dasar dengan dmikian memusatkankepada adanya kepastian bahwa sumber daya kesehatan dan sumber daya social yang ada telah tersebar merata dengan lebih memperhtikan meraka yang paling membutuhkan.
3.      Kesehatan adalah suatu bagian penting dari pembanngunan secara menyeluruh. Factor yang mempengaruhi kesehatan adalah factor social, budaya dan ekonomi disamping factor biologi dan lingkungan.
4.      Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih banyank dri peduduk, seperti perorangan, keluarga dan masyarakat dalam pengambilan tindakan demi kegiataan merek sendiri dengan cara menerapkan prilaku sehat dan mewujudkan lingkungan sehat.

2.1.3   Karakteristik Pelayanan Kesehatan
dibandingkan dengan kebutuhan hidup manusia yng lain, kebtuhan pelayanan  kesehatan mempunyai cirri utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information dan externality. Ketiga cirri tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan sngat unik dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya.

1.      Uncertainty
Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidah bias pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhaan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghsilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relativ berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkn untuk memenuhi kebutuhan medisnya. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin menjadi miskin atau bangkrut manakala ia menderita sakit.

2.      asymetri of information
sifat kedua asymetri of information mmenunjukkan  bahw konsumen pelayan kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan provider (dokter dan petugas kkesehatan yang lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfat dan kualitas pelayanan yang dijualnya. Cirri-ciri ini jug ditemukan oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport dan Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus extrim pembedahan, pasien hamper tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan pelyanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal dengan konsumen ignorance atau konsumen bodoh, jangankan ia mengrtahui berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun pasien seorang professor sekalipun.

3.      Externality
Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Contohnya adalah konsumsi rokok yang mempunyai resiko besr pada yang bukan perokok, kibat dari cirri ini, pelyanan kesehatan membutuhkan subsidi dari berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi  tanggung jawab diri sendiri akan tetapi perlunya digalang tanggung jawab public..

JUDUL KTI TERBARU 2016



 
  1. HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG KEBIDANAN ... TAHUN 2007
  2. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-3 TAHUN  
  3. PENGARUH PEMBERIAN TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF SELAMA MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH - ...
  4. PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK PADA KELUARGA DENGAN JUMLAH 1 BALITA DAN LEBIH DARI 1 BALITA - ...
  5. STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KECEMASAN AKIBAT EFEK HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH - ... & KTI
  6. HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU PEKERJA PABRIK DENGAN ASI EKSKLUSIF
  7. FAKTOR-FAKTOR APA SAJA YANG MENDUKUNG TERJADINYA KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-2 TAHUN
  8. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PERILAKU IBU TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYINYA - ...
  9. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR GANTI CARA DARI SUNTIK KE PIL DI BPS ... TAHUN 2007
  10. FAKTOR PENYEBAB PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG ... TAHUN 2006
  11. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS ... TAHUN 2007
  12. GAMBARAN PENANGANAN TERHADAP REMAJA PUTRI KORBAN PERKOSAAN DI UNIT PELAYANAN TERPADU-PEREMPUAN KORBAN TINDAK KEKERASAN (UPT-PKTK) ... TAHUN 2007
  13. PENATALAKSANAAN KALA III DAN KALA IV OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007
  14. PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG ... TAHUN 2007
  15. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MENOLAK DALAM BERHUBUNGAN SEKS DI ... TAHUN 2007
  16. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS ... TAHUN 2007
  17. HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI RUMAH SAKIT ... TAHUN 2007
  18. GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA METODE OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI ... TAHUN 2007
  19. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM 6 HARI DI DESA ... WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007
  20. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BELUM TERCAPAINYA CAKUPAN K4 DI DESA ... WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2006
  21. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA ... KECAMATAN ... TAHUN 2007
  22. GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG IMUNISASI DPT DI PUSKESMAS ... TAHUN 2007
  23. HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP PROSES PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007
  24. FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KELUHAN PREMENOPAUSE PADA IBU YANG BERKUNJUNG KE RB ... TAHUN 2006
  25. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007
  26. KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT ... TAHUN 2007
  27. KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MENGALAMI KEPUTIHAN DI RB ... TANGGAMUS
  28. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN 2007
  29. HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RUMAH SAKIT ... TAHUN 2007
  30. GAMBARAN FAKTOR KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN
  31. HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD ... TAHUN
  32. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MATERI BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ... TAHUN
  33. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK YANG MENGALAMI KENAIKAN BERAT BADAN DI BPS ...
  34. PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA ...
  35. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP STANDAR PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS ...
  36. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI DESA ...
  37. GAMBARAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  38. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI TERLALU DINI DI DESA ...
  39. GAMBARAN PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  40.  KARAKTERISTIK IBU DENGAN ABORTUS DI RSUD ...
  41. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD TERHADAP PENGGUNAAN AKDR/IUD DI PUSKESMAS ...
  42. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  43. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS HARI PERTAMA DI BPS ...
  44. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI LINGKUNGAN ...
  45. GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...
  46. KARAKTERISTIK BALITA GIZI KURANG DI KAMPUNG ...
  47.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MELAKUKAN SUNAT PEREMPUAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN ...
  48. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DALAM PEMANFAATAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  49. GAMBARAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA ...
  50. ANALISIS PELUANG TERJADINYA PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) PADA PASIEN HYPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...
  51. HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN
  52. KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT ...
  53. HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT ...
  54. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI - ... & KTI
  55. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI - ... & KTI
  56. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF - ... & KTI
  57. HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  58. HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ... & KTI
  59. HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BALITA USIA 0-2 TAHUN - ... & KTI
  60. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU PEKERJA BURUH PABRIK DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  61. HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU PEKERJA PABRIK DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  62. HUBUNGAN RAWAT GABUNG DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF - ... & KTI
  63. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN MINAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  64. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  65. ASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP
  66. KARAKTERISTIK IBU POST PARTUM YANG MENGALAMI INFEKSI NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  67. HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  68. HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  69. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BUDAYA PATRIARKI DENGAN KEJADIAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI DESA PURWAJAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  70. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PRE DAN POST SC OLEH BIDAN DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT ...
  71. GAMBARAN RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR KB DI ...
  72. GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  73.  GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  74. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ...
  75. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN ASI 30 MENIT SETELAH BAYI LAHIR OLEH BIDAN RSUD ...
  76. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP KEPUTIHAN DAN PENANGANANNYA DI DESA ...
  77. KARAKTERISTIK IBU YANG MENYAPIH ANAK PADA USIA SEBELUM 2 TAHUN DI DESA ...
  78. KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI MENOPAUSE DI BPS. ...
  79. HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  80. KARAKTERISTIK IBU BAYI USIA 0-7 HARI YANG MENDAPATKAN IMUNISASI HEPATITIS B DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...
  81. KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKUKAN ANC DI BPS. ...TAHUN
  82. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MASTITIS DI DESA ...
  83. ANALISA PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB SUNTIK DI BPS ...
  84. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA DI SMK NEGERI ... TAHUN 2008 ...
  85. GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI DESA ...TAHUN 2008 ...
  86. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN UKS OLEH SISWI SMP KELAS VII SE-KECAMATAN ...TAHUN 2008 ...
  87. HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN GANGGUAN MENTSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS ... TAHUN 2008 ...
  88. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 ...
  89. GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ... TAHUN 2008 ...
  90. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASUPAN PROTEIN DALAM NUTRISI PADA BALITA DI PUSKESMAS ... TAHUN 2006 ...
  91. GAMBARAN PENERAPAN SAFE MOTHERHOOD PADA SAAT ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS ...TAHUN 2006 ...
  92. GAMBARAN PENATALAKSANAAN STERILISASI ALAT POST PARTUM DI RB. ... TAHUN 2006 ...
  93. GAMBARAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DI BPS ...TAHUN 2006 ...
  94. FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI DESA ... TAHUN 2006 ...
  95. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BOUNDING ATTACHMENT DI BPS ... TAHUN 2008 ...
  96. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIPERMESIS GRAVIDARUM DI BPS ...NOVEMBER-DESEMBER TAHUN 2008 ...
  97. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA DI BPS ...TAHUN 2008 ...
  98. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ...TAHUN 2008 ...
  99. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD DI DESA ... TAHUN 2006 ...
  100. ANALISIS RENDAHNYA KUNJUNGAN ANAK 1 - 5 TAHUN DI POSYANDU ...TAHUN 2006 ...
  101. GAMBARAN CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA BALITA DI PUSKESMAS ...TAHUN 2006 ...
  102. TINGKAT PENGETAHUAN IBU PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG METODE KELUARGA BERENCANA (KB) ALAMIAH DI ...TAHUN 2006 ...
  103. GAMBARAN TENTANG RENDAHNYA AKSEPTOR IUD (AKDR) DI PUSKESMAS ...TAHUN 2006 ...
  104. GAMBARAN PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI KELURAHAN ...
  105. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DIARE PADA BAYI DI RUANG ... ...
  106. KARAKTERISTIK PENDERITA SEPSIS NEONATORUM DI RUANG ... ...
  107. KARAKTERISTIK PENDERITA PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUANG ... ...
  108. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR HEPATITIS B PADA BAYI (0-12 BULAN) DI DESA... ...
  109. TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA (6-24 BULAN) DI PUSKESMAS... ...
  110. KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG BERSALIN ... ...
  111. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI POSYANDU ... ...
  112. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI POSYANDU ... ...
  113. GAMBARAN PELAKSANAAN RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA OLEH TENAGA KESEHATAN DI RUANG ... ...
  114. HUBUNGAN MASSASE DENGAN PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN PADA PRIMIGRAVIDA INPARTU KALA I DI BPS ... ...
  115. HUBUNGAN ANEMIA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III DI ... ...
  116. GAMBARAN KUALITAS PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS ... ...
  117. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DI DUSUN ... ...
  118. PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG PENGGUNAAN IMPLANT DI RB... ...
  119. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI DI DUSUN ... ...
  120. PERSEPSI AKSEPTOR PIL TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS ... ...
  121. GAMBARAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DALAM PERSALINAN KALA I DI RB ... ...
  122. PENGETAHUAN KADER TERHADAP KEGIATAN POSYANDU DI PUSKESMAS ... ...
  123. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI DESA ... ...
  124. TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA AKBID TINGKAT II SEMESTER III TENTANG ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) ...
  125. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI TT CATIN... ...
  126. GAMBARAN PENATALAKSANAAN APN OLEH BIDAN YANG MENDAPATKAN PELATIHAN DAN SERTIFIKAT APN DI RB DAN BPS DI KOTA ... ...
  127. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG KEPUTIHAN DI SLTPN ... ...
  128. PERBEDAAN KADAR Hb IBU HAMIL DI DAERAH ... DAN DAERAH ... ...
  129. HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL DENGAN BERAT LAHIR BAYI DI BPS... ...
  130. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA PERTOLONGAN PERSALINAN PADA DUKUN DI DESA ... ...
  131. GAMBARAN PERSALINAN DENGAN SECSIO CAESARIA DI RS... ...
  132. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI KELAS III DI ... ...
  133. PENGARUH INISIASI MENYUSUI DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POSTPARTUM DI BPS ... ...
  134. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS… ...
  135. GAMBARAN PENATALAKSANAAN 2 JAM POST PARTUM DI RUMAH PASIEN OLEH BIDAN DI DESA … ...
  136. PENATALAKSANAAN 6 JAM PERTAMA PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … ...
  137. PENATALAKSANAAN ASUHAN IBU NIFAS 1-3 HARI OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … ...
  138. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR WANITA PASANGAN USIA SUBUR TIDAK MENGGUNAKAN KONTRASEPSI TUKBEKTOMI DI … ...
  139. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESARIA TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI... ...
  140. PENATALAKSANAAN ASUHAN IBU NIFAS 1-3 HARI OLEH BIDAN DI...
  141. GAMBARAN RUJUKAN PERSALINAN OLEH BIDAN DALAM PENERAPAN BAKSOKUDO DI...
  142. PENATALAKSANAAN 6 JAM PERTAMA PADA BAYI BARU LAHIR DI...
  143. GAMBARAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI OLEH NAKES DI... RUANG KIA DI...
  144. GAMBARAN EFEK KB IUD PADA AKSEPTOR KB IUD DI... ...
  145. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IUD DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU SEBAGAI AKSEPTOR IUD DI...
  146. PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI SAAT PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA KALA I FASE AKTIF DI...
  147. SIKAP SISWA KELAS XI TENTANG PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI...
  148. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI PADA BAYI DI...
  149. GAMBARAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKSI DI...NI KARTU DATA TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 5-6 TAHUN DI... ...
  150. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KB VASEKTOMI DI...
  151. GAMBARAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL PERILAKU BIDAN DALAM MENERAPKAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DI...
  152. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI... RB ... DAN BPS-BPS DI...
  153. HUBUNGAN MOTIVASI SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI...
  154. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB IUD TENTANG PENATALAKSANAAN KB IUD DI...
  155. FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA SISWI SMU ...
  156. GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA SAAT HAMIL DI BPS ...
  157. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN CAKUPAN PELAYANAN ANTENATAL DI KLINIK IBI ...
  158. GAMBARAN PELAPORAN PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA) OLEH BIDAN DESA ... ...
  159. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI...
  160. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SULIT MAKAN PADA ANAK DI TK ...
  161. SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP ISPA PADA ANAK USIA 1-4 DI PKM...
  162. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN SALEP MATA DAN VITAMIN K TERHADAP BAYI BARU LAHIR OLEH BIDAN DI WILJA PKM ...
  163. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PKM ...
  164. HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUMAH SAKIT ...
  165. HUBUNGAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN GANGUAN MENSTRUASI DI PKM ... ...
  166. ANALISIS PELUANG TERJADINYA HIPERBILIRUBINEMIA PADA BAYI YANG DIRAWAT DI ...
  167. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS DI PKM ...
  168. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ... & KTI
  169. SIKAP IBU BEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  170. STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  171. STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUN IBU TENTANG MP-ASI
  172. TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  173. TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PENANGANAN MASALAH MENYUSUI
  174. TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN TAMBAHAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 0-12 BULAN
  175. TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN TAMBAHAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 4 SAMPAI 12 BULAN -
  176. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA - ...
  177. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU - ...
  178. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAPIHAN PADA BALITA
  179. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU – ...
  180. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA - ... & KTI
  181. MASALAH RENDAHNYA PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DAN PEMECAHANNYA MENURUT MUTU PELAYANAN KEBIDANAN – ... & KTI
  182. PENGARUH 2 BALITA DALAM SATU KELUARGA TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK - ...
  183. TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A PADA BALITA – ...
  184. TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA BALITA PENDERITA TB PARU TENTANG TB PARU - ... &KTI
  185. GAMBARAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-6 BULAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  186. HUBUNGAN RAWAT GABUNG DENGAN PERILAKU BOUNDING ATTACEMENTH - ...
  187. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DEGAN KESIAPAN ORANG TUA DALAM PIJAT BAYI - ...
  188. BAYI - HUBUNGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-6 BULAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF - ...
  189. PERBEDAAN ANTARA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA SAMPAI 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN ASI NON EKSKLUSIF (MP-ASI) – PROPOSAL
  190. STUDI DISKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN NEONATUS – PROPOSAL
  191. TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI BAYI USIA 0-1 TAHUN TENTANG PENANGANAN MASALAH MENYUSUI - PROPOSAL & KTI
  192. TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI - PROPOSAL & KTI
  193. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN - PROPOSAL & KTI
  194. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TERHADAP PEMILIHAN TEMPAT PERSALINAN - PROPOSAL
  195. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA CAKUPAN PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN - PROPOSAL
  196. - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN MANAJEMEN AKTIF KALA III PADA IBU BERSALIN NORMAL - PROPOSAL
  197. HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN PARTUS PREMATURUS - PROPOSAL
  198. HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN PARTUS PREMATURUS - PROPOSAL
  199. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU BERSALIN - PROPOSAL
  200. HUBUNGAN ANTARA USIA IBU BERSALIN DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR - PROPOSA