2.1 Keberhasilan
Laktasi Pada Ibu Menyusui
Menyusui adalah memberikan asi susu untuk
diminum oleh bayi dari buah dada (purwadaeminta 1990). Sedangkan menurut
WHO/UNICEF (1979), menyusui merupakan bagian terpadu dari proses prosedur
reproduksi yaitu memberikan makanan secara ideal dan alamiah serta merupakan
dasar biologik dan psikologik yang dibutuhkan pertumbuhan bayi (suradi 1995).
Penguaran ASI banyak dipengaruhi dari isapan bayi dari
putting areola, yang melalui saraf afferent merangsang hipofise anterior untuk
memperduksi prolaktin yang selanjutnya ini merangsang sekresi ASI, jumlah
proklaktin tergantung pada frekuensi dan itensisitas iasapan bayi, pembendungan
ASI dalam alveolus menyebabkan penekan pada pembuluh darah yang megakibatkan
penurunan prolaktin pada darah, sehingga sekresi ASI juga akan berkurang
(prolaction reflex). Selain itu pengeluaran ASI juga terjadi karena adanya
rangsangan mekanisme ujung saraf pada putting dan areola oleh isapan bayi.
Rangsangan ini diteruskan ke hypothalamus yang menyebabkan hypophise posterior
mengeluarkan oksitoksin merangsang sel mypithel yang menyebabkan ASI dalam
alveolus diperas melalui salurannya ke muara diputing susu ibu. Ibu yang berada
dalam suasana yang menyenangkan cenderung dapat menyusui bayi dengan
baik(nelson 1994).
Berdasarkan literatur, maamfaat ASI dapat
dari aspek-aspek sebagai berukut:
2.1.1 Aspek gizi
a. kolostrum
kolostrum adalah lenket kekuningan
yang mengisi sel-sel alveolar selama trimester terakhir kehamilan. Jumlah
bervariasi berkisar antara 10-100 ml/hari, dengan rata-rata sekitar 30 ml dan
akan mengikat sekresinya secara bertahap dan mencapai komposisi matang pada
30-40 jam setelah lahir.
b.
Mengandung zat kekebalan
terutama Ig A yang melindunggi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
c.
Mengandung protein, Vitamin A
yang tinggi dan karbohidrat serta lemak rendah sehinga sesuai dengan kebutuhan
gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d.
Membantu mengeluarkan mekonium
yaitu kotoran bayi yang pertama hitam kehijauan.
e.
ASI mudah di cerna, mengandung
zat gizi yang sesuai dan enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang
berkualitas tinggi berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
bayi/anak.
f.
ASI memiliki perbandingan rasio
antara Whey dan casein yang sesuai untuk bayi yaitu 65 : 35 dibandingkan dengan
susu sapi yang perbandingannya 20 : 80, susu sapi lebih banyak mengandung
casein yang tidak mudah diserap dari
pada susu sapid an menghasilkan endapan yang terbentuk di lambung lebih halus
yang dapat mengurangi waktu pengosongan (DepKes RI. 2001 dan Akre 1994 ).
2.1.2 Aspek imunologi
2.1.3
Aspek Psikologis menyusui
- Rasa percaya diri ibu untuk menyusui
- Hubungan interaksi ibu bay
2.1.4
Aspek kecerdasan
2.1.5
Aspek neurology
2.1.6
Aspek ekonom
2.1.7
Aspek penundaan kehamilan
0 komentar:
Post a Comment