A. Konsep Dasar Kehamilan
1.
Pengertian
Kehamilan
adalah adanya pertemuan antara sel telur dan sel mani dalam saluran telur yang
karena adanya dorongan dari saluran telur terdapat ovum yang telah dibuahi, sehingga ovum masuk kerongga rahim disitu akan tumbuh menjadi janin dan
berkembang. Untuk terjadinya kehamilan diperlukan dua hal penting yaitu ovum dan sperma. Ovum berasal dari indung telur dan setiap bulan biasanya ada satu ovum yang matang, datangnya sperma
berasal dari ayah, dalam satu tetes air mani terdapat seperempat sampai satu
juta sperma. Bila terjadi pembuahan
dimana satu sperma ada yang dapat
bersatu dengan satu ovum akan
membentuk zigot.
kehamilan itu masa yang penting karena
di sini mutu seorang anak ditentukan, benih yang unggul berasal dari tubuh yang
sehat, keturunan yang sehat, dan
dibesarkan dalam lingkungan yang sehat pula. Untuk itulah pemeliharaan
kehamilan dimulai dari perencanaan menu
yang benar, pemeliharaan kesehatan dan kebersihan, dan sebagainya. salah satu
upaya adalah dengan menjaga kecukupan makanan. Makanan satu – satunya sumber
agar anak tumbuh dengan sehat.
Hamil adalah tertanamnya atau berimplantasi
hasil konsepsi kelapisan endometrium
uterus, lama kehamilan yaitu 280 hari (40 minggu).
2. Pembahasan
pada masa hamil
Kehamilan
dibagi atas 3 triwulan ( trisemister) yakni :
a. Kehamilan
triwulan I , antara 0 – 12 minggu.
b. Kehamilan
triwulan II, antara 12 – 28 minggu.
c. Kehamilan
triwulan III, antara 28 – 40 minggu.
kehamilan
adalah sebuah perjalanan sembilan bulan menuju ke status menjadi ibu.
Pengalaman di sepanjang ini berbeda – beda antara satu wanita dengan wanita
lain, tetapi beberapa hal dialami oleh semua wanita hamil.
B.
Konsep
Dasar Diabetes Millitus
1.
Pengertian
Diabetes
Militus adalah Penyakit darah manis dapat
merupakan kelainan hereditas dengan
ciri insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi,
berkurangnya glikogenesis.
2.
Etiologi
a.
Umur ibu sudah mulai
tua.
b. Multiparitas
c.
Gemuk (Obesitas)
d.
Ada anggota keluarga
sakit Diabetes (Hereditas)
e.
Anak lahir dengan berat
badan besar (diatas 4 Kg)
f.
Ada sejarah lahir mati
dan anak lahir besar
g.
Sering Abortus
h. Glukosuria
3.
Patofisiologi.
Dalam
kehamilan terjadi perubahan metabolisma
endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta
kepada janin sehingga kadar glukosa
dalam darah janin hampir menyerupai kadar glukosa
dalam darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula dalam
darah ibu mempengaruhi kadar gula pada janin. Pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormon lain seperti : estrogen,
steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini
menuntut kebutuhan insulin. Menjelang
aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal
ini disebut sebagai tekanan diabetojenik
dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambahkan dengan insulin eksogenia tidak mudah menjadi hipoglikimia. Yang menjadi masalah
adalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga dia relatif
hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikimia
atau diabetes kehamilan (Diabetes yang timbul hanya dalam hamil).
Resistensi insulin juga disebabkan oleh adaya hormon estrogen progesteron, kortisol,
prolaktin dan plasenta laktogen. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insuli pada sel, sehingga mengurangi afinitas insulin. Hal ini patut diperhatikan dalam pengendalian penyakit
Diabetes millitus.)
4.
Diagnosa
Dapat dengan mudah ditegakan
a.
Anamnesis : Riwayat
persalinan yang lalu, abortus, partus
prematurus, kematian janin, anak lahir besar, Riwayat keluarga (hereditas). keluhan sekarang trias poliuri, polidipsi, polifagi dan pernah berobat sakit darah manis
pada dokter.
b.
Pemeriksaan
1) Pemeriksaan
urine
2)
Pemeriksaan kadar gula
darah puasa dan post – prandial.
3)
Glukosa
toleran tes (GTT)
4)
Nilai kadar gula darah
5.
Klasifikasi Diabetes
Millitus
a.
Tidak tergantung insulin (TTI) Non Insulin Dependent Diebetes Mellitus
(NIDDM) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin
untuk pengendalian kadar gula darah.
b.
Tergantung insulin (TI) Insulin dependent diabetes Mellitus yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula
darah.
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut White (1965) adalah sebagai berikut :
Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes
kehamilan, tes toleransi glukosa
tidak normal, penderita tidak memerlukan insulin,
cukup diobati dengan diet saja. Prognosis
bagi ibu dan anak baik.
Kelas B. Diabetes Dewasa, diketahui secara klinis
setelah umur 19 tahun dan berlangsung kurang daripada 10 tahun dan tidak
disertai kelainan pembuluh darah.
Kelas C. Diabetes
yang diderita antara umur 10 – 19 tahun, atau timbul pada umur antara 10 – 19
tahun dan tanpa kelainan pembuluh darah.
Kelas D. Diabetes telah diderita lama, 20 tahun
atau lebih, atau telah diderita sebelum umur 10 tahun, atau disertai kelainan
pembuluh darah, termasuk arteriosklerosis
pada retina dan tungkai, dan retinitis.
Kelas E. Diabetes yang diserta perkapuran pada
pembuluh – pembuluh darah panggul, termasuk arteria
uteria.
Kelas F Diabetes dengan
nefropatia, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis. Diabetes anak remaja (juvenilis),
diabetes yang diderita sejak
anak-anak atau remaja. Karena sedikit atau tidak ada insulin endogen, cenderung menimbulkan keto-asidosis.
6.
Pengaruh diabetes
mellitus pada kehamilan.
a.
Pengaruh dalam
kehamilan
Dalam
kehamilan diabetes mellitus dapat
menyebabkan komplikasi :
1)
Abortus
dan partus prematurus
2)
Pre
– eklamsi
3)
Hidramnion
4)
Kelainan letak janin
5)
Insufisiensi
plasenta
b.
Pengaruh dalam
persalinan
Penyulit
yang sering dijumpai dalam persalinan adalah :
1)
Inersia
uteri dan atonia
uteri
2)
Distosia
bahu karena anak besar
3)
Kelahiran mati
4)
Lebih sering mengakhiri
partus dengan tindakan, termasuk seksio
sesaria
5)
Lebih mudah terjadi
infeksi
6)
Angka kematian maternal
lebih tinggi
0 komentar:
Post a Comment