2.1.1 Pengertian
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehtan
perorangan, keluarg, kelompok atau masyarakat.
2.1.2
Konsep Pelayanan Kesehatan
Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yng berlaku umum
terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan
penerpan dalam bidang kesehtan seperti berikut:
1.
Kesehatan
secra mendasar berhunbungan dengan tersedianya dan penyebaran sumber daya-bukan
hanya sumber daya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, dan obat,
melainkan sumber daya social ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan
persediaan makanan.
2.
Pelayanan
kesehatan dasar dengan dmikian memusatkankepada adanya kepastian bahwa sumber
daya kesehatan dan sumber daya social yang ada telah tersebar merata dengan
lebih memperhtikan meraka yang paling membutuhkan.
3.
Kesehatan
adalah suatu bagian penting dari pembanngunan secara menyeluruh. Factor yang
mempengaruhi kesehatan adalah factor social, budaya dan ekonomi disamping
factor biologi dan lingkungan.
4.
Pencapaian
taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih banyank dri
peduduk, seperti perorangan, keluarga dan masyarakat dalam pengambilan tindakan
demi kegiataan merek sendiri dengan cara menerapkan prilaku sehat dan
mewujudkan lingkungan sehat.
2.1.3
Karakteristik Pelayanan Kesehatan
dibandingkan dengan kebutuhan hidup manusia yng lain,
kebtuhan pelayanan kesehatan mempunyai
cirri utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of
information dan externality. Ketiga cirri tersebut menyebabkan pelayanan
kesehatan sngat unik dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya.
1.
Uncertainty
Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan
kesehatan tidah bias pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang
dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan
biaya untuk memenuhi kebutuhaan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang
penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghsilannya untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relativ
berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan
biaya yang dibutuhkn untuk memenuhi kebutuhan medisnya. Maka dalam hal ini
seseorang yang tidak miskin menjadi miskin atau bangkrut manakala ia menderita
sakit.
2.
asymetri
of information
sifat kedua asymetri of information mmenunjukkan bahw konsumen pelayan kesehatan berada pada
posisi yang lemah sedangkan provider (dokter dan petugas kkesehatan yang
lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfat dan kualitas pelayanan
yang dijualnya. Cirri-ciri ini jug ditemukan oleh para ahli ekonomi kesehatan
lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport dan Phelps. Dalam pelayanan kesehatan,
misalnya kasus extrim pembedahan, pasien hamper tidak memiliki kemampuan untuk
mengetahui apakah ia membutuhkan pelyanan tersebut atau tidak. Kondisi ini
sering dikenal dengan konsumen ignorance atau konsumen bodoh, jangankan ia
mengrtahui berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui apakah ia
memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun pasien seorang
professor sekalipun.
3.
Externality
Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja
mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Contohnya adalah konsumsi rokok
yang mempunyai resiko besr pada yang bukan perokok, kibat dari cirri ini,
pelyanan kesehatan membutuhkan subsidi dari berbagai bentuk, oleh karena
pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri akan tetapi
perlunya digalang tanggung jawab public..
0 komentar:
Post a Comment