This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday 17 July 2013

Konsep Diaper Rush



Diaper Rush Merupakan penyakit kulit pada bayi yang disebabkan karena pemakaian cawat (pampers). Hal tersebut disebabkan oleh dekomposisi amoniak dari air seni yang mengakibatkan radang. Kebenarannya belum terbukti, tapi yang nyata adalah urin akan menyebabkan maserasi, stratum korneum sembab menyebabkan bakteri dan ragi dapat berkembang biak (Henderson, 2007).
Diantara sejumlah gangguan kulit pada bayi, ruam popok adalah yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Ruam ini terjadi padakulit di sekitar bokong bayi yang berwarna kemerahan, ruam kulit ini membuat bayi merasa gatal. Disebut ruam popok ( diaper rash ) Karena, gangguan kulit ini timbul di daerah yang tertutup popok, yaitu sekitar alat kelamin, bokong, serta pangkal paha bagian dalam (Estiwahyuni, 2005).
Pergantian popok bayi yang jarang-kain atau popok sekali pakai-udara yang panas dan pengguna celana plastic memacu peningkatan kontak urine dengan kulit. Hal ini menyebabkan produksi amoniak dan lepuhan/luka bakar akibat zat kimia. Distribusinya adalah ditempat kontaknya urine dengan kulit, yaitu terutama di bagian depan, menghindari lipatan paha dan lesi “satelit” yang tidak terpisahkan pada kaki atau perut. Pencegahan yang dilakukan termasuk menghindari presipitan dan melindungi kulit dengan krim seperti zat seng zink) dan krim minyak kastor. Ruam akibat popok terasa nyeri sehingga bayi menangis saat berkemih. Penatalaksanaannya adalah dengan perlindungan kulit yang terkelupas dan memaparkan kulit pada udara yang hangat dan lingkungan yang kering untuk membantu penyembuhan area ulkus (Meliana, 2007)
Infeksi sekunder dapat timbul, baik akibat bakteri ataupun kandida. Perluasan kulit yang merah sampai ke  lipatan paha dan perkembangan  lesi satelit mengindikasikan komplikasi ini yang memerlukan penatalaksanaan khusus. Apabila terdapat ruam akibat kandida,mulut juga harus diobati untuk mencegah kekambuhan, misalnya jeli mikonidazol yang dipakai secara oral dank rim tropical untuk mengatasi ruam, yang masing-masing dipakai selama 5 hari (Meliana, 2007)
      b. Penyebab Diaper Rush
Diaper rush adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah. Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rush juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal (Meliana, 2007).

a. Terlalu lama menganti popok
Bila kulit basah terlalu lama, lapisan kulit yang melindungi kulit mulai rusak. Bila kulit basah digosok, juga lebih mudah rusak. Lembab akibat popok yang sudah penuh dapat berbahaya bagi kulit bayi dan membuat lebih mudah menjadi luka. Bila hal ini terjadi, maka dapat timbul ruam popok. Selanjutnya gesekan antara lipatan kulit yang lembab membuat ruam menjadi lebih berat. Hal inilah yang menyebabkan ruam popok sering terbentuk di lipatan kulit leher dan paha atas
b. Bayi yang mengkonsumsi anti biotika
Bayi yang mengkonsumsi antibiotik lebih mudah menderita ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur. Jamur menginfeksi kulit yang lemah dan menyebabkan ruam merah terang dengan bintik-bintik merah di pinggirannya. Anda dapat mengobatinya keluhan-keluhan ini, anda dapat menghubungi dokter.
c. Jenis popok yang digunakan
Popok dibuat dari kain atau bahan disposibel. Setelah digunakan popok kain dapat dicuci dan digunakan kembali, sedangkan popok disposibel dapat dibuang setelah digunakan. Penelitian menyarankan bahwa ruam popok lebih jarang terjadi pada penggunaan popok disposibel. Pada anak yang menggunakan popok disposibel daya serap tinggi cenderung rendah angka terjadinya ruam popok. Terlepas dari tipe popok yang digunakan, ruam popok jarang terjadi bersifat ringan bila sering mengganti popok. Bila menggunakan popok kain, dapat menggunakan lapisan pelindung (stay dry liner) di bagian dalamnya untuk menjaga bayi lebih kering.
Menggunakan popok kain, popok disposibel atau keduanya, gantilah selalu jika diperlukan untuk menjaga bayi anda bersih, kering, dan sehat.
Tidak hanya sebatas pada pemilihan bahan popok saja, tetapi ruam popok juga dapat terpicu kerena beberapa sebab, yaitu:
1. Ruam yang memang disebabkan penggunaan popok, termasuk iritasi kulit, biang keringat dan infeksi jamur candida albicans yang berasal dari kotoran.
2. Ruam yang terjadi di area popok dan di tempat lain, tetapi diperparah dengan penggunaan popok. Misalnya radang kulit akibat alergi (dermatitis atopi), dermatitis seboroik, psoriasis.
3. Ruam popok yang sebenarnya dan akan sembuh hanya dengan mengganti popok lebih sering serta menjaga kebersihan sekitar popok. Tapi tetap berhati-hati bila bakteri atau jamur yang telah hinggap karena mengganti popok saja belum cukup.
d. Penyakit yang berhubungan dengan diaper rush
Beberapa gangguan kulit yang berhubungan dengan ruam popok, diantaranya:
·       Intertrigo, yakni iritasi atau lecet pada kulit dikarenakan kulit basah dan lembab serta gesekan dengan popok, sehingga permukaan kulit menjadi lebih mudah terkelupas.
·       Miliaria atau biang keringat, yakni timbulnya bintik-bintik merah pada permukaan kulit karena penyumbatan kelenjar keringat (kelenjar eccrine).
·       Dermatitis kontak (contact dermatitis), merupakan reaksi alergi terhadap bahan popok. Dapat juga karena reaksi alergi terhadap campuran urine dan feces yang dibiarkan terlalu lama melekat di popok. Selain itu, perubahan PH oleh urine dan feces pada kulit diduga memicu terjadinya reaksi alergi.
·       Candidal diaper dermatitis, yakni ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Sekitar 40-70% ruam popok yang berlangsung lebih 3 hari dapat memicu terjadinya kolonisasi jamur kandida.
·       Bacterial diaper dermatitis, yakni ruam popok yang disebabkan oleh infeksi kuman (bakteri), terutama Staphylococcus, Streptococcus dan Enterobacteriaceae. Jenis ruam popok karena infeksi kuman yang kerap dijumpai adalah impetigo dan sesulitis (cellulitis) serta folikulitis (folliculitis).
·       Granuloma gluteal infantum, merupakan gangguan kulit pada ruam popok yang jarang terjadi. Biasanya timbul karena terlalu lama iritasi dan infeksi mikro-organisme yang tidak diobati. (Meliana, 2007)

Konsep Perawat Bayi



Perawatan adalah suatu pelayanan essensial yang diberikan perawat berdasarkan cinta kasih kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat maupun yang khususnya mempunyai masalah kesehatan dalam upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, sesuai dengan potensi yang ada padanya, sehingga dapat membantu memecahkan masalah kesehatan yang optimal. Sedangkan bayi adalah umur di bawah satu tahun (0  – 1 tahun ) (Depkes. RI, 2008).
Memandikan bayi pertama kali setelah kelahirannya adalah sebuah momen besar dan sangat membahagiakan orang tuanya. Sebelum memandikan bayi, peralatan mandi bayi seperti sabun, shampoo, bak mandi dan lainnya haruslah dipersiapkan dengan lengkap.
Untuk menghindari infeksi tali pusat yang dapat menyebabkan sepsis dan meningitis maka ditempat pemotongan, dipangkal tali pusat, serta 2,5 cm di sekitar pusat diberi obat antiseptic. Selanjutnya tali pusat dirawat dalam keadaan steril/bersih dan kering. (Wiknjosastro, 2005).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Diaper Rush pada bayi 0-12 bulan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sesuai dengan program pemerintah peningkatan kualitas manusia Indonesia seutuhnya dapat di capai antara lain dengan peningkatan penggunaan ASI maka posisi rumah sakit dengan kebijakannya dalam hal bonding attachmant merupakan suatu hal yang sangat penting terutama pada saat ibu melahirkan bayi nya, karena disinilah pertama kali ibu mengadakan kontak langsung dengan bayi nya segera setelah lahir. Selama masa dalam kandungan semua kebutuhan nutrisi di dapatkan melalui tali pusat, maka setelah bayi lahir membutuhkan kontak kembali dengan ibunya baik kepentingan nutrisi maupun untuk kepentingan lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai sehat untuk semua di tahun 2011. Upaya tersebut di jabarkan dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan dengan melibatkan seluruh tenaga kesehatan. Diantaranya adalah bidan yang merupakan tenaga kesehatan yang melibatkan langsung dalam upaya pelaksanaan bonding attachment dan ibu nifas yang sangat berperan penting dalam hal tersebut (Wahyuni, 2011).
Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik (Depkes RI, 2010)
Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih sayang antara ibu dan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologi dan fisikologis. Ikatan ibu dan anak dimulai sejak anak belum dilahirkan sengan suatu perencanaan dan komunuikasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh sebagai individu baik dari ayah dan ibunya. Sesudah lahir sampai minggu minggu berikutnya, kontak visual dan fisik bayi memicu berbagai penghargaan satu sama lain (Suherni, dkk,2010).
Upaya kesehatan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk pelaksanaan untuk ditentukan oleh jenis kebutuhan kemampuan dan di sesuaikan dengan tahap perkembangan masyarakat. Disini diperlukan peran aktif pemerintah dan masyarakat khusus nya kepada para bidan dan ibu yang apabila keadaan memungkinkan. Ibu harus sudah siap untuk merawat bayi nya sedini mungkin salah satu upaya yang dapat dijalankan untuk mencapai tujuan ini adalah dilakukan rawat gabung (Subaryono, 2009).
Mengingat pentingnya perawatan bayi baru lahir dan keterikatan kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perawatan bayi baru lahir dan bagaimana cara mewujudkan kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada didalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD (inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapan ibu kepada anaknya disaat dilakukan IMD (Roesli, 2006).
Perawatan yang salah terhadap bayi baru lahir mengakibatkan bayi menjadi sakit, salah satu antaranya adalah kurangnya memperhatikan tentang kebersihan bayi, popok yang tidak sering diganti mengakibatkan bayi menjadi tidak tenang dan gelisah serta akan mengakibatkan terjadinya ruam pada bayi (Diaper Rush) hal ini kan mengurangi keterikatan antara ibu dan bayi (Huliana, 2009)
Ruam popok ( diaper rash, diaper dermatitis, napkin dermatitis ) masih kerap kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada bayi. Para orang tua sudah tidak asing lagi dengan ruam popok, suatu gangguan kulit berupa bercak merah pada kulit di area yang tertutup popok, yakni: pantat, perut bagian bawah, pelipatan paha, area kemaluan dan dubur (anogenital). Ruam popok atau irritant diaper dermatitis (IDD) merupakan bercak merah pada kulit yang tertutup popok karena iritasi oleh berbagai faktor. (Estiwahyuni, 2007)
Incidence rate (angka kejadian) ruam popok berbeda-beda di setiap negara, bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan popok dan mungkin juga berhubungan dengan faktor cuaca. Kimberly A Horii, MD (asisten profesor spesialis anak Universitas Misouri) dan John Mersch, MD, FAAP menyebutkan bahwa 10-20 % Diaper dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Sedangkan prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan. Sementara itu Rania Dib, MD menyebutkan ruam popok berkisar 4-35 % pada usia 2 tahun pertama (Sukartini, 2008)

Hubungan Bayi Kembung Dengan Menyendawakan Bayi Di Puskesmas



BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Pada era globalisasi diharapkan bangsa Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya dalam bidang kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan kesehatan pada bayi dan anak tidak lepas dari peran keluarga dan masyarakat. Dalam keluarga, peran ibu sangat penting dalam merawat dan mengasuh yang baik bagi bayinya. Kebanyakan perawatan neonatal yang dialami masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dalam perawatan Bayi Baru Lahir (BBL). Terutama di daerah pelosok banyak dijumpai ibu yang baru melahirkan dengan perawatan ynag tradisional serta pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang masih rendah. Selain itu juga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu, suami, dan keluarga tentang pentingnya perawatan neonatal (Depkes RI, 2001)
Di awal-awal kehidupannya, bayi sering memuntahkan sebagian ASI yang ditelannya. Normalnya, fenomena gumoh ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni di usia 12–16 minggu. Para Ibu muda yang baru menyusui, biasanya panik karena menemukan masalah bayi gumoh. Pada dasarnya semua itu lazim terjadi. Penyebab bayi gumoh adalah karena terlalu kuat menyedot ASI atau susu, sehingga tercampur dengan udara. Jadi ketika bayi bergerak cepat, tekanan dalam perutnya akan menjadi tinggi (Patricia dkk, 2005).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO, melakukan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase angka kejadian bayi kembung di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden bayi kembung sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah bayi setiap tahun. Insiden terjadinya bayi kembung di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah bayi setiap tahunnya. Prevalensi bayi kembung yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.  Bayi kembung biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun bayi kembung merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita (Unsri, 2010)
Angka kejadian bayi kembung di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian bayi kembung pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prepalensi 274.396 kasus dari 8.452.952 bayi (Unsri, 2010)