This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday 23 April 2013

Pencatatan selama fase aktif persalinan



Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pe­meriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk (Depkes RI, 2007):
a.    Informasi tentang ibu:  nama, umur, gravida, para, abortus (keguguran)., nomor catatan medis/nomor puskesmas, tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu), waktu pecahnya selaput ketuban.
b.    Kondisi janin: DJJ, warna dan adanya air ketuban, penyusupan (molase) kepala janin. Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan fisik di bab ini. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda­-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala, turunnya bagian terbawah/presen­tasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm. Kata-kata "Turunnya kepala" dan garis tidak putus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda "˜" pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda "˜" di nomor 4. Hubungkan tanda "˜" dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
c.    Kemajuan persalinan: pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin, garis waspada dan garis bertindak. Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Masing-masing angka mempunyai lajur dan kotak tersendiri. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya pembukaan serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur diatasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Masing-masing kotak di bagian ini menya­takan waktu 30 menit.
d.   Jam dan waktu: waktu mulainya fase aktif persalinan, waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
1)   Waktu mulainya fase aktif persalinan. Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
2)   Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami pem­bukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda "X" di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga dari kiri).
e.    Kontraksi uterus: frekuensi dan lamanya. Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan lamanya kontraksi dengan:
1)   Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang   lamanya kurang dari 20 detik.
2)   Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang  lamanya 20-40 detik.
3)   Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.
f.     Obat-obatan dan cairan yang diberikan: oksitosin, obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan. Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksi­tosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
g.    Kondisi ibu: nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh, urin (volume, aseton atau protein). Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh. Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
1)        Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan. (lebih sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (˜).
2)        Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
3)        Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat, atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
h.        Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan). Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom parto­graf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan (Depkes RI, 2005). Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup:
1)      Jumlah cairan per oral yang diberikan.
2)      Keluhan sakit kepala atau pengelihatan (pandangan) kabur.
3)      Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum).
4)      Persiapan sebelum melakukan rujukan.
5)      Upaya Rujukan (Depkes RI, 2004).

Bagian-bagian partograf



a.    Identitas, Identitas meliputi : Tanggal, Hari pertama haid terakhir, Gravida, Taksiran parrtus, Para – Nomor register, Abortus – Pecah ketubaan janin, Nama.
b.    Denyut jantung janin, Denyut jantung janin dihitung dan dicatat setiap 30 menit lalu menghubungkan setiap titik (jumlah denyut jantung janin dihubungkan).
c.    Servikograf, Friedman membagi persalinan dalam 2 fase, yaitu :
1)  Fase I (fase laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm.
2)  Fase II (fase aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
d.   Waktu, Waktu 0 dianggap pada saat pasien masuk rumah sakit bukan pada saat timbulnya persalinan.
e.    Air ketuban, Air ketuban bisa: Utuh (U), Jernih (J), Campur mekonium (M), Kering (K).
f.     Kontraksi per 10 menit, Kontraksi uterus dihitung per 10 menit, terbagi atas:
1)   Kurang 20 detik : Tanpa arsiran.
2)   20-40 detik : Dengan arsiran.
3)   Lebih 40 detik : Dihitamkan
g.    Oksitosin, Hal yang diperhatikan : Jumlah unit per 500 cc dan Jumlah tetesan per menit.
h.    Obat-obatan dan cairan intravena.
i.      Nadi dan tekanan darah ibu, Nadi diukur setiap 30 menit; tekanan darah diukur setiap jam atau lebih sering bila ada indikasi (edema, hipertensi).
j.      Urin, Yang diukur :Volume, Albumin, Glukosa.
k.    Temperatur ibu.
l.      Mulase (penyisipan tulang tengkorak janin) ditandai dengan :
1)  0        : Tulang tengkorak terpisah dan sutura dapat teraba dengan mudah
2)  +        : Tulang tengkorak saling berdekatan.
3)  ++      : Tulang tengkorak tumpang tindih.
4)  +++   : Tulang tengkorak tumpang tindih dengan nyata (Depkes RI, 2007).
Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat pasien masuk rumah sakit,
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara. Pembukaan mulut rahim dicatat dengan tanda “X”. Bila pasien masuk rumah sakit dalam fase aktif, tanda “X” diletakkan pada garis waspada sedangkan waktu masuknya pasien ditulis dibawah tanda “X”. Apabila pembukaan mulut rahim ketika pasien masuk rumah sakit dalam fase laten kemudian masuk kedalam fase aktif dalam jangka waktu kurang 8 jam maka tanda “X” dipindahkan kegaris waspada. Perpindahan ini digambarkan dengan garis putus-putus sampai pada garis waspada dan diberi tanda “Tr” (Saifuddin, 2002).
Untuk menentukan seberapa jauh bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul, digunakan bidang HODGE (H) sebagai berikut :
a.         HI             : Sama dengan pintu atas panggul
b.        HII           : Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah simfisis pubis
c.         HIII          : Sejajar dengan H I melalui spina iskiadika
d.        HIV           : Sejajar dengan H I melalui ujung tulang koksigeus.
Porsio dinilai dengan memperhatikan kekakuan, lunak, tebal, mendatar
atau melepasnya porsio (Cunningham, 2006)
.

Partograf



  1. Pengertian
Partograf merupakan gambaran persalinan yang meliputi semua pencatatan yang berhubungan dengan penatalaksanaannya. Hasil rekaman ini lebih efisien daripada catatan panjang dan memberikan gambaran pictogram terhadap hal-hal yang penting dari persalinan serta tindakan yang segera harus dilakukan terhadap perkembangan persalinan yang abnormal.
Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001). Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi.
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
a.    Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
b.    Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan partograf dimulai pada pembukaan 4 cm fase aktif. Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yang bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan itu normal atau dengan komplikasi.

2.    Tujuan Partograf
Menurut Depkes RI jika digunakan secara tepat maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk:
a.    Mencatat kemajuan persalinan
b.    Mencatat kondisi ibu dan janinnya
c.    Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
d.   Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit
e.    Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu

3.    Aplikasi Partograf
Penggunaan atau aplikasi partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka. Partograf harus digunakan:
a.    Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan pe­nyulit.
b.    Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
c.    Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran)
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk:
a.    Mencatat kemajuan persalinan.
b.    Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
c.    Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
d.   Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit.
e.    Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu (Depkes RI, 2007).
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:
a.    Denyut jantung janin setiap 1/2 jam.
b.    Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1/2 jam
c.    Nadi: setiap 1/2 jam.
d.   Pembukaan serviks setiap 4 jam.
e.    Penurunan: setiap 4 jam.
f.     Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam.
g.    Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam
Nilai suatu partograf meliputi:
a.    Pencatatan yang jelas.
b.    Urutan waktu yang jelas.
c.    Diagnosis suatu kemajuan persalinan yang abnormal.
d.   Memudahkan saat penggantian staf atau gilliran dinas.
e.    Untuk pendidikan.
f.     Untuk penelitian (Saifuddin, dkk, 2005).