This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday 1 February 2013

Alat Permainan Edukatif Anak 1-3 Tahun



Anak usia tolder (>1 tahun sampai 3 tahun) menunjukan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak bisa diam dan muai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk dapat mandiri. Oleh karena itu dapam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukan otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermainnya. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu, sering kali mainannya dibongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
a. Permainan Untuk Anak 1 Tahun:
Permainan memasukkan benda ke dalam wadah atau menumpuk benda (seperti gelas plastik air mineral), sangat cocok bagi anak satu tahunan.
Setelah itu si kecil bisa ditawari mainan single puzzle, yaitu mainan yang pada penutupnya diberi lubang-lubang berbentuk geometris, seperti segitiga, segiempat dan lingkaran. Lalu si kecil diminta memasukkan benda-benda yang sesuai pada lubangnya. Namun, kita belum bisa menuntutnya untuk memasukkan setiap bentuk sampai selesai, melainkan harus satu per satu. Berikan ia bentuk segitiga dulu lalu arahkan tangannya untuk memasukkan ke lubang yang berbentuk sama dengan arah yang tepat, misalnya.
Ajak si kecil untuk melakukan tuang-menuang air dari wadah yang lebih kecil ke wadah yang lebih besar. Dengan begitu anak tahu bahwa air dari wadah yang lebih kecil bisa tertampung dalam wadah yang lebih besar. Permainan serupa dengan menunjukkan bahwa benda yang lebih kecil bisa masuk ke dalam wadah yang lebih besar juga bisa dilakukan.
b. Permainan Untuk Anak 2 Tahun:
Pasel berbentuk rumah-rumahan, buah atau binatang dengan 2-3 pecahan. Untuk menyusun pasel tersebut tentu dibutuhkan keterampilan sehingga anak akan dirangsang untuk mengembangkan kemampuannya.
      c. Permainan Untuk Anak 2,3-5 Tahun:
Bila sebelumnya pasel yang diberikan hanya terdiri atas beberapa keping saja, kini tingkatkan dengan pasel yang memiliki lebih banyak keping. Permainan rancang bangun juga sudah bisa diberikan untuk merangsang koordinasi motoriknya. Anak sudah bisa membuat susunan bangunan ke atas sambil mengimajinasikan bentuk apa yang sedang dibuatnya meskipun masih belum terbentuk jelas. Ketika anak mampu bermain rancang bangun, pujilah apa yang sudah dihasilkannya. Meskipun bentuknya hanya berupa susunan balok yang tidak beraturan, kita tetap harus memberikan apresiasi agar anak merasa dihargai. Hindari sikap mencemooh yang akan memerosotkan motivasinya dalam berkreasi.

Manfaat permainan bagi anak balita



Media bermain sangat menunjang proses belajar anak balita. Bermain dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan menggunakan alat bantu  yang disebut APE. Anda perlu mengajarkan kepada ibu/keluarga bagaimana menggunakan alat bantu yang disebut APE. Anda perlu mengajarkan kepada ibu/keluarga bagaimana menggunakan APE yang ada dalam Program Bina Keluarga dan Balita ini.Yang terutama adalah        :
a.       Mengakrabkan hubungan antara anak dengan ibu/keluarga
Bermain dengan APE bersama anak dapat menciptakan suasana gembira di dalam keluarga.
Yang penting adalah anak menyukai dan dengan demikian ibu/keluarga akan mudah sekali mengajarkan bermacam-macam pengertian sehingga kemampuan anak meningkat. Anak dan ibu keluarga sama-sama senang.
b.        Membantu anak mengenal dirinya sendiri dengan baik. Beberapa permainan APE ada yang mudah ada yang sukar untuk diselesaikan anak. Pengalaman bermain dengan APE akan menyadarkan balita tentang kelebihan dan kekurangan dirinya.
Bila anak berhasil ia akan bangga dan puas. Disini ibu/keluarga perlu member pengertian pada anak agar tidk menjadi sombong karena keberhasilannya. Doronglah anak agar ia ingin mencoba APE lain dengan tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Sebaliknya bila anak gagal waktu memainkan APE ibu/keluarga perlu member pengertian agar anak tidak putus asa dan merasa rendah diri. Jangan cepat menyangka anak itu bodoh, mungkin APE yang dipilih tidak sesuai dengan umurnya, maka sebaiknya orang tua mengganti APE-nya dengan APE lain yang lebih mudah penggunanya. Cara lain adalah APE-nya tetap sama aturan/cara bermainnya  dipermudah sesuai dengan anak.
c.       Anak dapat meningkatkan berbagai kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan minat dan tahap umumnya.
d.      Manfaat APE bagi ibu/keluarga
Jika seorang ibu/keluarga tahu dan dapat memainkan APE bersama anaknya, lebih-lebih bila kemudian melihat bahwa anaknya makin pandai, hubungan dengan dirinya makin akrab, pada diri ibu/keluarga timbul perasaan senang dan puas. Ibu/keluarga senang dan puas melihat anaknya bisa belajar. Kepuasan ini akan mendorong ibu/keluarga untk memanfaatkan waktu-waktu yang luang dengan cara bermain bersama anaknya. Anda harus membimbing ibu/keluarga tentang cara-cara menggunakan APE dengan benar. Keterampilan menggunakan APE ini akan membuat ibu keluarga lebih percaya diri dan lebih yakin akan peranannya, yaitu sebagai pengasuh dan pendidik anaknya sendiri.
Di dalam menggunakan APE tidak selalu harus ada yang menang atau yang aklah. Memainkan APE tidak perlu selalu harus bersaing dalam bermain menyusun kembali papan bongkar pasang, membuat bersama pola dari keping menara gelang dan lain-lain.  

Konsep Alat Permainan Edukatif Anak balita



2.4.1. Pengertian
Yang dimaksud dengan Alat Permainan Edukatif (APE) adalah suatu alat permainan yang khusus digunakan dalam pendiidkan anak balita dalam hal gerakan kasr dan halus (otot tubuh, anggota badan, jari jemari) berbicara dan mengadakan hubungan dengan rang lain, kecerdasan, menolong diri sendiri dan bergaul
APE dapat membantu merangsang dan menunjang pengembangan kemampuan anak sebaik mungkin (hal ini perlu ditegaskan kepada ibu/keluarga agar tidak mempunyai pendapat yang keliru bahwa APE dapat menciptakan seseorang anak yang luar biasa cerdasnya).
2.4.2. Syarat APE
Dapat tidaknya suatu alat permainan digolongkan sebagai APE perlu memenuhi persyaratan khusus. (BKKBN, 2010)
a.    Persyaratan edukatif  (mendidik)
1)      Memberi peluang kepada anak untuk menjajagi dan mencoba alat permainan itu dengan bebas, sesuai dengan tingkat perkembangan, kemampuan, minatnya.
2)      Setiap alat permainan merangsang satu atau lebih pengertian akansesuatu.
contoh 1 : MENARA GELANG GANDA
melalui Menara Gelang Ganda anak belajar pegertian susunan kecil ke besar dan sebaliknya.
Tujuan : Melatih kerja sama antara tangan dan mata
Contoh 2 : BALOK UKUR
Melalui Balok Ukur anak pelajar pengertian ukuran yaitu panjang, pendek, sama, tinggi dan lain-lain.
Tujuan : Mengembangkan kecerdasan (memasang, menghitung)
3)   Alat permainan itu member kesempatan dan kemungkinan untuk dapat menemukan pengertian (konsep) baru berkaitan dengan pengertian yang telah diketahui anak sebelumnya.
Contoh 3 : MENARA GELANG
Setelah anak mengerti susunan besar dan kecil, ia dapat menemukan suatu pengertian baru, yaitu pengelompokkan keping yang sama besarnya dan sama kecilnya.
Tujuan : Mengembangkan kecerdasan (memasang, menghitung)
b.    Persyaratan Teknis
1)      APE harus menarik, baik untuk anak maupun untuk ibu/keluarga, karena APE ini akan dimainkan leh mereka. Mudah digunakan
2)      Ibu/keluarga dan anak tidak perlu membaca pedoman yang sukar untuk dapat menggunakan APE dalam bermain. Andalannya yang menjelaskan bagaimana APE yang ada.
3)      Aman dugunakan anak-anak.
APE harus tidak melukai anak-anak, bentuknya tidak tajam/runcing, tidak terlalu kecil (supaya tidak mudah tertelan anak). Cat harus yang tidak mengandung racun. (ingat : anak-anak kecil sua memasukkan segala bena ke dalam mulutnya).
c.    Persyaratan ekonomis
1)      Kualitas (mutu) pembuatannya harus baik, tidak mudah rusak karena APE ini akan sering digunakan. Bagian – bagian yang rusak atau hilang arus mudah diperbaiki atau dicarikan gantinya.
2)      Mudah dan murah dibuat karena menggunakan bahan yang ada di lingkungan sekitar.

Tujuan bermain anak balita



Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktivitas bermain. Filsuf Yunani, Plato, merupakan orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika melalui situasi bermain. Bermain dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Istilah bermain diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi anak
Tentu sedini mungkin. Sejak usia batita, sodori anak dengan berbagai jenis permainan baik dengan mainan edukatif ataupun bukan. Sekadar mengingatkan saja, perkembangan otak anak di usia ini masuk dalam fase emas (the golden age) atau otak si kecil sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena itulah, stimulasi amat diperlukan. Semakin banyak stimulasi maka koneksi antarsarafnya semakin banyak terhubung.
Anak yang sudah akrab dengan mainan edukatif sejak dini, perkembangan kecerdasannya akan terlihat lebih maksimal. Ia lebih mampu berkonsentrasi, kreatif, serta tekun. Sementara yang tidak, biasanya akan lebih tertinggal dalam masalah intelektual. Anak-anak yang tidak diperkenalkan dengan mainan edukatif akan lebih sulit untuk belajar mengenai bentuk dan warna.