This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday 4 March 2013

Indeks Massa Tubuh Ibu Menyusui



Indeks Massa Tubuh (IMT) atau bodi mass index (BMI) merupakan alat ataucara yang Sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangandan kelibihan berat badan. Indeks massa tubuh (IMT), atau indeks Quetelet, merupakan proksi heuristik untuk lemak tubuh manusia berdasarkan berat badan seseorang dan tinggi. IMT tidak benar-benar mengukur persentase lemak tubuh. Itu di temukan antara tahun 1830 dan 1850 oleh polymath asal belgia Adolphe Quetelet selam pengembangan “fisika sosial”.
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dap[at menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn Lmet al., 2002). IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemk tubuh karena murah serta metode skrining katagegori berat badan yantg mudah di lakukan.
Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas SDM. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah penting karena dapat mempengaruhi produktifitas kerja serta dapat menjadi faktor risiko dari beberapa penyakit tertentu. Oleh karena itu, pwmantauan gizi perludi lakukan secara berkesinambungan oleh setiap orang, Indeks massa tubuh (IMT) atau body mass indeks (BMI) merupakan cara untuk memantou status gizi orang dewasa, khusunya yang berkaitan dengan kekurangan dan kellebihan berat badan (obesitas) berat badan kurang dapat menadapatkan risiko terhadap pebnyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungk,inkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Dapat disimpulkan bahwa indeks massa ibu menyusui adalah cara yang sederhana memant5au status gizi ibu menyusui, khusunya yang berkaitan dengan kekurang dan kelebihan berat badan bagi ibu menyusui.

Metode Kangguru



2.1.1. Pengertian
Perawatan metode kanguru adalah perawatan untuk bayi premature dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir premature maupun yang aterm.  Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini  terjadi bila ada kontak lansung antara kulit ibu dan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi  kebutuhan bayi yang paling mendasar, yaitu kehangatan, air susu ibu,perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih saying (Wahyuni, 2011).
Kangaroo Mother Care (KMC), kontak antara kulit ibu dan bayinya, dengan waktu dan kesempatan pertama sekalian pemberian ASI eksklusif, dan perubahan keadaan dirumah sakit dan alternative pemecahan bagi bayi berat lahit rendah (Conde-Agudello at all, 2000).
2.1.2.      Manfaat Metode Kangguru
Menurut Luize (2003) dalam Purnamaningrum (2010) Secara klinis, dengan cara ini detak jantung bayi stabil dan pernapasannya lebih teratur, sehingga menyebarkan oksigen ke seluruh tubuhnya pun lebih baik. Selain itu, cara ini mencegah bayi kedinginan. Bayi dapat tidur dengan nyenyak dan lama, lebih tenang, lebih jarang menangis, dan kenaikan berat badannya lebih cepat. Pertumbuhan dan perkembangan motorik pun menjadi lebih baik. Cara ini juga mempermudah pemberian ASI, mempererat ikatan batin antara ibu dan anak, serta mempersingkat masa perawatan secara keseluruhan. Bagi orang tua, hal ini turut menumbuhkan rasa percaya diri dan kepuasan bekerja. Perawatan bayi lekat atau metode kangguru ini sederhana, praktis, efektif, dan ekonomis, sehingga bisa dilakukan oleh setiap ibu atau pengganti ibu dirumah ataupun dipuskesmas, terutama dalam mencegah kematian BBLR.
2.1.3.      Mekanisme Kerja Perawatan Metode Kangguru
Pada dasarnya mekanisme kerja perawatan metode kangguru adalah sama seperti perawatan canggih dalam inkubator yang berfungsi sebagai termoregulator memberikan lingkungan yang termonetral bagi setiap neonatus melalui aliran panas konduksi dan radiasi. Lingkungan termoral adalah lingkungan suhu agar bayi dapat mempertahankan optimal (36,5-37,5 C) dengan mengeluarkan energi atau kalor yang minimal, terutama bagi BBLR yang persediaan atau sumber kalorinya sangat terbatas (Usman, 2001).
Pengaliran panas melalui konduksi adalah identik kontak kulit ibu-bayi seperti dalam inkubator konduksi panas dari badan inkubator ke kulit bayi. Pengaliran panas melalui radiasi adalah udara hangat di dalam inkubator seperti udara hangat dalam selimut atau baju kangguru. Proses hantaran panas tersebut berlangsung terus-menerus selama dibutuhkan oleh BBLR baik dalam inkubator maupun dalam perawatan metode kangguru, oleh karena itu perawatan metode kangguru hanya dikerjakan selama dibutuhkan oleh neonatus sampai bayi bisa mandiri tanpa harus dirawat dalam inkubator, yaitu sekitar BB mencapai 2500 gram. Sehingga perawatan metode kangguru harus terus menerus dilakukan bergantian oleh bapak, ibu, tante dan neneknya (Usman, 2001).
2.1.4.      Metode dan Waktu Pelaksanaan

             Menurut Perinasia dalam Yuliasti (2010) tahapan penggunaan metode kangguru meliputi:
1)         Persiapan ibu
a.    Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari.
b.   Membersihkan kuku dan tangan.
c.    Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai.
d.   Selama pelakasanaan metode kangguru ibu tidak memakai BH.
e.    Bagian bawah baju diikat dengan pengukat baju atau kain.
f.    Memakai kain baju yang dapat direnggangkan.
2)         Persiapan bayi
a.    Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat
b.   Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan metode ini.
c.       Posisi bayi vertical ditengah payudara atau sedikit ke samping kana/kiri sesuai dengan kenyamanan bayi serta ibu. Usahakan kulit bayi kontak langsung dengan kulit ibunya trus menerus.
d.      Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu
e.       Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selekeliling atau mengelilingi ibu dan bayi.
Prinsip metode ini adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam inkubator dengan meniru kangguru. Ibu bertindak seperti ibu kangguru yang mendekap bayinya. dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36,5-37,5 C).Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung kulit bayi dengan secara terus menerus. Bayi yang dapat bertahan dengan cara ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil (36,5-37,5 C), dan mampu menyusui. Metode ini dihentikan jika bayi telah mencapai bobot badan minimal 2500 gram dan suhu tubuh optimal 37C, dan bayi bisa menetek kuat (Yuliasti, 2010)
Pemeliharaan suhu tubuh merupakan aspek yang paling penting dalam manajemen BBLR. Seorang  bayi akan berkembang secara memuaskan bila suhu rectal dipertahankan antara 35,5C-37C. semakin kecil bayi maka lebih rendah suhu rektalnya. Dengan bertambahnya berat badan dan membaiknya kondisi umum maka akan ditemukan juga kestabilan yang lebih besar dari suhu tubuhnya. Ketahanan hidup BBLR lebih besar bila mereka dirawat dalam atau dekat dengan lingkungan panas netralnya. Mereka harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipetahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Tetapi juga tidak diinginkan untuk meningkatkan suhu tubuh secara tepat Karena dapat mengarah pada timbulnya hiperpireksia yang berkaitan  dengan adanya peningkatan kecepatan metabolisme dan peningkatan kebutuhan akan oksigen (sachrain, 1996). Untuk memelihara suhu tubuh BBLR dapat dimasukkan dalam incubator, radian warmer ataupun issolette. Pada dasarnya incubator merupakan suatu kotak yang dirancang untuk mempertahankan suhu internal yang konstan dengn menggunakan thermostat. Bila dirawat dalam inkobator bayi dalam keadaan telanjang. Sementara itu incubator juga harus terpelihara kebersihannya. Bagian luar dari incubator dibersihkan setiap hari. Desinfektan seperti svlon dapat digunakan untuk melap bagian dalam (Yuliasti, 2010)
2.1.5.      Kriteria bayi untuk dilakukan perawatan metode kangguru
Antara lain bayi dengan berat badan 2000 garam, tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik, kesiapan dan keikutsertaan orang tua sangat mendukung dalam keberhasilan. Pelaksanaan metode kangguru dapat dilakukan pada waktu segera setelah lahir, sangat awal setelah 10-15 menit, awal setelah umur 24 jam, menengah setelah 7 hari perawatan, lambat setelah bayi bernafas sendiri tanpa, atau setelah keluar dari perawatan incubator (Muslihaton, 2010).

2.1.6.      Kriteria keberhasilan perawatan metode kangguru
 adalah suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,5-37,5 C), kenaikan berat badan stabil, produksi ASI adekuat, bayi tumbuh dan berkembang optimal, dan bayi dapat menetek kuat seperti normalnya. Keuntungan metode kangguru bagi perawatan bayi, adalah meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan bayi, meningkatkan pertumbuhan dan  berat badan bayi dengan lebih baik, mengurangi stres pada ibu dan bayi,mengurangi lama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan risiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit, serta mempersingkat masa rawat bayi di rumah sakit (Muslihaton, 2010).

Gambaran Pengetahuan Tenaga Keperawatan Tentang Pelaksanaan Kangaroo Mother Care (KMC) Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah



Pemeliharaan suhu tubuh merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL). Seorang bayi akan berkembang secara memuaskan bila suhu rektal dipertahankan antara 35,5-37 0C. Semakin kecil bayi semakin rendah suhu rektalnya. Ketahanan hidup Bayi Berar Lahir Rendah (BBRL) bila mereka dirawat dalam atau dekat dengan lingkungan rektalnya. Mereka harus diasuh dalam suatu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik yang minimal, untuk memelihara suhu tubuh Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL) dapat dimasukkan kedalam inkubator, radian warmer ataupun isolette, selain itu dengan ibu mendekap bayinya adalah cara yang paling aman yang dikenal dengan istilah Kanggaroo Mother Care (KMC) dimana terjadi kontak secara langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (Purnamaningrum, 2010).
Kanggaroo Mother Care (KMC) dapat menurunkan resiko regurgitasi dan aspirasi, menurunkan apnoe dan infeksi, mempercepat hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan laktasi bila KMC tidak dapat dilakukan, bayi seharusnya dirawat dalam penghangatan dengan matras yang bisa diisi air atauopun selimut elektrik dengan traspormator (Purnamaningrum, 2010).
Suhu tubuh rendah (hipotermia) dapat disebabkan oleh karena terpapar oleh lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan dingin atau basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian. Kenaikan suhu (hipertermia) dapat terpapar dengan lingkungan yang hangat (suhu lingkungan yang hangat (suhu lingkungan panas, paparan sinar matahari atau paparan panas yang berlebihan dari inkubator atau alat pemancar panas) (Depkes RI, 2005).
Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi karena evaporasi, konveksi, konduksi atau radiasi. Trauma dingin (Cold Stress hipotermia) pada bayi baru lahir, dalam hubungannya dengan asidosis metabolik, dapat bersifat mematikan bahkan pada bayi cukup bulan (Dompas, 2010).
Perawatan metode kangguru adalah perawatan bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan sudah dilakukan untuk mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindugan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang (Wahyuni, 2011).
Istilah prematuritas telah diganti dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun cukup bulan, atau karena kombinasi keduanya. Pembagian kehamilan menurut WHO adalah kelahiran preterm (usia kehamilan kurang dari 37 minggu), kehamilan aterm (usia kehamilan antara 37-42 minggu) dan kelahiran post-term (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) (Manuaba, 2010).
Teknik kanguru merupakan sebuah metode perawatan yang tersedia secara universal dan baik secara biologi bagi semua bayi baru lahir, akan tetapi biasanya bagi bayi-bayi prematur dengan 3 komponennya yang meliputi kontak kulit dengan kulit, menyusui eksklusif dan dukungan terhadap ibu dan bayi (Aldy, 2005).
Posisi kanguru Yaitu bayi prematur yang telah memenuhi kriteria untuk dirawat dengan metode diletakkan dengan posisi vertikal di antara kedua payudara ibu. Bayi hanya mengenakan popok dan penutup kepala, sehingga di harapkan sebanyak mungkin akan terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi. Posisi ini dipertahankan baik ibu dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berbaring sehingga di harapkan terjadi kontak langsung yang terus menerus selama 24 jam atau beberapa jam dalam sehari (Aldy, 2005 ).
Pengetahuan perawat di Rumah sakit Umum tentang penatalaksanaan bayi BBLR merupakan pengetahuan standar operasional prosedur (SOP) yang memang seharusnya dilakukan, Teknik kanguru dirumah sakit umum jarang dilakukan dikarenakan adanya inkubator dan telah merupakan standar rumah sakit yang memisahkan ibu dan bayi pasca persalinan. Pengetahuan tentang Teknik kanguru harus diketahui oleh petugas kesehatan sebagai bahan penyuluhan bagi ibu yang melahirkan bayi BBLR ( Aldy, 2005 ).
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) diIndonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per1000 KH (Depkes RI, 2011).
Angka kematian ibu melahirkan di Aceh telah menurun drastis dari 237/100.000 menjadi 184/100.000 lahir hidup dan angka kematian bayi dari 35/1.000 menjadi 25/1.000 lahir hidup, Sedangkan data ibu yang melakukan Kangaroo mother care (KMC) diperkirakan sebanyak 9,3 % dari seluruh ibu bersalin. (Tabangun Aceh, 2011).