This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday 31 August 2013

Konsep Dasar Manajemen Kebidanan



Manajemen kebidanan proses pemecahan yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil keputusan yang berfokus kepada klain 
1.         Defenisi Manajemen Kebidanan
Adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis melalui  pengkajian analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2.         Defenisi Kebidanan
Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan, ilmu kedokteran, ilmu keperawatan untuk dapat memberi pelayanan kepada ibu pada masa pra konsepsi, hamil bersalin post partum dan bayi baru lahir.
3.      Defenisi Bidan
International Confederation of Midwife (ICM), Federation of International Gynecologists and Obstetrician (FIGO), World Health Organization (WHO) menyempurnakan pengertian bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negara itu. Dia harus mampu memberikan pelayanan kebidanan pada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa persalinan (Post Partum Period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medis lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal dan persiapan untuk menjadi orang tua dan meluas ke daerah tertentu dari genekologi keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.
4.         Definisi  Asuhan Kebidanan
Penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas bayi setelah lahir serta keluarga berencana.).
5.   Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Langkah-langkah Manajemen Kebidanan.
a.       Langkah I (Pengumpulan Data Dasar)
Pengumpulan data dasar dilakukan untuk mengevaluasi keadaan pasien termasuk didalamnya, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, catatan rumah sakit sebelum atau baru, data laboratorium.
b.      Langkah II (Interprestasi Data Dasar)
Identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klain berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi dibutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. 
c.       Langkah III (Antisipasi Masalah atau Diagnosa Potensial)
Setelah didapatkan masalah atau diagnosa, maka masalah tersebut dirumuskan mencakup masalah potensial yang berkaitan dengan diagnosa kebidanan adalah merupakan masalah yang mungkin timbul apabila tidak segera ditanggulangi maka dapat mempegaruhi keselamatan hidup pasien/klien. Oleh sebab itu masalah potensial haruslah segera diatasi, dicegah dan diawasi serta segera dipersiapkan untuk mengatasinya.
d.      Langkah IV (Tindakan segera atau Kolaborasi)
Beberapa hal yang mencerminkan kesinambungan dan kegiatan yang dilakukan dari mulai ANC sampai persalinan. Dalam langkah tersebut mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kolaborasi ataupun rujukan. Bisa jadi dalam kegiatan ini dapat mengumpulkan data baru yang kemudian dievaluasi bila menunjukan klien gawat dapat direncanakan tindakan segera baik mandiri maupun kolaborasi.
e.       Langkah V (Rencana Manajemen)
Perencanaan asuhan kebidanan merupakan lanjutan dan masalah atau diagnosa yang telah ada. Di dalam langkah ini bidan dapat mencari informasi yang lengkap dan memberi informasi tambahan. Perencanaan asuhan yang mencakup kegiatan bimbingan, penyuluhan dan rujukan pada klien.
f.       Langkah VI (Pelaksanaan)
Dalam langkah pelaksanaan ini, bidan dapat melakukan secara mandiri kolaborasi maupun rujukan, namun bidan tetap bertanggung jawab untuk terus mengarahkan pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan.
g.      Langkah VII  (Evaluasi)
Menjelaskan tentang penilaian atau evaluasi terhadap asuhan yang telah dilaksanakan apakah efektif atau tidak, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan apakah perlu mengulang kembali rencana asuhan pemeriksaan fisik seterusnya (Varney, 1997)
6. Pendokumentasian metode SOAP
a.       Pengertian SOAP
SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap dan bermamfaat bagi bidan atau pemberian asuhan yang lain maulai dari data subjektif, objektif, assesment atau planning.
b.       Tujuan catatan SOAP
c.       Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan.
d.      Memungkinkan berbagai informasi antara pemberian asuhan
e.       Menfasilitasi asuhan yang berkesinambungan
f.       Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan
g.      Memberikan data untuk catatan nasional, riset dan statistic, mortalitas dan morbilitas.
h.      Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu tinggi kepada pasien.
i.        Mamfaat catatan SOAP
j.        Pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisir pertemuan data kesimpulan bidan menjadi rencana asuhan.
k.      Metode ini merupakan penyaringan intisari dari proses pelaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan.
l.        SOAP merupakan urutan-urutan dalam mengorganisir pikiran bidan dan pemberian asuhan yang menyeluruh.
Tahab-tahab manajemen SOAP
(S)  Subjektif     : Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan oleh klien.
(O)  Objektif     : Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan saat melakukan pemeriksaan dari hasil laboratorium.
(A)  Assesment   : Kesimpulan yang dibuat untuk mengambil suatu diagnosa berdasarkan data subjektif dan data objektif.
(P) Planning      :         Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan.

Manajeman kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Pnemonia Kongenital di Ruang Perinatologi BPK Rumah Sakit Umum



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Upaya kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Rawannya masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia, tidak lepas dari belum meratanya jangkauan pelayanan antenatal, khususnya pelayanan KIA/KB serta rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan persalinan oleh tenaga kesehatan, sebagian ditolong oleh dukun bayi. Keterbatasan jangkauan pelayanan ini antara lain disebabkan oleh kondisi geografis, penyebaran penduduk dan keterbatasan fasilitas pelayanan dan tenaga KIA baik kualitatif maupun kuantitatif, serta faktor lain yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi, budaya dan tingkat pendidikan masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehat. melalui program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tercapainya kemampuan hidup sehat serta derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat diukur melalui penurunan angka kesakitan dan angka kematian, peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, pencapaian sasaran imunisasi, penyediaan obat – obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat
WHO memperkirakan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa/tahun. Kematian bayi tersebut terjadi terutama di Negara berkembang sebesar 99 %. Kendatipun jumlah sangat besar, yang menarik perhatian karena kejadian tersebar  (Sporadis), berbeda dengan kematian yang terjadi akibat banjir, tanah longsor, bencana alam lainnya atau korban kecelakaan. Sebenarnya kematian bayi mempunyai  peluang yang sangat besar untuk dihindar dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan swasta serta badan pemerintah lainnya.
WHO memperkirakan kejadian (insiden) Pnemonia di Negara berkembang dengan angka kematian bayi diatas 40 per 1.000 kelahiran hidup adalah 15 % - 20% per tahun.  sedangkan di Indonesia di perkirangan 10 % - 20 % kejadian (insiden) Pnemonia pada bayi baru lahir.
Sebahagian besar persalinan  (85%-90%) adalah normal, tetapi gangguan dalam kehamilan dan proses persalinan dapat memengaruhi kesehatan bayi-bayi baru lahir. sebahagian besar kasakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfeksia (termasuk Pnemonia), hipotermia atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfeksia/Pnemonia segera dikenali dan ditatalaksanakan secara adekuat, dilanjutkan  pula dengan pencegahan hipotermia dan infeksi
            Pnemonia konginital harus dicurigai kalau ketuban pecah lama, air ketuban keruh serta berbau dan terdapat kesulitan pernafasan pada saat-saat neonatal itu lahir, penanganan yang baik dengan melaksanakan resusitasi yang baik segera setelah neonatus lahir.
Menurut data Dinas Kesehatan  Kabupaten Angka kematian Bayi dari bulan Januari sampai Desember 2012 adalah 63 Bayi mati dari 7955 Kelahiran hidup, Kematian perinatal 43 bayi, kematian perinatal yang disebabkan oleh Pnemonia adalah 16 bayi (13,9%). Data Spesifik tentang Pnemonia Kongenital tidak didapat karena klasifikasi Pnemonia Yang digunakan oleh Depertemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Pnemonia Berat dan Pnemonia (Data Dinas Kesehatan Kabupaten).
Menurut data rekam medik  Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dari 1702 Kelahiran hidup, terdapat 43 bayi baru lahir dengan Pnemonia Kongenital pada tahun 2008 (Data BPK RSU).

Deteksi Dini Keganasan Payudara



a.       Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan setelah menstruasi, yaitu hari ke 7-10 dari hari menstruasi pertama karena saat ini pengaruh hormon estrogen-progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak oedema/tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan.
American Cancer Society dalam proyek Breast Cancer Screening menganjurkan untuk melakukan SADARI :
- Wanita > 20 tahun, melakukan SADARI tiap bulan.
- Wanita 20-40 tahun, tiap 3 tahun memeriksakan diri ke dokter.
- Wanita lebih dari 40 tahun, tiap 1 tahun.
- Wanita 35-40 tahun, dilakukan base line mammografi.
- Wanita < 50 tahun, konsul ke dokter untuk kepentingan mammografi.
- Wanita > 50 tahun, tiap tahun mammografi kalau bisa.
Wanita dengan riwayat keluarga (+) memerlukan pemeriksaan fisik oleh dokter lebih sering dan pemeriksaan mammografi rutin/periodik sebelum umur 50 tahun.
b.      Teknik SADARI
1.    Berdiri di depan cermin dengan badan bagian atas terbuka (dada terbuka).
2.    Lengan ke bawah : Bandingkan payudara kanan dan kiri, besarnya dan simetrinya.
3.    Puting susu : Dilihat sama besar/tinggi/bentuknya atau tidak.
4.    Lengan di atas kepala : Seperti tangan di bawah. Kadang- kadang dalam gerakan lengan ke atas dapat dilihat bayangan tumor di bawah kulit ikut bergerak.
5.    Berbaring. Sebaiknya bagian payudara yang diperiksa misalnya kanan, bahu kanan diganjal sedikit dengan bantal agar semua payudara jatuh rata di atas lapangan dada. Demikian juga untuk yang sebelahnya.
6.    Dengan jari-jari II-IV bagian tengah dan kaudal dilakukan perabaan seluruh payudara secara sistematis, dari atas ke bawah dari pusat (papila) ke tepi. Jika meraba adanya tumor atau kelainan, secepatnya berkonsultasi ke dokter.
7.    Untuk wanita di atas 40 tahun dianjurkan untuk tidak lupa memeriksakan ini tiap bulan.

c.       Mammografi
Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglandular yang relatif lebih sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat memperlihatkan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (stellata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikrokalsifikasi, adanya spikulae, dan distorsi pada struktur arsitektur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan areola, adanya bridge of tomor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang Mammae, dan gambaran metastasis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas).