This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday 3 April 2013

Status Gizi Balita



Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang merupakan keadaan tubuhan yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan pemanfaatan makanan, Status gizi menurut Handayani (2003) adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipegaruhi oleh makanan yang dikonsumsi.
Penilaian status gizi  adalah diukur berdasarkan berat badan per umur dan tinggi badan Standar Harvard menyatakan bahwa penilaian gizi baik adalah apabila berat badan anak menurut umur lebih 89%. Gizi kurang, adalah apabila berat badan anak menurut umur berada diantara 60,1% - 80% dan gizi buruk, adalah apabila berat badan anak menurut umur 60% atau kurang dari standar Harvard.
Studi-studi telah menguji berbagai pengukuran status gizi dan membuat berbagai rekomendasi. Waterlow (1973) dalam Notoadmodjo 2005 menyarankan, untuk mengukur status gizi pada saat ini digunakan ukuran berat badan per tinggi badan. Sedangkan ukuran tinggi badan per umur hanya cocok untuk mengukur status gizi pada saat yang lalu. ia menyebutkan pula bahwa berat badan per umur berguna bagi pengukuran seri untuk anak dibawah umur 1 tahun.
Throwbridge, F (1970) dalam Notoadmodjo 2005 dari hasil studinya menyimpulkan bahwa ukuran berat badan per umur tidak atau kurang mampu padat membedakan antara malnutrisi akut dan malnutrisi kronik. Oleh sebab itu, ia menyarankan, bahwa berat badan per tinggi badan dan lingkar lengan atas adalah indicator yang paling baik untuk mengetahui prevalensi malnutrisi akut pada anak. sedangkan untuk prevalensi malnutrisi kronik diperlukan ukuran tinggi badan per umur.
Zeitlin, MY (1973) dalam Notoadmodjo 2005 menyarankan, untuk anak kurang dari 2 tahun sebagai indicator peertumbuhan anak cukut mengunakan ukuran berat badan per umur saja. Dari hasil pengamatan, untuk anak berumur 2-5 tahun yang mempunyai berat badan rendah menunjukan adanya gejala malnutrisi yang berat. Selanjutnya, ia menyarankan bahwa berat badan per umur saja sudah dapat dipergunakan untuk mengukur status gizi pada anak dibawah lima tahun, bahkan anak yang lebih tua pun dapat mempergunakan ukuran tersebut.
Morley, D (1971) dalam Notoadmodjo 2005 membahas bahwa pengukuran berat dan tinggi badan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain kurang akuratnya dalam pelaksanaan pengukuran oleh para petugas. Tetapi ia menyatakan bahwa ukuran lainpun tidak mempunyai nilai yang dinamis untuk pertumbuhan anak. Akhirnya ia berkesimpulan, bahwa berat dan tinggi badan per umur sebagai indikator status gizi anak , pada umurnya para peneliti cenderung mengacu kepada standard Harvard dengan berbagai modifikasi.
Di bawah ini akan di uraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya:
a)     Berat badan per umur.
              Berdasarkan klasifikasi dari universitas Harvard, keadaan gizi anak  diklasifikasikan menjadi 4 tingkat, yakni:
-Gizi lebih (over weight ).
- Gizi baik (well nourishcd ).
- Gizi kurang ( under weigh ). yang mencakup kekurangan kalori dan protein (KKP ) tingkat 1 dan 11.
            Untuk Negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya mengunakan  klasifikasi dari Harverd (Standar Harverd) tersebut, dengan berbagai modifikasi. Oleh karena standar Harverd itu dikembangkan untuk mengukur status gizi anak dari Negara-negara barat, maka prinsip utama dalam modifikasi adalah disesuaikan dengan kondisi anak-anak di Negara-negara Asia dan Afrika. sehingga untuk Negara –negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, klasifikasi status gizi anak didasarkan pada 50 persentil dari 100% standard Harverd.
                        Hal lain juga dikemukanan oleh I Dewa Nyoman, dkk (2001) mengatakan bahwa Berat badan menurut umur  merupakan salah satu parameter yang memberikan masa tubuh, masa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan – perubahan yang mendadak, misalnya belum terjadi penyakit infeksi, menurutnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
1.      Kelebihan BB/U
-          Lebih mudah, lebih cepat, cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
-          Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis
-          Dapat mendeteksi kegemukan
2.      Kelemahan BB/U
-       Dapat menyebabkan interprestasi status gizi yang keliru dan bila terdapat oedema atau asitas.
-          Menerlukan data akurat, terutama untuk anak dibawah lima tahun.
Klasifikasi dari standar Harverd yang sudah dimodifdikasi tersebut yang telah dimodifikasi adalah sebagai berikut :
-       Gizi Baik, adalah apabila berat badan bayi/anakmenurut umurnya lebih dari 89% standard Harverd.
-       Gizi kurang, adalha apabila berat badan bayi/anak menurut umur berada diantara 60,1 % - 80 % standar Harverd.
-       Gizi buruk, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harverd.
Secara terperinci, pengukuran status gizi bayi/anak balita berdasarkan berat dan tinggi badan adalah seperti tabel terlihat pada tabel 2.1
b)                  Tinggi badan menurut umur.
Pengukuran status gizi bayi dan balita berrdasarkan tinggi badan menurut umur, juga mengunakan modifikasi standar Harverd, dengan klasifikasi sebagai berikut.
-       Gizi Baik, adalah apabila panjang badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standard Harverd.
-       Gizi kurang, adalah apabila panjang badan bayi/anak menurut umur berada diantara 70,1 % - 80 % standar Harverd.
-       Gizi buruk, adalah apabila panjang badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Harverd.



c)                   Berat badan menurut Tinggi
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan ini diperoleh denganmengkonbinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harverd juga. Klasikasinya adalah senagai berikut :
-       Gizi Baik, adalah apabila Berat badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 90% standard Harverd.
-       Gizi kurang, adalha apabila berat badan bayi/anak menurut umur berada diantara 70,1 % - 90 % standar Harverd.
-       Gizi buruk, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Harverd
                                      Gambar 2.1
Standar Tinggi & Berat Badan Balita

Usia & Jenis Kelamin
Tinggi
Berat
( Cm)
( Kg)
Laki-Laki


6 Bulan
67.8
7.58
9 Bulan
72.3
9.18
12 Bulan
76.1
10.15
18 Bulan
82.4
11.47
24 Bulan
87.6
12.59
30 Bulan
92.3
13.67
36 Bulan
96.5
14.69
Perempuan


6 Bulan
65.9
7.21
9 Bulan
704
8.56
12 Bulan
74.3
9.53
18 Bulan
80.9
10.82
24 Bulan
86.5
11.9
30 Bulan
91.3
12.93
36 Bulan
95.6
13.93

d)                  Lingkat Lengan atas (LILA) menurut umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi/anak berdasarkan lingkar lengan atas, yang sering digunakan adalah dengan mengacu pada stander wolanski, Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
-       Gizi Baik, adalah apabila LILA bayi/anak menurut umurnya lebih dari 85% standard Harverd.
-       Gizi kurang, adalha apabila LILA bayi/anak menurut umur berada diantara 70,1 % - 85 % standar Harverd.
-       Gizi buruk, adalah apabila LILA  bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Harverd.
Pengukuran status gizi bayi/balita berdasarkan lingkar lengan atas secara terperinci adalah mengunakan tabel seperti terlihat dalam tabel 2.2
Tabel 2.2
Standar baku Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Umur
Standar LLA (Cm)
85 % Standar LLA (Cm)
70 % Standar LLA (Cm)
Tahun
Bulan
0
0
1-
2-
3-
4-
5-
6 – 8
9 - 11
14,75
15,1
16,0
16,25
16,50
26,75
17,0
12,50
13,25
13,50
13,75
14,00
14,25
14,50
10,50
11,00
11,25
11,50
11,60
11,75
12.00
Sumber : Puslitbang Depkes RI dalam Notoadmodjo, 2005.

Pemantauan Pertumbuhan Balita



Whaley dan Wong (2000) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahab dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi dan pembelajaran (Sopariasa, 2004).
Periode ini terbagi atas neonatus dan bayi. Neonatus adalah sejak nol hari sampai 28 hari. Diatas 29 hari sampai usia 12 bulan termasuk katagori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, matorik dan sosial dan pertumbuhan rasa percaya diri pada anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua. Kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan sensoris motor muklat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak karena anak masih tergantung secara total kepada lingkungan, terutama keluarga sebagai lingkungan pertama (Sopariasa, 2004).
Beberapa teori perkembangan yang dianut oleh Erik Erikson (2003) tentang perkembangan dari berbagai aspek yang berbeda, namun semua sepakat bahwa proses perkembangan terjadi selangkah-demi selangkah secara urut dan teratur. Erikson mengungkapkan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan, dan interaksi antara perkembangan fisik dan psikologis. Sedangkan Sigmund Freud terkenal sebagai penggali teori alam bawah sadar dan pakar Psikoanalisis menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami selama perkembangan psikososialnya. Jean Piaget adalah pakar paling terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif. Adapun inti pengertian teori Piaget menurut Monks adalah bahwa perkembangan dipandang sebagai kelanjutan generasi Embrio. Sears mengembangkan teori belajar yang dikaitkan dengan perilaku anak dalam perkembangan. Ia juga sangat menekankan pengaruh orang tua terhadap perkembangan anaknya, ia berpendapat bahwa pola asuh sangat menentukan perkembangan kepribadian anak (Sarwono, 2005).
Pemantauan pertumbuhan balita berarti melakukan pengecekan secara regular terhadap balita, bahwa pertumbuhannya sesuai dengan lajur hijau KMS pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Beragam cara pengukuran digunakan untuk menafsir pertumbuhan salah satu diantaranya adalah berat badan menurut umur. Pengukuran yang berulang dan seksama akan memberi  perbandingan  dengan pengukuran sebelumnya akan diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sedikit atau sesuai standar (Manefee, 2008).
Berat badan terkait dengan tingkat kesehatan Balita. Dengan KMS, ibu dapat mengetahui pertumbuhan berat badan ideal yang harus dicapai oleh Balita ibu sesuai dengan perkembangan usianya. Melalui KMS, ibu dapat mengetahui bahan makanan sesuai gizi seimbang dan pedoman pemberian makanan yang sehat untuk Balita ibu, sehingga diharapkan balita ibu akan tumbuh dan berkembang. Mengingat pentingnya informasi yang ada dalam KMS, sebaiknya setiap ibu yang mempunyai balita memiliki KMS. KMS harus dibawa ketika memeriksakan balita di posyandu, puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya (DepKes RI, 2005).
Anak Balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP). dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :
a.       Anak anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.
b.      Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga perhatian ibu sudah berkurang.
c.       Anak balita sudak main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri, sehingga mudah tercemar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.
d. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak memperhatikan lagi makanan anak balita, karena di anggap sudah dapat makan sendiri. (Supariasa, 2004)
Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk: Memantau pertumbuhan berat badan-balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, dan memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut: NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T) dengan cara yang telah ditetapkan dalam buku Panduan Penggunaan KMS Bagi Petugas Kesehatan.
Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang ke posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K)
Data yang tersedia di posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu: Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik untuk penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D). Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolaan program/ kegiatan di posyandu (% D/S dan % K/S) (Depkes RI, 2005)
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006)
Menurut Depkes RI (2006), sasaran Pelayanan Kesehatan di Posyandu adalah: bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS)

Konsep Dasar Pertumbuhan



1.   Pengertian
Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahab dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi dan pembelajaran (Supariasa, 2004).
Menurut Soedjatmiko, pertumbuhan yang baik tidaklah hanya bersifat fisik tetapi juga mental dan intelektualitas, sehingga proses pertumbuhan tersebut lazim disebut bukan saja sebagai proses pertumbuhan tetapi sebagai proses tumbuh-kembang. Agar proses tumbuh-kembang dapat berjalan dengan optimal, seorang anak harus mendapatkan pemenuhan dari 3 kebutuhan pokoknya. Yang pertama adalah kebutuhan fisik-biologis, berupa kebutuhan akan nutrisi (ASI, Makanan Pengganti ASI/MP-ASI), imunisasi, serta kebersihan fisik dan lingkungan. Yang kedua adalah kebutuhan emosi berupa kasih kasih sayang, rasa aman dan nyaman, dihargai, diperhatikan, serta didengar keinginan dan pendapatnya. Kebutuhan ini memiliki peran yang sangat besar pada kemandirian dan kecerdasan emosi anak. Kemudian kebutuhan ketiga yang tak kalah penting adalah kebutuhan akan stimulasi yang mencakup aktivitas bermain untuk merangsang semua indra, mengasah motorik halus dan kasar, melatih ketrampilan berkomunikasi, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Stimulasi ini harus diberikan sejak dini karena memiliki pengaruh yang besar pada ragam kecerdasan atau multiple intelligences (Soedjatmiko, 2005).
Garis Pertumbuhan Anak sehat tumbuh mengikuti pola garis pertumbuhan normal, bertambah umur bertambah berat mengikuti grafik pertumbuhan dalam kartu menuju sehat (KMS) (Djaali, 2007).
Fase pertumbuhan anak dimulai dari masa Prenatal (sebelum lahir). Setelah terbentuknya Zigot, sel mulai membelah diri dan membentuk janin yang berkembang setelah 8 minggu pembuahan. Masa pertumbuhan yang paling cepat dalam siklus kehidupan manusia selain pertumbuhan janin ialah masa balita atau disebut juga dengan usia emas.  Pengertian pertumbuhan menunjukkan perubahan dalam struktur atau ukuran, dalam hal ini anak yang mengalami fase pertumbuhan secara fisik bisa dilihat dan diukur (Arif, 2009).
a)    Perkembangan anak sehat: Anak sehat mempunyai perkembangan kecerdasan, ketangkasan dan tingkat kewaspadaan yang cukup tinggi sesuai dengan umurnya.
b)   Ciri-ciri pertumbuhan: Merupakan perubahan yang dapat diukur secara kuantitatif, mengikuti perjalanan waktu, dan setiap balita memiliki jalur pertumbuhan normal (Growth Trajectory)
c)    Pemantauan Pertumbuhan Balita: Tujuan dari Pemantauan Pertumbuhan Balita mencegah memburuknya keadaan gizi, meningkatkan keadaan gizi, Mempertahankan keadaan gizi baik (Kartono, 2007).