Monday 8 April 2013

VIRUS VARISELLA ZOSTER



Virus varisela zoster merupakan salah satu dari 7 herpes manusia. Infeksi primer menimbulkan cacar air, kemudian virus menetap dalam bentuk laten di ganglia radiks dorsalis. Pada reaktivasi, virus menyebabkan penyakit ruam syaraf atau shingles (herpes zoster). Cacar air saat hamil dapat menyebabkan sindroma intauterin tersendiri dan penyakit neonatus yang serius.
EPIDEMIOLOGI INFEKSI JANIN
Sekitar 3 juta kasus cacar air terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Meskipun kebanyakan anak ketularan infeksi ini, sebagian kecil yang tidak terkena penyakit akan tetap rentan seperti orang dewasa. Bila wanita hamil ketularan cacar air, mereka jugan dapat menginfeksi janin selama fase viremia. Resiko yang pasti terhadap janin sulit ditetapkan, tapi tampaknya sekitar 25%. Namun, tidak setiap janin terinfeksi mengalami varisela kongenita. Di dasarkan pada studi di Jerman terhadap wanita hamil yang menderita cacar air, hanya sekitar 3 dari 100 bayi yang dilahirkan oleh mereka memilki stigmata infeksi congenital. Resiko meluas ke setengah kehamilan pertama.
MANIFESTASI KLINIS FETOPATI
Pada stigmata sindroma varisela congenital sekuele pertama melibatkan kulit, tungkai, mata dan otak. Lesi kulit khas disebut parut, zig zag scarring, seringkali menyebar menurut dermatomnya. Tanda khas lain sindroma ini adalah adanya satu atau lebih pemendekan atau malformasi tungkai. Seringkali tunkai atrofi tertutup oleh katrik. Badan sisanya mungkin secara keseluruhan tampak normal. Atau tidak dijumpai kelainan kulit atau tungkai, namun bayi dapat menunjukkan katarak atau bahkan aplasia luas seluruh otak. Kadang-kadang terdapat kalsifikasi nyata dalam kepala yang mikrosefali.
PATOGENESIS FETOPATI
Kebanyakan stigmata dapat dikaitkan dengan jelas akibat virus pada system syaraf. ,anifestasi tungkai dan mata tampak disebabkan oleh denervasi akibat daru invasi VVZ pada syaraf janin, seperti medulla servikal atau lumbosakral atau tungkai optic. Namun, tidak ada penjelasan yang nyata mengapa daerah tubun tertentu secara istimewa terinfeksi selama terinfeksi VVZ janin; virus mungkin memilih beberapa jaringan yang berada pada tahap pengembangan cepat misalnya: pucuk-pucuk tungkai. Pemeriksaan histologist otak janin yang terinfeksi menunjukkan adanya lesi serebral nekrosis yang melibatkan leptomenings, korteks, dan substansia alba yang berdekatan. Perubahan patologis juga diamati pada medulla spinalis, dan perubahan ini meliputi kornu posterior serta koruma lateralis yang menciut dan gliotik. Parut sikratik khas dapat menggambarkan sisa infeksi VVZ kulit pada syaraf sensorik.
Periode resiko paling besar pada janin berkorelasi dengan periode kehamilan ketika terjadi pengembangan utama dan intervesi pucuk tungkai, serat maturasi mata. Janin yang terinfeksi pada minggu ke 6-12 kehamilan tampak mengalami gangguan paling berat pada tugkai, kelainan pada janin pada minggu ke 16-20 kehamilan dapat mencakup mata dan otak, sebagai tambahan, serangan virus pada serabut simpatis medulla servikalis dan lumbosakral dapat mengakibatkan pengaruh  berbeda seperti sindroma Horner dan fungsi sfingter uretra dan ani.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN PADA BAYI NEONATUS
            Rekomendasi untuk globulin imun varisela zoster menggambarkan peningkatan resiko pada bayi yang terpapar. Bayi yang cukup bulan yang dilahirkan oleh ibu yang menderita cacar air kurang dari 1 minggu  sebelum persalinan harus mendapatkan 1 botol VZIG lewat injeksi intramuscular. Setiap bayi premature yang dilahirkan oleh ibu yang menderita cacar air aktif (walaupun muncul lebih lama dari 1 minggu) harus menerima VZIG. Karena angka mortalitas cacar air pada usia tahun pertama lebih tinggi, suspense asiklovir oral dapat diberikan sesegera mungkin saat bayi mulai menderita cacar air. Dosisnya 80 mg/kg/24 jam, diberikan sebanyak 20 mg/kg setiap 6 jam. Jika bayi yang menderita cacar air memiliki tanda-tanda pneumonia, hepatitis, atau ensefalitis, segera rawat inap ke RS dan pengobatan menggunakan asiklovir intravena harus di pertimbangkan.
PROGNOSIS
            Banyak bayi dengan sindroma varisela congenital mengalami defesiensi neurologis berat. Namun kelompok lain, (mungkin mereka terinfeksi pada akhir kehamilan) dapat hanya memilki stigmata tertentu, seperti katarak yang dapat ditangani dengan pembedahan. Bayi kelompok kedua ini berkembang secara normal semasa kanak-kanak. Bayi dengan cacar air neonatus mempunyai prognosis yang sangat baik sepanjang mereka mendapatkan pengobatan dengan asiklovir sesegera mungkin setelah diagnosis ditegakkan (Nelson, 2005).

0 komentar:

Post a Comment