This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday 4 August 2013

Prosedur amniotomi



Berikut cara-cara melakukan amniotomi yaitu :
a.          bahas tindakan dan prosedur bersama keluarga
b.          Dengar DJJ dan catat pada Partograf
c.          Bidan cuci tangan
d.         Gunakan handscoen DTT
e.         Diantara kontraksi, lakukan Pemeriksaan Dalam (PD), Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan di masukkan kedalam jalan lahir sampai sedalam kanalis servikalis, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba adanya tali pusat atau bagian2 kecil lainnya (bila tali pusat dan bagian-bagian yang kecil dari bayi teraba, jangan pecahkan selaput ketuban dan rujuk segera).
f.         Pegang 1/2 klem kocher/kelly memakai tangan yang lain, dan memasukkan ke dalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga menyentuh selaput ketuban dengan hati2. Setelah kedua jari berada dalam kanalis servikalis, maka posisi jari diubah sedemikian rupa, sehingga telapak tangan menghadap kearah atas.
g.        Saat kekuatan his sedang berkurang Tangan kiri kemudian memasukan pengait khusus kedalam jalan lahir dengan tuntunan kedua jari yang telah ada didalam. Tangan yang diluar kemudian memanipulasi pengait khusus tersebut untuk dapat menusuk dan merobek selaput ketuban 1-2 cm hingga pecah. (dengan menggunakan separuh klem Kocher (ujung bergigi tajam, steril, diasukkan ke kanalis servikalis dengan perlindungan jari tangan.)
h.        Biarkan cairan ketuban membasahi jari tangan yang digunakan untuk pemeriksaan.
i.          Tarik keluar dengan tangan kiri 1/2 klem kocher/kelly dan rendam dalam larutan klorin 0,5%. tetap pertahankan jari2 tangan kanan anda di dalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali pusat, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat, keluarkan jari tangan kanan dari vagina secara perlahan.
j.          Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium atau darah keluarnya mekonium atau air ketuban yang bercampur mekonium per vaginam pada presentasi kepala merupakan gejala gawat janin (fetal distress). diduga ini sebagai hasil relaksasi spingter real dan peristaltik yang bertambah sebagai akibat anoxis. faktor2 etiologisnya meliputi lilitan tali pusat, partus lama, toxemia gravidarum. pada sebagian kasus tidak diketahui penyababnya insidensi keluarnya mekonium adalah sekitar 5%. kalau ini merupakan sat2nya gejala maka kejadian lahir mati (stillbirth) adalah jarang, tetapi jumlah bayi yang memerlukan resusitasi lebih banyak daripada insidensinya secara keseluruhan. Apabila terjadi pengeluaran mekonium maka DJJ harus diamati dengan ketat. kalau ada perubahan yang berarti dalam irama dan frekuensinya maka mungkin diperlukan persalinan segera untuk menyelamatkan bayinya. meskipun demikian pengeluaran mekonium sendiri bukan merupakan indikasi untuk penyelesaian persalinan secara operatif.
k.        Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tanagn kedalam larutan klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tanagan dalam kondisi terbalik dan biarkan terendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
l.           Cuci kedua tangan.
m.       Periksa kembali Denyut Jantung Janin.
n.         Catat pada partograf waktu dilakukan pemecahan selaput ketuban, warna air ketuban dan DJJ

Konsep Amniotomi



1.      Pengertian Amniotomi
Amniotomi merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada saat pembukaan sudah lengkap. Amniotomi artifisialisis dilakukan dengan cara memecahkan ketuban baik di bagian bawah depan (fore water) maupun dibagian belakang  (hind water) dengan suatu alat khusus (drewsmith catheter). Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti bagaimana pengaruh amniotomi dalam merangsang timbulnya kontraksi rahim..
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di dalam rongga amnion. Tindakan ini umumnya dilakukan pada saat pembukaan lengkap atau hampir lengkap agar penyelesaian proses persalinan berlangsung sebagaimana mestinya. Pada kondisi selektif, amniotomi dilakukan pada fase aktif awal, sebagai upaya akselerasi persalinan. Pada kondisi demikian, penilaian serviks, penurunan bagian terbawah dan luas panggul, menjadi sangat menentukan keberhasilan proses akselerasi persalinan. Penilaian yang salah, dapat menyebabkan cairan amniotomi sangat berkurang sehingga menimbulkan distosia dan meningkatkan morbiditas/ mortalitas ibu dan bayi yang dikandungnya
2.      Indikasi amniotomi
Amniotomi dilakukan jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka sepenuhnya. Perlu di perhatikan Indikasi amniotomi pada plasenta previa: Plasenta previa lateralis/marginalis/letak rendah, bila tidak ada pembukaan.  Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis/ marginalis dengan pembukaan > 4 cm. Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang sudah meninggal
3.    Jenis-jenis amniotomi
a.    Amniotomi untuk augmentasi.
Amniotomi sering dilakukan apabila persalinan spontan yang berlangsung terlalu lambat. Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari uji coba klinis pada persalinan spontan dan dari induksi persalinan, besar kemungkinan bahwa amniotomi akan meningkatkan kemajuan persalinan yang disfungsional.
b.     Amniotomi untuk induksi.
Dilakukan untuk menstimulasi mulainya proses persalinan. Bisa berupa amniotomi saja atau dikombinasikan dengan induksi yang lain seperti oksitos
4.    Penatalaksanaan amniotomi
1. Persiapan
a.    Persiapan ibu dan keluarga
b.    Memastikan kebersihan ibu, sesuai prinsip Pencegahan Infeksi (PI)
1)  Perawatan sayang ibu
2)  Pengosongan kandung kemih/2 jam
3)  Pemberian dorongan psikologis
c.       Persiapan penolong persalinan
1)   Perlengkapan pakaian
2)   Mencuci tangan (sekitar 15 detik)
d.   Persiapan peralatan
Ruangan,  Penerangan, Tempat tidur, Handscoen, Klem setengah kocher, Bengkok, Larutan klorin 0.5%, Pengalas, Bak instrument

Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Amniotomi Di Wilayah Kerja Puskesmas



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan Indonesia sehat 2010 adalah  meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya Kesehatan Masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat  bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan  dengan berperilaku hidup yang sehat. memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan, yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia 
World Health Organization (WHO) tahun 2010 menyatakan bahwa persalinan dengan amniotomi adalah sekitar 10-15 % dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi amniotomi sekitar 5 %
Di samping itu sumber lain mengatakan bahwa amniotomi berhubungan dengan peningkatan 2 kali lipat resiko mortalitas ibu dibandingkan pada persalinan Vaginal. Kematian ibu akibat amniotomi itu sendiri menunjukkan angka 1 per 1.000 persalinan. Menurut Bensons dan Pernolls, angka kematian pada amniotomi adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar di banding persalinan pervagina. Malahan untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervaginaan (2007). Komplikasi tindakan amniotomi sekitar 10 % dari seluruh angka kematian ibu
Kualitas penduduk Indonesia 2011 tercatat Angka Kematian Ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000 kelahiran hidup .Target nasional, pada 2015 AKI akan turun dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup begitu juga dengan angka kematian bayi turun menjadi 23/1.000 kelahiran hidup. Menurut Alit Wardana (2002), penyebab terpenting kematian maternal indonesia adalah perdarahan 40-60 %, infeksi 20-30 %, dan keracunan kehamilan 20-30 %, sisanya sekitar 5 % disebabkan karena penyakit lain yang memperburuk saat kehamilan dan persalinan
Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan (40-60%), infeksi (20-30%) dan keracunan kehamilan (20-30%), sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya.
Salah satu indikator yang hendak dicapai pada tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian ibu dari 228/100.000 kelahiran hidup tahun 2008 menjadi 118/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014, menurunkan angka kematian bayi dari 34/1000 kelahiran hidup tahun 2008 menjadi 24/1000 kelahiran hidup tahun 2014
     Amniotomi/pemecahan selaput ketuban dilakukan bila selaput ketuban masih utuh, ada dorongan yang besar. Manfaat yang diperkirakan adalah persalinan bertambah cepat, deteksi dini kasus pencemaran mekonium pada cairan amnion, dan kesempatan untuk memasang elektroda ke janin serta memasukkan pressure catheter ke dalam rongga uterus. Jika amniotomi dilakukan. Yang penting kepala janin harus tetap berada di serviks dan tidak dikeluarkan dari panggul selama prosedur; karena tindakan seperti itu akan menyebabkan prolaps tali pusat. Selama selaput ketuban masih utuh, janin akan terhindar dari infeksi dan asfiksia. Cairan amniotic berfungsi sebagai perisai yang melindungi janin dari tekanan penuh dikarenakan kontraksi. Oleh karena itu perlu dihindarkan amniotomi dini pada kala I.