This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday 8 April 2013

EPIDEMIOLOGI VARISELA



Di Amerika Serikat dan daerah beriklim sedang lain,90-95% individu mendapat VVZ pada masa anak. Epidemic varisela tahunan terjadi pada musim dingin dan musim semi. Strain VVZ tipe liar yang menyebabkan epidemic varisela tahunan tidak menunjukkan perubahan dalam virulensi sebagaimana dinilai dengan keparahan klinis infeksi VVZ primer dari tahun ke tahun. Angka penularan rumah tanggau adalah 80-90%; lebih banyak kontak secara kebetulan, seperti pemajanan ruang kelas sekolah, disertai angka penyerangan 30% atau kurang, varisela menular dari 24-48 jam sebelum ruam muncul dan vesikel belum berkrusta, yang biasanya 3-7 hari.
Anak yang rentan mendapat varisela sesudah kontak langsung dekat dengan orang dewasa yang menderita herpes zoster; rute penularan ini mempertahankan sirkulasi virus dalam populasi. Karena alas an yang tidak jelas, varisela jauh kurang lazim di daerah tropic sehingga angka kerentanan pada orang dewasa setinggi 20-30%. Herpes zoster tidak menunjukkan variasi musim dalam insiden karena herpes ini disebabkan oleh  reaktivasi virus laten secara endogen.
Walaupun laporan-laporan anekdot, penelitian epidemiologis memperagakan bahwa pemajanan terhadap varisela tidak menyebabkan herpes zoster. Herpes zoster sangat jarang pada anak umur kurangdari 10 tahun kecuali pada mereka yang diberi terapi imunosupresi untuk keganasan atau penyakit lain, mereka yang menderita infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan mereka yang telah terinfeksi dalam rahim atau selama umur tahun pertama. Resiko infeksi primer atau berulang berat atau mengancam jiwa terkait terutama pada factor hospes bukannya variasi dalam patogenisitas strain VVZ.
MANIFESTASI KLINIS VARISELA
            Walaupun masa inkubasi varisela berkisar 10-21 hari, penyakit biasanya mulai dari 14-16 hari sesudah pemajanan. Hamper semua yang terpajan, anak rentan menderita ruam, tapi ruam ini mungkin terbatas kurang daripada 10 lesi
 Gejala-gejala prodormal lazim ada, terutama pada anak yang lebih tua; demam, malese, anoreksia, nyri kepala dan kadang-kadang nyeri abdomen ringan terjadi 24-48 jam sebelum ruam muncul. Kenaikan suhu biasanya sedang, berkisar dari 100-102’F tetapi mungkin setinggi 106’F, demam dan gejala sistemik lain menetap selama 2-4 hari pertama sesudah mulai ruam.
Lesi varisela mula-mula pada kulit kepala, Muka atau batang tubuh. Eksantem awal terdiri atas inakula eritematosayang sangat gatal yang berkembang membentu vesikel berisi cairan jernih. Pengaburan dan pembentukan pusat lesi dalam 24-48 jam. Sementara lesi awal berkrusta, kumpulan baru terbentuk pada batang tuhuh dan kemudian tungkai, adanya lesi simultan pada berbagai stadium evolusi khas varisela. Lesi ulseratif yang melibatkan orofaring dan vagina adalah biasa. Beberapa anak mempunyai lesi vesikuler pada kelopak mata dan konjungtiva, tetapi penyakit okuler serius jarang. Jumlah lesi varisela rata-rata sekitar 300, tetapi anak sehat dapat kurang dari 10 sampai lebih dari 1.500 lesi. Pada kasus rumah tangga sekunder dan kasus yang melibatkan anak yang lebih tua. Lebih banyak hari untuk pebnetukan lesi baru dan kemungkinan lebih banyak lesi. Eksantem ini lebih luas pada anak dengan gangguan kulit, seperti eksem atau baru terbakar sinar matahari. Tempat hipopigmentasi lesi menetap selama beberapa hari sampai beberapa minggu pada beberapa anak, tetapi parut tida lazim.
Diagnosa banding varisela meliputi ruam vesikuler yang disebabkan oleh agen infeksi lain, seperti enterovirus atau Staphylococcus aureus, reaksi obat, dermatitis kontak dan gigitan serangga. (Arvin, 2006).

VIRUS VARISELLA ZOSTER



Virus varisela zoster merupakan salah satu dari 7 herpes manusia. Infeksi primer menimbulkan cacar air, kemudian virus menetap dalam bentuk laten di ganglia radiks dorsalis. Pada reaktivasi, virus menyebabkan penyakit ruam syaraf atau shingles (herpes zoster). Cacar air saat hamil dapat menyebabkan sindroma intauterin tersendiri dan penyakit neonatus yang serius.
EPIDEMIOLOGI INFEKSI JANIN
Sekitar 3 juta kasus cacar air terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Meskipun kebanyakan anak ketularan infeksi ini, sebagian kecil yang tidak terkena penyakit akan tetap rentan seperti orang dewasa. Bila wanita hamil ketularan cacar air, mereka jugan dapat menginfeksi janin selama fase viremia. Resiko yang pasti terhadap janin sulit ditetapkan, tapi tampaknya sekitar 25%. Namun, tidak setiap janin terinfeksi mengalami varisela kongenita. Di dasarkan pada studi di Jerman terhadap wanita hamil yang menderita cacar air, hanya sekitar 3 dari 100 bayi yang dilahirkan oleh mereka memilki stigmata infeksi congenital. Resiko meluas ke setengah kehamilan pertama.
MANIFESTASI KLINIS FETOPATI
Pada stigmata sindroma varisela congenital sekuele pertama melibatkan kulit, tungkai, mata dan otak. Lesi kulit khas disebut parut, zig zag scarring, seringkali menyebar menurut dermatomnya. Tanda khas lain sindroma ini adalah adanya satu atau lebih pemendekan atau malformasi tungkai. Seringkali tunkai atrofi tertutup oleh katrik. Badan sisanya mungkin secara keseluruhan tampak normal. Atau tidak dijumpai kelainan kulit atau tungkai, namun bayi dapat menunjukkan katarak atau bahkan aplasia luas seluruh otak. Kadang-kadang terdapat kalsifikasi nyata dalam kepala yang mikrosefali.
PATOGENESIS FETOPATI
Kebanyakan stigmata dapat dikaitkan dengan jelas akibat virus pada system syaraf. ,anifestasi tungkai dan mata tampak disebabkan oleh denervasi akibat daru invasi VVZ pada syaraf janin, seperti medulla servikal atau lumbosakral atau tungkai optic. Namun, tidak ada penjelasan yang nyata mengapa daerah tubun tertentu secara istimewa terinfeksi selama terinfeksi VVZ janin; virus mungkin memilih beberapa jaringan yang berada pada tahap pengembangan cepat misalnya: pucuk-pucuk tungkai. Pemeriksaan histologist otak janin yang terinfeksi menunjukkan adanya lesi serebral nekrosis yang melibatkan leptomenings, korteks, dan substansia alba yang berdekatan. Perubahan patologis juga diamati pada medulla spinalis, dan perubahan ini meliputi kornu posterior serta koruma lateralis yang menciut dan gliotik. Parut sikratik khas dapat menggambarkan sisa infeksi VVZ kulit pada syaraf sensorik.
Periode resiko paling besar pada janin berkorelasi dengan periode kehamilan ketika terjadi pengembangan utama dan intervesi pucuk tungkai, serat maturasi mata. Janin yang terinfeksi pada minggu ke 6-12 kehamilan tampak mengalami gangguan paling berat pada tugkai, kelainan pada janin pada minggu ke 16-20 kehamilan dapat mencakup mata dan otak, sebagai tambahan, serangan virus pada serabut simpatis medulla servikalis dan lumbosakral dapat mengakibatkan pengaruh  berbeda seperti sindroma Horner dan fungsi sfingter uretra dan ani.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN PADA BAYI NEONATUS
            Rekomendasi untuk globulin imun varisela zoster menggambarkan peningkatan resiko pada bayi yang terpapar. Bayi yang cukup bulan yang dilahirkan oleh ibu yang menderita cacar air kurang dari 1 minggu  sebelum persalinan harus mendapatkan 1 botol VZIG lewat injeksi intramuscular. Setiap bayi premature yang dilahirkan oleh ibu yang menderita cacar air aktif (walaupun muncul lebih lama dari 1 minggu) harus menerima VZIG. Karena angka mortalitas cacar air pada usia tahun pertama lebih tinggi, suspense asiklovir oral dapat diberikan sesegera mungkin saat bayi mulai menderita cacar air. Dosisnya 80 mg/kg/24 jam, diberikan sebanyak 20 mg/kg setiap 6 jam. Jika bayi yang menderita cacar air memiliki tanda-tanda pneumonia, hepatitis, atau ensefalitis, segera rawat inap ke RS dan pengobatan menggunakan asiklovir intravena harus di pertimbangkan.
PROGNOSIS
            Banyak bayi dengan sindroma varisela congenital mengalami defesiensi neurologis berat. Namun kelompok lain, (mungkin mereka terinfeksi pada akhir kehamilan) dapat hanya memilki stigmata tertentu, seperti katarak yang dapat ditangani dengan pembedahan. Bayi kelompok kedua ini berkembang secara normal semasa kanak-kanak. Bayi dengan cacar air neonatus mempunyai prognosis yang sangat baik sepanjang mereka mendapatkan pengobatan dengan asiklovir sesegera mungkin setelah diagnosis ditegakkan (Nelson, 2005).

Konsep varisella



Varisella adalah Infeksi akut primer oleh virus herpes zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
SINONIM
Cacar air, chicken pox.
EPIDEMIOLOGI
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak,tapi dapat juga menyerang orang dewasa.teansmisi penyakit ini secara aerogen, masa penularannya kurang lebih 7 hari dihitung dari timbulnya gejala di kulit.
ETIOLOGI
Virus varisella zoster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster.
GEJALA KLINIS
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis mulai gejala prodormal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berybah menjadi pustule kemudian berubah menjadi krusta.. sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebarannya terutama di daerah badan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lender mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi skunder terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional. Penyakit ini biasanya disertai gatal.
Komplikasi pada anak-anak biasanya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa, berupa ensefalitis, pneumonia, glomerolonefritis, karditis, hepatitis, keratitis,konjungtifitis, otitis, atritis, dan kelainan darah.
Infeksi yang timbul pada trismester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan congenital, sedangkan infeksi yang terjdi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada neonates.
PEMBANTU DIAGNOSIS
Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak..
DIAGNOSIS BANDING
Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, member gambaran monomorf, dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak kaki.
PENGOBATAN
Bersifat simptomatik dengan antipiretik dan analgetik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative. Lokal diberikan bedak yang ditambah anti gatal (mentol, kamfora) untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salap dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat anti virus (lihat pengobatan herpes zoster). V.Z.I.G (vaeisela zoster immuglobuline) dapat mencegah atau meringankan varisela, diberikan intramuscular dalam 4 hari setelah terpajan.
VAKSINASI
Vaksin varisela berasal dari galur yang telah dilemahkan. Angka serokonversi mencapai 97%-99%. Diberikan pada yang berumur 12 bulan atau lebih. Lama proteksi belim diketahui pasti, meskipun demikian vaksinasi ulang dapat diberikan setelah 4-6 tahun.
Pemberiannya secara subkutan, 0,5ml pada yang berusia 12 tahun, begitu juga pada usia di atas 12 tahun., setelah 4-8 minggu di ulangi dengan dosis yang sama.
Bila terpajannya baru kurang dari 3 hari perlindungan vaksin yang diberikan masih terjadi, sedangkan antibody yang cukup sudah timbul antara 3-6 hari setelah vaksinasi (Djuanda, 2006).

VARISELLA



Varisella ialah penyakit akut, menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lender yang disebabkan oleh virus varisela. Varisela disebabkan oleh Herpes virus varisela atau disebut juga virus varisela zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Diduga setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela, kemudian setelah pasien varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu teta[ ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinik) dan kemudian V-Z diaktifasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah pasien varisela, dapat dilihat dengan mikroscop electron dan dapat diisolasi dengan biakan dari fibroblasparu embrio manusia.
Varisela sangat mudah menular, melalui percikan ludah dan kontak. Dapat mengenai semua golongan umur termasuk neonates (varisela kongenita), tetapi yang sering pada masa kanak-kanak. Pasien dapat menularkan penyakit selama 24 jam sebelum kelainan kulit (erupsi) timbul sampai 6-7 hari kemudian. Biasanya seumur hidup varisella hanya di derita 1 kali. Resedif dapat terjadi pada pasien penyakit keganasan dan pada anak dengan pencangkokan ginjal yang sedang diberi pengobatan imonosupresif.
Patologi
Terjadi vesikel di epidermis dengan degenerasi dan badan inklusi did lam nukleu. Terdapat pula infiltrasi sel bulat dikorium dan dilatsi kapiler.

Komplikasi
Pneumonia varisela hnya terdapat 0,8% pada anak, biasanya disebabkan oleh infeksi sekunder dan anak sembuh sempurna. Pneumonia yang disebabkan oleh V-Z jarang didapatkan pada anak dengan system  imunologis normal; pada anak dengan defisiensi imunologi atau orang dewasa tidak jarang ditemukan. Pada keadaan ini kelainan radiologis paru-paru masih didapatkan selama 6-12 minggu da angka kematiannya sebesar 20%. Mungkin  juga terjadi kmplikasi pada susunan saraf seperti ensefalitis, ataksia, nistagmus,tremor,mielitis tranversa, kelumpuhan saraf muka, neomilitis optika atau penyakit devic dengan kebutaan sementar,sindrom hipotalamus yang disertai dengan obesitas dan panas badan berulang-ulang.
Pasien varisela  dengan komplikasi ensefalitis setelah sembuh dapat menggalkan gejala sisa seperti kejang, retardasi mental, dan kelainan tingkah laku. Anak dengan system imunologis yang normal jarang mendapat komplikasi tersebut, sedangkan anak dengan defisiensi imunologis, pasien leukemia dan anak yang sedang mendapatkan pengobatan anti metabolit atau steroid (pasien sindrom nefrotik, demam reumatik) dan orang dewasa sering mendapat komplikasi tersebut. Kadang – kadang varisela pada pasien tersebut dapat menyebabkan kematian.
Gambaran Klinis
Masa tunas  11-12 hari, terbiasanya 13-17 hari. Perjalanan penyakit dibagi menjadi 2 stadium yaitu :
Stadium prodromal : 24 jam sebelum kelainan kulit timbul terdapat gejala panas,perasaan lemah (malaise), anoreksia. Kadang-kadang terdapat kelainan skarlatinaform atau morbiliform.
Stadium erupsi : dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil yang berubah menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempu yai dasar eritematous. Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan ditengah (unumbilicated). Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam. Biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4 hari erupsi tersebar, mula-mula di dada kemudian kemuka,bahu dan anggota gerak.erupsi ini disertai perasaan gatal.
Pada suatu saat terdapat bermacam-macam stadium erupsi, ini merupakan tanda khas penyakit varisela. Vesikel tidak hanya terdapat di kulit, tetapi juga diselaput lender mulut. Jika terdapat infeksi sekunder, maka akan terjadi limfadenopatia umum. Karena kemungkinan mendapat varisela selam masa kanak-kanak sangat besar, maka varsela jarang ditemukan pada wanita hamil (hanya 0,7% tiap 1000 kehamilan). Diperkirakan 17% dari anak yang dilahirkan oleh wanita yang mendapat varisela ketika hamil akan menderita kelainan bawaan berupa bekas luka di kulit (cutaneous scare), berat badan lahir rendah, hipoplasia tungkai,kelumpuhan dan atrofik tungkai, retardasi mental,koreoretinitis,atrofik kortikal,katarak atau kelainan mata lainnya. Angka kematian tinggi, bila seseoran wania hamil mendapat varisela dalam 21 hari sebelum melahirkan, maka 25% dari neunatus yang dilahirkan akan memperlihatkan…….

Pencegahan infeksi virus varisela
Aktif
Dilakukan dengan pemberian vaksin varisela yang live attenuated, dianjurkan agar vaksin varosela ini hanya diberikan pada pasien leukemia, pasien dengan keganasan lainnya dan pasien dengan defisiensi imunologis untuk mencegah  komplikasi dan kematian bila kemudian terinfeksi oleh varisela. Pada anak yang sehat vaksin ini tidak diberikan karena jika terkena perjalanan penyakit ringan. Selain itu semua virus herpes dapat menyebabkan suatu penyakit laten akibat baru akan nyata beberapa dasawarsa setelah vaksin diberikan.
Pasif
Dilakukan dengan memberikan zoster imum globulin (ZIG) dan zoster imun plasma (ZIP). ZIG adalah globulin-gama dengan titer antibodi yang tinggi, yang didapatkan dari pasien yang telah sembuh dari infeksi herpes zoster, pemberian ZIG sebanyak 5ml dalam 72 jam setelah kontak dengan pasien varisela dapat mencegah penyakit ini pada anak sehat. Tetapi pada anak defisiensi imunologis,leukemia atau penyakit keganasan lainnya, pemberian ZIG tidak menyebabkan pencegahan yang sempurna; lagi pula diperlukan ZIG dengan titer yang tinggi dan dalam jumlah yang lebih besar.
            ZIP adalah plasma yang berasal dari pasien yang baru sembuh dari herpes zoster dan diberikan secara intravena sebanyak 3-14,3 ml/kgBB. Pemberian ZIP dalam 1-7 hari setelah kontak dengan pasien varisela pada anak dengan defisiensi imunologis,leukemia atau penyakit keganasan lainya mengakibatkan menurunnya insidens varisela dan dapat mengubah perjalanan penyakit varisela menjadi ringan serta dapat mencegah varisela untuk kedua kalinya.
            Pemberian globulin gama akan menyebabkan perjalanan penyakit varisela menjadi ringan tetapi tidak dapat mencegah timbulnya varisela Gama-globulin dianjurkan diberikan pada bayi yang baru dilahirkan dalam waktu 4 hari setelah terlihat ibunya mempunyai tanda-tanda varisela dari dapat dilaksanakan pada jam pertama kehidupan bayi tersebut.
Gejala  varisela kongenital pada umur 5-10 hari. Dalam hal ini perjalanan penyakit varisela sering berat dab menyebabkan kematian sebesar 25-30%. Diduga ada hubungannya dengan kurun waktu fetus kontak dengan varisela dan dilahrkan antibodi itu melalui plaseta fetus.
            Seorang neonates jarang mendapat varisela di bangsal perinatologi dari perawat atau petugas bangsal lainnya. Jika terjadi, perjalanan penyakitnya lebih ringan dan gejalanya seperti pada anak yang lebih besar. Pernah terdapat anak dilahirkan oleh ibi yang menderita varisela ketika mengandung kemudian sebelum berusia 2 tahun menderita herpes zoster. Herpes zoster biasanya jarang terdapat pada anak dibawah umur 10 tahun, hanya sebanyak 0,7% tiap tahun.
Penatalaksanaan Medik
Pengobatan Simtomatik ; lokal bedak salisilat 1% dan mencegah infeksi sekunder (dengan menggunting kuku anak agar pendek, mengganti pakaian dan linen sesering mungkin). Serum imunologlobulin gama tidak dianjurkan kecuali pada pasien leukemia, penyakit keganasan lain dan bila terdapat defisiensi imunologis. Vidarabine atau adenine arabinosidein vitro mempunyai sifat antivirus terdapat virus V-V Vidarabine dapat digunakan dengan hasil yang baik pada pasien pneumonia varisela. Dosis yang dianjurkan ialah 15 mg/kg BB/ hari tidak toksik terhadap sumsum tulang dan tidak menekan respons imun. Jika terdapat infeksi sekunder diberikan antibodi.