This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday 18 May 2014

KONSEP Balita Sakit



Anak Bawah Lima Tahun (Balita) menderita Demam mungkin menderita penyakit Malaria, Campak, Demam Berdarah atau penyakit berat lainnya. Demam juga timbul karena hanya menderita batuk pilek saja atau  infeksi virus lainnya. Demam merupakan gejala utama penyakit Malaria. Demam bisa timbul sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. anak dengan Malaria juga mungkin menderita anemia kronis  atau menderita penyakit menahun dan sesak nafas yang merupakan suatu tanda pneumonia. Demam dan ruam yang menyeluruh merupakan tanda-tanda utama penyakit Campak. Sedangkan demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah , nyeri ulu hati diikuti gejala pendarahan dan kecendrungan syok merupakan ciri dari penyakit Demam Berdarah ().
Lingkungan yang buruk serta rendahnya tingkat kesadaran untuk berperilaku sehat menjadi kawasan kumuh sebagai kawasan yang rawan akan penyebaran penyakit. Lingkungan yang buruk menjadi penyebab berkembang biaknya berbagai virus penyakit menular, karena itu berbagai infeksi penyakit sering terjadi pada para penghuni kawasan kumuh, penyakit menular yang sering dijumpai adalah diare, diikuti oleh penyakit infeksi lainnya seperti thypoid, Ispa, Penyakit kulit, campak, leptospirosis, demam berdarah dengue (DBD) ().
Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, berkembangnya perilaku pencegahan ini sangat tergantung pada kondisi pribadi masing-masing individu. termasuk persepsi individu bersangkutan dalam memandang diare. Dengan kata lain jika seseorang mempersepsikan diare adalah penyakit yang membahayakan maka yang bersangkutan dapat diproyeksikan akan semakin berusaha keras untuk melakukan pencegahan agar tidak terserang diare ().
Bayi yang harus segera mendapat pertolongan tenaga professional bila: Bayi menjadi lebih lemah dan kurang dapat mengisap ASI. Bayi tiba-tiba kurang mau minum, tidak seperti biasanya. Bayi kejang-kejang, tali pusat bayi berdarah, kemerahan, berbau, atau bernanah, Bayi demam, tubuh, tangan dan kaki tetap dingin walaupun sudah dibungkus. Bayi bernafas dengan cepat atau sulit bernafas. Bayi sulit dibangunkan, yang mungkin karena kesadarannya menurun. Bayi tampak kuning. Bayi mencret atau muntah. Bila ada salah satu tanda diatas dan bayi tidak mau minum lebih dari 4 – 6 jam. Bayi mulai merintih, tidak menagis, seperti biasa. ().
Pencegahan hipotermia merupakan asuhan neonatal dasar agar BBL tidak mengalami hipotermia. Disebut hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 36,50C. Suhu normal pada neonatus adalah 36,5 – 37,50C pada pengukuran suhu melalui ketiak BBL mudah sekali terkena hipotermia, hal ini disebabkan karena pusat pengaturan panas pada bayi belum berfungsi dengan sempurna, permukaan tubuh bayi relatif luas, tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas, dan bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dari pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk pencegahan hipotermi adalah mengeringkan bayi segera mungkin, menutup bayi dengan selimut atau topi dan menenmpatkan bayi di atas perut ibu (kontak dari kulit ke kulit). Jika kondisi ibu tidak memungkinkan untuk menaruh bayi di atas dada (karena ibu lemah atau syok) maka hal-hal yang dapat dilakukan yaitu mengeringkan dan membungkus bayi dengan kain yang hangat, meletakkan bayi didekat ibu, dan memastikan ruang bayi yang terbaring cukup hangat ().

A.        Dampak Sakit
Sering sakit menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apalagi di Negara-negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana kesadaran akan kebersihan / personal hygine yang masih kurang, serta ancaman endemisitas penyakit tertentu, khususnya infeksi kronik seperti misalnya tuberculosis (TBC) masih sangat tinggi. Kaitan infeksi dan kurang gizi seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait dan saling memperberat. Kondisi infeksi kronik akan meyebabkan kurang gizi dan kondisi malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan sehingga memudahkan. Terjadinya infeksi berpengaruh negatif terhadap kehidupan manusia ()
Frekuensi sakit bagi seorang balita akan mengganggu pertumbuhannya balita secara umum, karena dalam keadaan sakit balita tidak memiliki selera makan dan menjadi rewel sehingga kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi secara adekuat, hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel dan pertumbuhan otak, balita yang sering sakit akan mengakibatkan pertumbuhan intelektualnya terganggu ().

KONSEP BALITA



Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita Ibu telah siap menghadapi berbagai stimulus seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar. 
Masa balita (bayi di bawah lima tahun) dalam siklus kehidupan seorang tidak akan datang dua kali. Masa itu adalah periode paling kritis dalam meningkatkan kecerdasan, emosi sosial dan spiritual anak dikemudian hari. Menyadari pentingnya masa balita itu, tidak mengherankan periode itu disebut masa emas
Balita (bayi dibawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun, atau balita adalah bayi yang berumur dibawah lima tahun atau masih kecil yang perlu tempat bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk mandiri dengan usaha anak balita yang tumbuh.
Anak Balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok  umur yang paling menderita akibat gizi (KKP). Dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :
a.    Anak-anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.
b.    Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga perhatian ibu sudah berkurang.
c.    Anak balita sudah main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri, sehingga mudah tercemar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.
d.   Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak memperhatikan lagi makanan anak balita, karena di anggap sudah dapat makan sendiri.

Saturday 17 May 2014

Pelayanan Kesehatan



2.1.1   Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan  secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.
2.1.2   Konsep Pelayanan Kesehatan
Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup  nilai-nilai dasar tertentu yng berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan penerapan dalam bidang kesehatan seperti berikut:
1.      Kesehatan secra mendasar berhunbungan dengan tersedianya dan penyebaran sumber daya, bukan hanya sumber daya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, dan obat, melainkan sumber daya sosial ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan.
2.      Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan kepada adanya kepastian bahwa sumber daya kesehatan dan sumber daya sosial yang ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling membutuhkan.
3.      Kesehatan adalah suatu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh. Faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah faktor sosial, budaya dan ekonomi disamping faktor biologi dan lingkungan.
4.      Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih banyak dari penduduk, seperti perorangan, keluarga dan masyarakat dalam pengambilan tindakan demi kegiataan mereka sendiri dengan cara menerapkan prilaku sehat dan mewujudkan lingkungan sehat.

Konsep Respon Pasien




Konsep respon manusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat. Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan tindakan. Simon dalam Wijaya membagi respon seseorang atau kelompok terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu: 1. Persepsi, berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut. 2. Sikap, berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan. 3. Tindakan, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut. Munculnya ketiga respon di atas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kondisi status sosial ekonomi seseorang, tingkat pengetahuan tentang manfaat dan resiko yang diterima sebagai akibat pelaksanaan program pembangunan kepada seseorang atau sekelompok orang. Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan (reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. Jadi, proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja. Peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Dalam pembahasan, teori respon tidak terlepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Caffe, respon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. 2. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu. 3. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan. Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon. Skiner membedakan adanya dua proses: 1. Respondent Response, atau reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. 2. Operant Response, atau instrumental response, yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu. Stimulus ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce.