This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday 21 September 2013

Konsep Dasar Hypertonic uterine contraction



1.    Pengertian
Hypertonic uterine contraction adalah His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dinamakan partus presipitatus
His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat : Kontraksi simetris, fundus dominan kemudian diikuti  dengan relaksasi.
Distosia His adalah kelainan his yang tidak normal dalam kekuatan ataupun sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir yang lazim pada setiap persalinan, tidak dapat diatas sehingga persalinan menggalami hambatan atau kemacetan.
2.      Etiologi
Kelainan His terutama ditemukan pada primigravida, khususnya primigravida tua. Pada multi para lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat hypertonic uterine contraction. factor herediter mungkin memegang peranan penting dalam kelainan his. sampai seberapa jauh faktor emosi (ketakutan dan lain-lain) mempengaruhi kelainan  his, belum ada persesuaian faham antara para ahli dalam kelainan His. khususnya hypertonic uterine contraction, ialah bahwa apabila bahagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan sekmen bawah uterus seperti misalnya pada kelainan letak janin atau pada disproporsisefalo pervik. perenganan rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda atau hidramnion juga dapat menjadi factor penyebab  dari hypertonic uterine contraction yang murni. akhirya gangguan gangguan dalam pembentukan uterus pada masa embrional, misalnya pada masa Uterus bikornis unikollis, dapat pula mengakibatkan kelainan his.  Akan tetapi sebahagian besar kasus kurang lebih separonya. penyebab hypertonic uterine contraction ini tidak diketahui.
3.         Patofisiolagi
His dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian manjalar merata simetris ke seluruh korpus  uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri dimana lapisan otot uterus paling dominan kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh, sehingga tekanan dalam ruang amnion kembali ke asalnya sekitar 10 mmHg.
gambaran uterus yang besar di sebelah kiri menunjukan 4 tempat dimana dipasang mikro balon untuk mengukur/ mencatat tekanan pada miometrium terlihat bagaimana kontraksi mulai menyebar, dan menjadi kuat dan akhirnya mengurang dan hilang.
4.         Klasifikasi Kelainan His
a.       Inersia Uteri disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi dengan kuat dan lebih dulu dari pada bagian bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontraksi uterus lebih aman. Singkat dan jarang dari pada biasa. Keadaan umum pasien biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh  umumnya tidak banyak bahaya, baik bagi ibu  maupun bagi bayi, kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama, dalam hal terakhir ini morbilitas ibu dan mortalitas bayi naik. Keadaan ini dinamakan inersia uteri premer (Hypotonic uterine contraction)
b.      His terlampai kuat, (hypertonic uterine contraction) his yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dinamakan partus presipitatus. Sifat his normal, tonos otot diluar kontraksi juga normal, tonus otot diluar  his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. bahaya partus presipetatus bagi ibu adalah terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir. Khususnya servik uteri, vagina dan perenium sedangkan bayi biasa mengalami pendarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam waktu singkat.
c.       Incoordinat uterine action di sini sifat his berubah tonus otot uterus meningkat juga diluar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronnisasi antara kontraksi bagian bagiannya. tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Disamping tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His jenis ini disebut uncoordinet hypertonic uterine contraction. Kadang- kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan spasmus sirkuler setempat sehingga terjadinya penyempitan kavum uteri pada tempat itu. ini dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran konstriksi, secara tioritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana. akan tetapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas  dan sekmen bawah uterus. lingkaran kontriksi tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam, kecuali bila pembukaan telah lengkap sehingga tangan dapat dimasukan kedalam kavum uteri.
5.         Penanganan
Dalam menghadapi persalinan lama oleh sebab apapun, keadaan wanita tersebut harus diawasi dengan seksama, tekanan darah diukur setiap empat jam malahan pemeriksaan ini perlu dilakukan lebih sering apabila ada gejala pre-eklamsi. Denyut jantung janin dicatat setiap setengah jam dalam kala 1 dan lebih sering dalam kala II. Kemungkinan dehidrasi dan asidosis harus mendapat perhatian sepenuhnya. karena pada persalinan lama selalu ada kemungkinan untuk melakukan tindakan pembedahan dengan narcosis, hendaknya wanita jangan diberi makanan biasa melainkan dalam bentuk cair. sebaiknya di berikan infuse larutan glukosa 5% dan larutan NaCl isotonic secara intravena berganti ganti. untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberikan pethidin 50 mg yang dapat diulanggi, pada permulaan kala 1dapat diberi 10 mg morfin. pemeriksaan perlu di adakan, akan tetapi harus selalu disadari bahwa tiap pemeriksaan dalam mengandung bahaya infeksi. Apabila persalinan berlangsung 24 jam tampa kemajuan yang berarti, perlu diadakan penilaian yang seksama tentang keadaan. Selain penilaian keadaan umum, perlu ditetapkan apakah persalinan benar-benar telah dimulai atau masih dalam tingkat false labour  apakah ada inersia uteri atau incoordined uterine action, dan apakah tidak ada disproporsi sefalopervik biarpun ringan, untuk menetapkan hal yang terakhir ini jika perlu dilakukan pelvimetri roentgenologik atau MRI (Magnetik Resonance Image). Apabila servik telah terbuka untuk sedikitnya 3 cm, dapat diambil kesimpulan bahwa persalinan telah dimulai.

Konsep Dasar Hidramnion Pada Ibu Bersalin



1.   Beberapa Pengertian
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya melebihi dari 2 liter. beberapa para ahli mendapatkan 4 – 5 liter, sedangkan Kustner bahkan menjumpai sampai 15 liter pada kehamilan baru 5 bulan.
Persalinan adalah Serangkaian kejadian pada ibu hamil yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau 36 – 40 minggu, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh si ibu..
Persalinan terbagi tiga jenis yakni :
a.  Persalinan Spontan yakni persalinan yang berlangsung tanpa usaha dari luar.
b. Persalinan Induksi yakni  persalinan yang dilakukan dengan cara menimbulkan suatu rangsangan terlebih dahulu, misalnya :
 - Amniotomi.
 - Pitosin
c.    Tindakan :
- Operatif : Seksio Cesaria ( SC )
- Alat – alat  :  - Forsep
- Vakum Ektrasi
2.   Etiologi
   Mekanisme terjadinya Hidramnion hanya sedikit yang kita ketahui. pada penyelidikan yang dilakukan oleh para sarjana, Tidak didapati kelainan pada epitel amnion yang dapat menyebabkan hipersekresi dari air ketuban.
Walaupun etiologi tidak jelas namun ada faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya hidramnion antara lain: Penyakit Jantung, Nefritis, Edeme umum (anasarka), Simpul tali pusat, Diabetes militus, Gameli uniovulair, Malnutrisi, Penyakit kelenjer hipofisis, pada hidramnion biasanya plesenta lebih besar dan lebih berat, lebih Kongenital anomaly (Cacat bawaan), anencephalus, spina bifida, atresia oesophagi-strictula, hidrocepalus, srtuma blocking oesophagus. Dalam hal ini terjadi karena.
a)      Tidak ada stimulasi dari otak dan spina.
b)      Excessive urinary secretion.
c)      Tidak ada sebtrum menelan dan haus.
d)     Transsudasi langsung dari meninges fluid ke dalam amnion. 
3.   Patofisiologi
Hidramnion terjadi bila produksi air kutuban bertambah , bila pengaliran air ketuban ternganggu atau kedua duanya. diduga air ketuban dibentuk dari sel-sel amnion, Di samping itu ditambah oleh air kencing janin dan cairan otak pada anensefalus. Air ketuban yang dibentuk secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluarannya ialah ditelan oleh janin, di absorpsi kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk peredaran darah ibu. Ekresi air ketuban akan terngangu bila bayi susah menelan seperti pada atresia esophagus atau tumor tumor plasenta. pada anencepalus disebabkan pula karena transudat cairan dari selaput otak dan sumsum tulang belakang dan berkurangnya hormone antideuretik..
Pada kehamilan ganda mungkin salah satu janinnya mempunyai jantung yang lebih berat, karena itu menghasilkan banyak kencing. Mungkin pula karena luasnya permukaan amnion. Pada hidramnion sering ditemukan plasenta yang besar. Sekarang disangka bahwa prolaktin mempunyai peran dalam pengontrolan volume air ketuban.
4.   Gejala Hidramnion
Gejala Hidramnion semata-mata terjadi karena faktor mekanik sebagai akibat penekanan uterus yang besar terhadap organ-organ seputarnya. Uterus yang besar akan menekan diafragma sehingga siwanita merasa sesak, penekanan vena-vena yang besar menyebabkan edema terutama dikedua tungkai dan abdomen.
           Diagnosis dapat ditegakkan sebagai berikut :.
a)   Anamnase.
1)      Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasanya.
2)      Pada yang enteng keluhan subjektif tidak banyak.
3)      Pada yang akut dan pembesaran uterus cepat, maka kita peroleh keluhan-keluhan karena tekanan pada organ terutama penekanan pada diafragma seperti sesak, nyeri ulu hati, sianosis.
4)      Karena tegangnya uterus nyeri seluruh perut.
5)      Edema pada tungkai, vulva, dinding perut sering kita jumpai.
6)      Perasaan mau muntah sampai muntah.
7)      Kalau proses akut dan perut besar sekali, bisa jatuh syok, keringat dingin dan sesak.
b)   Inspeksi.
1)      Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut kelihatan mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang pusat mendatar.
2)      Kalau akut kelihatan si ibu sesak (dispnoe) dan sianosis.
3)      Ibu kelihatan payah membawa kandungannya.
c)   Palpasi
1)      Fundus Uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya.
2)      Bagian – bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan.
3)      Kalau letak kepala/ kepala bisa diraba, maka ballatement jelas sekali.
4)      Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksis terjadi kesalahan – kesalahan letak janin.
5)      Perut tegang dan nyeri tekan.
6)      Edema pada dinding perut, vulva dan tungkai.
d)  Auskultasi
Sukar didengar  atau kalau terdengar halus sekali denyut jantung janin.
e)   RO- Foto abdomen
1)      Nampak bayangan berselubug kabut karena banyaknya cairan, kadang-kadang banyangan janin tidak jelas.
2)      Guna Ro- foto pada hidramnion.
-          Untuk diagnostic
-          Untuk menentukan etiologi.
f)    Pemeriksaan dalam
Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his.
5.   Klasifikasi Hidramnion
Hidramnion dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a)   Hidramnion Khronik
1)      Kita dapati penambahan air ketuban secara perlahan- lahan dalam beberapa minggu/bulan.
2)      Biasanya terjadi pada kehamilan yang lanjut.
3)      Khronik hidramnion ini yang banyak kita jumpai.
b)   Hidramnion Akut
1)      Bila pertambahan air ketuban sangat tiba-tiba dan cepat dalam beberapa minggu/bulan.
2)      Biasanya terjadi pada kehamilan yang agak muda bulan ke 5 dan bulan ke 6. Komposisi dari air ketuban pada hidramnion dalam penyelidikan sama saja dengan air ketuban normal.
6.   Komplikasi
Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan dengan resiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak.
           Untuk Janin prognosa agak buruk terutama karena.
a)      Kongenital anomaly
b)      Prematuritas
c)      Kompilikasi karena kesalahan letak
d)     Eritroblastosis
e)      Diabetes Militus
f)       Solutio Plasenta
g)      Mortalitas bayi sekitar 50%.
Untuk Ibu bisa terjadi komplikasi sebagai berikut.
a)      Solutio Plasentae
b)      Antonia Uteri
c)      Pendarahan postpartum
d)      Retensio Plasenta
e)      Syok
f)       Kesalahan – kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar.
7.   Penanganan
           Penangan Hidramnion di bagi 3 fase
a)      Sewaktu Hamil
-          Hidramnion yang ringan jarang  diberi terapi klinis, cukup observasi dan berikan terapi simptomatis.
-          Pada hidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan, maka dirawat dirumah sakit untuk istirahat sempurna. Lakukan diet kurang garam dan sedative dan obat lainnya. Diberikan juga obat-obatan untuk diuresis. Kalau sesak nafas hebat sekali dengab sianosis dan perut tegang lakukan Fungsi abdomen, seperti pada fungsi asites pada kanan bawah pusat.
tehnik, dalam  satu hari dikeluarkan 500 cc perjam sampai keluhan berkurang. Kalau cairan dikeluarkan secara cepat takut terjadi his dan solusio plasenta apalagi anak belum viable (Belum cukup bulan).
Komplikasi :
1.      Timbul his
2.      Trauma pada Janin.
3.      Terkena Organ-organ perut oleh tusukan.
4.      Infeksi.
5.      Syok
b)      Pimpinan Sewaktu Partus
1.      Kalau tidak ada hal-hal mendesak kita hanya bersifat menunggu.
2.      Kalau keluhan hebat (sesak, sianosis) lakukan pungsi transvaginal dilakukan via serviks bila sudah ada pembukaan.
Tehnik dengan memakai jarum fungsi pada beberapa tempat, ketuban ditusuk maka air ketuban akan mengalir perlahan, boleh juga memakai troika.
3.      Kalau sewaktu pemeriksaan dalam ketuban  tiba-tiba pecah maka untuk menghindari air kutuban mengalir keluar dengan deras masukkanlah tinju kedalam vagina sebagai tampon dan beberapa lama supaya air ketuban  mengalir perlahan  ini dilakukan untuk mencegah  terjadinya :

-          Solusio Plasenta.
-          Tiba-tiba perut kosong akan terjadi syok
-          Terjadi pendarahan postpartum karena antonia uteri.
c)      Pimpinan Postpartum
1.      Harus mewaspadai akan terjadinya postpartum.
2.      Ada baiknya infuse dipasang sebagai profilaksis dan persiapan untuk pertolongan pendarahan postpartum.
3.      Kalau pendarahan banyak dan keadaan ibu setelah partus lemah maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup