Tuesday, 9 April 2013

Sectio Caesaria



1.  Pengertian
Menurut Prawirohardjo (2005) sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Bobak (2004) menjelaskan bahwa sectio caesarea merupakan suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan kelahiran janin melalui insisi transabdomen atau membuka dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi). Sejalan dengan teori diatas Manuaba (2002) juga menjelaskan persalinan sectio caesaria adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1.000 gr atau umur kehamilan > 28 minggu.

2.  Keuntungan dan Kerugian Sectio Caesaria
Sebelum keputusan untuk melakukan tindakan sectio caesaria diambil, harus dipertimbangkan secara teliti dengan resiko yang mungkin terjadi. pertimbangan tersebut harus berdasarkan penilaian pra bedah secara lengkap yang mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan pembiusan dalam menghadapi kasus gawat darurat (Saifuddin, 2002).
Tindakan secsio caesaria memang memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungannya antara lain adalah proses melahirkan memakan waktu yang lebih singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau melukai jalan lahir. Sedangkan kerugian tindakan ini dapat menimpa baik ibu maupun bayi yang dikandungnya. Kerugian yang dapat menimpa ibu antara lain (Sunaryo, 2008):
a.  Risiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal.
b.  Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal.
c.  Rasa nyeri dan penyembuhan luka pascaoperasi lebih lama dibandingkan persalinan normal.
d.  Jahitan bekas operasi berisiko terkena infeksi sebab jahitan itu berlapis-lapis dan proses keringnya bisa tidak merata.
e.  Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah tak bersih.
f.  Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.
g.  Harus dicaesar lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya.
h.  Pembuluh darah dan kandung kemih bisa tersayat pisau bedah.
i.   Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.
Sedangkan kerugian yang dapat menimpa bayi antara lain :
a.    Risiko kematian 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui proses persalinan biasa.
b.    Cenderung mengalami sesak napas karena karena cairan dalam paru-parunya tidak keluar. Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.
c.    Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu juga mengenai bayi (Widjarnako, 2008).

4.  Komplikasi Sectio Caesaria
Komplikasi akibat section caesaria antara lain (Wiknjosastro, 2005):
a.  Infeksi puerperal ( nifas )
Infeksi post operasi terjadi apabila sebelum keadaan pembedahan sudah ada gejala–gejala infeksi intra parfum atau ada faktor – faktor yag merupakan gejala infeksi.
1)  Infeksi bersifat ringan : kenaikan suhu beberapa hari saja.
2)  Infeksi bersifat sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung.
3)  Infeksi bersifat berat : dengan peritonitis septis ileus paralitik, hal ini sering kita jumpai pada partus terlambat, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intraportal karena ketuban yang telah lama.
b.  Perdarahan
Rata-rata darah hilang akibat secsio caesaria 2 kali lebih banyak dari pada yang hilang dengan kelahiran melalui vagina. Kira-kira 800–1000 ml yang disebabkan oleh banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbakar, atonia uteri dan pelepasan pada plasenta.

c.  Emboli pulmonal
Terjadi karena penderita dengan insisi abdomen kurang dapat mobilisasi di bandingkan dengan melahirkan melalui vagina ( normal ).
d.  Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitoialisasi terlalu tinggi.
e.  Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
Menurut Mansjoer (2001) komplikasi yang dapat terjadi pada ibu akibat sectio caesaria antara lain: infeksi puerperalis, luka pada kandung kencing, embolisme paru-paru dan ruptura uteri. Saifuddin (2002) menjelaskan bahwa masalah yang dapat dialami sewaktu pembedahan sectio caesaria adalah terjadinya perdarahan yang terus berlanjut sehingga harus dikaji ulang prinsip perawatan pasca bedah.

5.  Indikasi Sectio Caesaria
Indikasi Sectio Caesaria antara lain  (Hanafiah, 2007):
1.  Placenta previa sentralis dan lateralis (posterior).
2.  Panggul sempit
3.  Dispoporsi sefalo pelvic.
4.  Ruptur uteri mengancam
5.  Partus lama (prolonged labor)
6.  Partus tak maju
7.  Distorsia servik
8.  Pre eklamsi dan hipertensi
9.  Letak lintang
10.  Letak sungsang

0 komentar:

Post a Comment