This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday 2 August 2013

Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli



       a. Persiapan Alat.
1)      Standar Hemoglobin satu set.
2)      HCL 0,1 %.
3)      Aquades
4)      Lancet Steril.
5)      Pinset.
        b. Pelaksanaan.
1)      Isilah tabung Sahli dengan HCL 0,1 sampai batas angka 2 pada tabung reaksi.
2)      Tusuk ujung jari dengan lanset steril , bersihkan darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering.
3)      Gunakan pipet untuk menghisap darah mencapai garis berwarna biru pada tabung atau angka 20 mm.
4)      Masukan pipet kedalam tabung sahli kemudian keluarkan darah sambil menarik pipet keluar.
5)      Aduk HCL dengan darah sampai benar-benar tercampur.
6)      Masukan aquades tetes demi tetes kedalam tabung sahli , aduk kembali setelah di tetesi sampai warnanya sama dengan warna standar.
7)      Baca permukaan darah menunjukan angka berapa , itulah kadar Hemoglobin.

Zat Besi dan Asam Folat dalam Kehamilan



 Zat besi dan Asam Folat merupakan vitamin dan mineral penting bagi wanita hamil untuk mencegah kecacatan pada perkembangan bayi baru lahir dan kematian ibu yang disebabkan oleh anemia berat gravis.
Zat besi dan asam folat ditemukan dalam jumlah besar , dalam sayuran berdaun hijau tua , buah dan sayuran berwarna kuning tua , buncis dan kacang – kacangan , zat besu juga dapat ditemukan dalam daging merah . Kebutuhan zat besi dan asam folat meningkat dalam masa kehamilan.
Asam folat sangat dibutuhkan janin untuk perkembangan sistim syaraf pusat selama minggu pertama kehamilan . Tabung neural yang akan menjadi urat syaraf tulang belakang akan menutup pada hari ke 23 gestasi . Kekurangan folat dapat menyebabkan penutupan tidak sempurna pada sumsum tulang belakang dan dapat mengakibatkan cacat sumsum tulang belakang atau spina bifida  dan anen cepalus  karena perkembangan urat saraf tulang belakang akan lengkap sebelum kebanyakan wanita menyadari bahwa mereka hamil.
Untuk mencegah terjadinya cacat tulang belakang seorang wanita harus mengkonsumsi 0,4 miligram asam folat setiap harinya. Edialnya jumlah asam folat tersebut dikonsumsi minimal selama satu bulan sebelum kehamilan dan selama tiga bulan pertama kehamilan. Bagaimanapun , jika seorang wanita telah memiliki anak dengan cacat tulang belakang  atau cacat tulang tengkorak akan menyebabkan mereka memerlukan dosis asam folat yang lebih tinggi 4 miligram perhari karena mereka cenderung memiliki anak dengan cacat yang sama .
Zat besi sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak di Indonesia 2700 kematian ibu disebabkan oleh anemia berat dengan penyebab utama adalah kekurangan zat besi . seorang anak yang kekurangan zat besi tidak mampu mencapai perkembangan fisik dan mental secara optimal dan mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga sering mengalami sakit.
Untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibi dan bayi baru lahir seorang wanita harus mengkonsunmsi tablet zat besi sebelum hamil , selama dan sesudah melahirkan , dengan menganjurkan dosis 1 tablet (60 mg zat besi + 0,25 mg asam folat ) setiap hari.
Jika seorang wanita yang baru menikah atau wanita yang hamil muda datang ke tempat pelayanan kesehatan maka pekerja kesehatan harus merekomendasikan wanita tersebut untuk mengkonsumsi zat besi dan asam folat serta memberikan penyuluhan supaya mereka memakan makanan yang banyak mengandung asam folat, hal ini akan membantu pengurangan resiko kecacatan pada tulang belakang.
Zat besi dan asam folat harus selaku dikonsumsi selama masa kehamilan untuk mencegah kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir, serta selama masa nifas atau sedikitnya 6 minggu sesudah melahirkan.

Pembelajaran Metode STAD



STAD (Student Teams Achievement Divisions) atau Tim Siswa Kelompok Prestasi merupakan salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Metode ini mengacu kepada belajar kelompok siswa, dimana siswa dibagi kedalam kelompok kecil dan setiap kelompok harus heterogen tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, kemampuan, agama dan lain-lain. Disamping itu siswa akan saling membantu memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain atau melakukan diskusi.
STAD memiliki beberapa komponen utama yaitu:
a.       Presentasi kelas
Bahan ajar diperkenalkan melalui presentasi kelas. Presentasi ini biasanya sering menggunakan pengajaran langsung atau presentasi audio visual. Semua siswa harus memperhatikan presentasi kelas karena akan membantu mereka dalam tes dan skor tes mereka dapat dimasukkan.
b.      Kerja tim
Tim tersusun atas empat atau lima siswa yang mewakili heterogenitas kelas. Fungsi utama tim adalah menyiapkan anggota agar berhasil menghadapi kuis.
c.       Kuis atau tes
Kuis dilaksanakan setelah me;aksanakan 1 atau 2 kali pertemuan atu 2 kali kegiatan kelompok. Dalam menghadapi kuis siswa tidak dibenarkan untuk saling membantu. Hal ini menjamin agar secara individual siswa bertanggung jawab untuk memahami bahan ajar tersebut.
d.      Skor perbaikan individu
Setiap siswa dapat menyumbang poin maksimum kepada timnya dalam sistem penskoran. Setiap siswa diberi skor dasar yang diperoleh rata-rata prestasi siswa pada kuis yang sebelumnya. Hasil tes siswa diberi poin peningkatan yang ditentukan  berdasarkan selisih skor terdahulu (skor tes dasar dengan skor tes akhir). Dalam tipe ini semua siswa ikut aktif dalam menentukan kemenangan tim mereka karena ikut menyumbang dalam skor perbaikan individu. Dalam tipe ini setiap siswa mempunyai skor dasar yang didapat dari hasil ulangan pertama misalnya Arif mendapat skor dasar 85, maka setelah diadakan kuis Arif mendapatkan nilai 98. Jadi skor perbaikan untuk Arif adalah 30 dan skor ini untuk menambah nilai bagi kelompok. Dengan adanya skor perbaikan maka siswa baik dari kelompok yang berkemampuan rendah juga ikut berpartisipasi dalam menyumbang skor biar kelompok mereka menang
e.       Penghargaan tim
Setelah dilakukan poin peningkatan individual, diberikan pengargaan kelompok. Penghargaan kelompok diberikan atas dasar poin kelompok.
Pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, ada tiga tujuan yang ingin dicapai yaitu:
a.       Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik
b.      Pengakuan adanya keragaman
Model pembelajaran tipe STAD bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai latar belakang yang berbeda.
c.       Pengembangan keterampilan sosial
Model pembelajaran tipe STAD bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud bisa berupa keterampilan mengeluarkan pendapat, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, bekerjasama dalam kelompok, dan sebagainya.
Jadi dalam metode STAD ini setiap siswa tidak akan ada yang merasa rendah diri karena mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk menambah poin bagi kelompoknya.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Pembelajaran Type STAD (Student Teams Achievement Divisions) Menggunakan Media Video Pada Pelajaran Fisika Materi Tata Surya DI SMPN



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Manusia yang mampu berkompetisi adalah manusia yang mempunyai keterampilan tinggi, mempunyai pikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan punya kemauan bekerjasama yang efektif.
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini disebabkan karena fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang menjadi tulang punggung teknologi, terutama teknologi modern seperti perkembangan komputer, laser yang merupakan andalan senjata perang bintang, bahan-bahan canggih yang mendukung teknologi maju.
Di samping itu, fisika dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis dengan menggunakan berbagai kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri akan semakin meningkat. Tanpa penguasaan fisika yang memadai maka bekal ilmu sumber daya manusia kita akan kuat untuk bersaing dengan negara-negara lain.
Fisika mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan, karena dengan kita mempelajari fisika dapat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari dan mengerti akan apa yang terjadi di alam ini seperti  tata surya.
Mengingat begitu pentingnya pembelajaran fisika di sekolah maka perlu ditingkatkan mutu pembelajaran. Pemerintah telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan melaksanakan peningkatan kualitas guru, memperbaiki kurikulum dan melengkapi sarana dan prasarana. Peningkatan itu tidak akan berhasil jika tidak dilaksanakan secara bersama-sama, baik pihak yang terlibat secara langsung dalam meningkatkan mutu pendidikan fisika di sekolah. Maka guru dalam proses pembelajaran, bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja tetapi juga sebagai fasilitator, pembimbing dan organisator. 
 Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, pembelajaran fisika yang  berlangsung di SMP Negeri 1 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional sehingga saya tertarik untuk menerapkan pembelajaran kooperatif. Guru memegang peranan penting dalam menciptakan situasi, sehingga proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, selain itu guru juga harus mampu mengkoordinir sumber belajar supaya adanya interaksi dalam belajar mengajar. 
Guru tidak dapat disalahkan sepenuhnya dalam proses pembelajaran karena keinginan dan minat belajar itu tergantung kepada siswa itu sendiri serta banyak juga faktor lain yang mempengaruhi proses belajar mengajar seperti kurang lengkapnya sarana dan prasarana serta kurang lengkapnya alat-alat laboratorium yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar.
Sehingga siswa kurang memahami konsep dasar fisika dengan baik dan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal yang mirip dengan contoh yang diberikan tetapi mengalami kesulitan menyelesaikan soal yang berbeda dengan contoh yang diberikan. Ini terjadi, karena dalam pembelajaran fisika siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam menyelesaikan soal-soal dan monoton saja. Tentunya turut mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan diperlukan peran guru untuk dapat memilih dan menetapkan strategi, metode atau pendekatan yang tepat yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa, agar fisika itu menjadi pelajaran yang diminati dan menyenangkan bagi anak didik untuk mempelajarinya serta siswa belajar aktif dan efisien dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penyebab rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) mencakup faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik berkaitan dengan kesehatan badan sedangkan faktor psikis berkaitan dengan motivasi, perasaan, sikap dan emosi. Disisi lain faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) meliputi bahan pengajaran, metode pengajaran, media pengajaran dan situasi lingkungan belajar. Hal ini menimbulkan kejenuhan dalam diri siswa untuk belajar dan PBM cenderung berjalan kurang aktif.
Sifat pembelajaran fisika sekolah yang berkelanjutan membuat masalah di atas tidak bisa dibiarkan terus menerus, sebab bisa membuat siswa menghadapi kendala menghadapi kendala untuk mempelajari fisika ke tahap berikutnya. Oleh karena itu dituntut adanya peranan guru dalam menetapkan strategi, metode atau pendekatan yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari, sehingga siswa belajar secara efektif dan efisien sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa adalah ”Cooperative Learning”(pembelajaran kooperatif). Pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran dengan kelompok yang dapat mengaktifkan siswa baik fisik maupun mental sebab dalam kelompok mereka diharapkan dapat bekerjasama dan berdiskusi untuk menyampaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Siswa yang pandai akan membimbing temannya  yang lemah, karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan masing-masing anggota kelompok dalam menyumbangkan nilai untuk kelompok.
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Divisions (Tim Siswa Kelompok Berprestasi). STAD adalah suatu pendekatan yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.