1. Pengertian
Menurut Prawirohardjo (2005) sectio
caesaria adalah suatu
persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas
500 gram. Bobak (2004) menjelaskan bahwa sectio caesarea merupakan suatu
tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan kelahiran janin melalui
insisi transabdomen atau membuka dinding perut (laparatomi) dan dinding
uterus (histerektomi). Sejalan dengan teori diatas Manuaba (2002) juga
menjelaskan persalinan sectio caesaria adalah persalinan melalui sayatan pada
dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat
janin > 1.000 gr atau umur kehamilan > 28 minggu.
2. Keuntungan dan Kerugian Sectio Caesaria
Sebelum keputusan
untuk melakukan tindakan sectio caesaria diambil, harus dipertimbangkan secara
teliti dengan resiko yang mungkin terjadi. pertimbangan tersebut harus
berdasarkan penilaian pra bedah secara lengkap yang mengacu pada syarat-syarat
pembedahan dan pembiusan dalam menghadapi kasus gawat darurat (Saifuddin,
2002).
Tindakan secsio caesaria memang memiliki
keuntungan dan kerugian. Keuntungannya antara lain adalah proses melahirkan memakan waktu yang lebih
singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau melukai jalan lahir. Sedangkan kerugian
tindakan ini dapat menimpa baik ibu maupun bayi yang dikandungnya. Kerugian
yang dapat menimpa ibu antara
lain (Sunaryo, 2008):
a. Risiko kematian empat kali lebih
besar dibanding persalinan normal.
b. Darah yang dikeluarkan dua kali
lipat dibanding persalinan normal.
c. Rasa nyeri dan penyembuhan luka
pascaoperasi lebih lama dibandingkan persalinan normal.
d. Jahitan bekas operasi berisiko
terkena infeksi sebab jahitan itu berlapis-lapis dan proses keringnya bisa
tidak merata.
e. Perlekatan organ bagian dalam
karena noda darah tak bersih.
f. Kehamilan dibatasi dua tahun
setelah operasi.
g. Harus dicaesar lagi saat
melahirkan kedua dan seterusnya.
h. Pembuluh darah dan kandung kemih
bisa tersayat pisau bedah.
i. Air ketuban masuk pembuluh darah
yang bisa mengakibatkan kematian mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.
Sedangkan kerugian yang dapat
menimpa bayi antara lain
:
a. Risiko kematian 2-3 kali
lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui proses persalinan
biasa.
b. Cenderung mengalami sesak
napas karena karena cairan dalam paru-parunya tidak keluar. Pada bayi yang
lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.
c. Sering mengantuk karena
obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu juga mengenai bayi
(Widjarnako, 2008).
4. Komplikasi Sectio Caesaria
Komplikasi akibat section caesaria antara lain (Wiknjosastro,
2005):
a. Infeksi
puerperal ( nifas )
Infeksi post
operasi terjadi apabila sebelum keadaan pembedahan sudah ada gejala–gejala infeksi
intra parfum atau ada faktor – faktor yag merupakan gejala infeksi.
1) Infeksi
bersifat ringan : kenaikan suhu beberapa hari saja.
2) Infeksi
bersifat sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dengan dehidrasi
dan perut sedikit kembung.
3) Infeksi
bersifat berat : dengan peritonitis septis ileus paralitik, hal ini sering kita
jumpai pada partus terlambat, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi
intraportal karena ketuban yang telah lama.
b. Perdarahan
Rata-rata darah
hilang akibat secsio caesaria 2 kali lebih banyak dari pada yang hilang dengan
kelahiran melalui vagina. Kira-kira 800–1000 ml yang disebabkan oleh banyaknya
pembuluh darah yang terputus dan terbakar, atonia uteri dan pelepasan pada plasenta.
c. Emboli pulmonal
Terjadi karena
penderita dengan insisi abdomen kurang dapat mobilisasi di bandingkan dengan
melahirkan melalui vagina ( normal ).
d. Luka kandung
kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitoialisasi terlalu tinggi.
e. Kemungkinan
rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
Menurut Mansjoer (2001) komplikasi yang dapat terjadi pada ibu akibat
sectio caesaria antara lain: infeksi puerperalis, luka pada kandung kencing,
embolisme paru-paru dan ruptura uteri. Saifuddin (2002) menjelaskan bahwa
masalah yang dapat dialami sewaktu pembedahan sectio caesaria adalah terjadinya
perdarahan yang terus berlanjut sehingga harus dikaji ulang prinsip perawatan
pasca bedah.
5. Indikasi Sectio Caesaria
Indikasi
Sectio Caesaria antara lain (Hanafiah,
2007):
1. Placenta
previa sentralis dan lateralis (posterior).
2. Panggul
sempit
3. Dispoporsi
sefalo pelvic.
4. Ruptur
uteri mengancam
5. Partus
lama (prolonged labor)
6. Partus tak
maju
7. Distorsia
servik
8. Pre
eklamsi dan hipertensi
9. Letak lintang
10. Letak
sungsang
0 komentar:
Post a Comment